Sinopsis 'Marlina si Pembunuh', Film Terbaik FFI 2018

Film Marlina diajukan untuk mewakili Indonesia dalam Academy Award 2019. Berikut ini sinopsisnya.
Marsha Timothy (kanan) berpose bersama sutradara Mouly Surya (kiri) di depan poster promosi film "Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak". (Foto: Instagram/Marsha Timothy)

Jakarta, (Tagar 10/12/2018) - "Awalnya Marlina hidup tenang di Sumba, sampai pada suatu hari seorang pria bernama Markus dan gengnya mencoba merampok rumahnya. Marlina membunuh Markus dan sejak saat itu, hidup Marlina tidak lagi sama."

Kutipan tersebut adalah premis dari film thriller berjudul Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Film produksi lokal yang kemudian sukses di berbagai gelaran festival film internasional, di antaranya Festival Film Toronto dan Festival Film Selandia Baru.

Marsha Timothy yang didaulat menjadi pemeran utama Marlina, dinobatkan sebagai Best Actress dalam Sitges International Fantastic Film Festival 2017, di Catalonia, Spanyol, 5-15 Oktober 2017. Marsya mengalahkan aktris internasional seperti Masami Nagasawa, Monika Balsai, dan bahkan Nicole Kidman.

Kesuksesan film yang mendapat rating 7,1 bintang di situs ImdB ini dimulai saat karya arahan sutradara Mouly Surya tersebut, dipilih untuk diputar pada Festival Film Cannes 2017 yang berlangsung pada tanggal 24 Mei 2017. 

Dalam gelaran bergengsi tersebut, Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak menjadi satu-satunya film panjang (durasi 1 jam 33 menit) dari Asia Tenggara yang terpilih. Setelah itu, film Marlina memiliki kesempatan diputar di banyak titik. Antara lain Paris, Jenewa, Marseile, Brussel, Roma dan Milan.

Film bercerita tentang kehidupan seorang Janda asal Sumba bernama Marlina (Marsha Timothy). Marlina membunuh seorang pemimpin dari kawanan rampok yang tiba-tiba datang menyatroni rumahnya. Markus (Egy Fredly), si bos rampok, meregang nyawa setelah Marlina menggorok kepalanya. 

Marlina yang kemudian menenteng kepala Markus menuju kantor polisi, menemukan banyak sekali kejadian sepanjang perjalanan yang membuat Marlina harus berkuda demi melanjutkan perjalanan, sampai ketidakmampuan aparat menyelesaikan kasusnya.

Setting pengambilan gambar yang menakjubkan, dialog yang kadang diselingi dark joke, cengkok dan logat khas sumba yang dimainkan para pemain, menjadikan Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak ini sebagai konten hiburan yang amat segar.

Prestasi film ini tidak hanya diakui kancah internasional. Di dalam negeri sendiri, Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak mendominasi perolehan penghargaan dalam gelaran paling bergengsi dunia perfilman lokal, Festival Film Indonesia (FFI) 2018. 

Film Marlina meraih 10 penghargaan Festival Film Indonesia 2018 dengan raihan kategori Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Wanita Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Penyunting Gambar Terbaik, Penata Suara Terbaik, Penata Musik Terbaik, dan Pemeran Pendukung Wanita Terbaik.

Tidak cukup sampai di situ, film Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak ini juga terpilih sebagai film yang mewakili Indonesia untuk mengikuti seleksi nominasi dalam ajang perfilman paling bergengsi di dunia, Academy Award 2019 pada kategori Best Foreign Language Film. Marlina diajukan oleh Komite Seleksi Oscar 2019 untuk Indonesia dari Pesatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) pimpinan aktris legendaris Christine Hakim. []

Berita terkait
Joker Bakal Jadi Film Rating R Terlaris Sepanjang Masa
Film drama psikologi Joker, saat ini tengah mengejar posisi pertama sebagai film dengan rating R terlaris sepanjang masa.
Danilla Riyadi Akting Menangis di Film Pretty Boys
Penyanyi pop indie Danilla Riyadi mampu berakting menangis dan bermimik serius saat menampar Desta dlaam film Pretty Boys besutan sutradara Tompi.
Jason Ranti, Kunci Musikal Film 'Koboy Kampus'
Jason Ranti menjadi kunci musikal dalam film berjudul Koboy Kampus (Understanding The Panas Dalam).
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.