New York – Kepala Satuan Tugas Untuk Mengatasi Kejahatan Bermotif Kebencian terhadap Warga Asia di Kepolisian New York, Amerika Serikat (AS), Tommy Ng, hari Jumat, 2 April 2021, mengatakan 'riwayat sakit jiwa' (pernah mengalami gangguan kejiwaan) merupakan faktor yang umum di kalangan tersangka yang ditangkap dalam berbagai serangan terhadap warga Asia di kota itu yang menarik perhatian banyak kalangan.
Inspektur Tommy Ng ditugaskan memimpin satuan tugas ini pekan lalu pasca serangan terhadap seorang perempuan Asia berusia 65 tahun Senin, 29 Maret 2021, lalu. Serangan itu terekam kamera keamanan –yang kemudian viral di media sosial– menunjukkan tersangka pelaku memukul perempuan itu dan menginjak-injaknya.
Sebelumnya pekan lalu sebuah serangan, yang juga terekam video, menunjukkan bagaimana seorang laki-laki muda Asia dipukul dan dicekik hingga tidak sadarkan diri di dalam kereta api bawah tanah New York.
Dalam wawancara dengan Kantor Berita Associated Press (AP), Tommy Ng mengatakan komunitas Amerika keturunan Asia cenderung tidak melaporkan kejahatan-kejahatan seperti ini. Ia mengatakan ia yakin dengan meningkatnya kesadaran tentang serangan-serangan ini akan memberanikan orang untuk melapor.
Ia juga mengatakan hambatan bahasa selalu menjadi persoalan ketika melaporkan kejahatan. Itulah sebabnya timnya memiliki detektif yang dapat berbicara dalam beragam bahasa.
Serangan-serangan di New York ini merupakan bagian dari meningkatnya kejahatan bermotif kebencian terhadap warga Asia di seluruh Amerika, yang telah memicu perhatian dan kecaman luas dari selebriti hingga Presiden AS, Joe Biden. Peningkatan aksi kekerasan ini dikaitkan dengan pengkambinghitaman terhadap warga Asia sebagai penyebab pandemi virus corona.
Kepolisian New York mengatakan telah meningkatkan patroli di pemukiman-pemukiman Asia, termasuk menggunakan petugas yang menyamar untuk mencegah dan mengatasi serangan-serangan tersebut.
Tapi, Wakil Direktur Asian-American Federation, Joo Han, mengatakan kepada AP bahwa banyak orang dalam komunitas Asia yang tidak percaya pada aparat penegak hukum. Ia memelopori upaya untuk melatih tim sukarelawan “duta keamanan” untuk menurunkan ketegangan rasial yang sedang terjadi.
Beberapa kantor berita melaporkan hingga saat ini ada 35 kejahatan bermotif kebencian di New York di mana korbannya adalah warga Asia, dibandingkan 11 kejadian pada periode yang sama tahun lalu (em/pp)/voaindonesia.com. []