Surabaya - Kepolisian Resort Kota Besar Surabaya merilis kasus fetish kain jarik yang dilakukan oleh mantan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya berinisial GAN. Dalam kasus fetish tersebut, terungkap motif dan jumlah korban.
Kepala Kepolisian Resort Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Jhonny Edison Isir mengatakan setidaknya ada 25 korban kasus fetish kain jarik yang dilakukan GAN. Ia mengatakan GAN sudah melakukan fetish sejak tahun 2015 lalu.
Maaf, demi rasangan seksual. Rasangan seksualnya muncul seiap melihat orang terbungkus kain seperti seorang jenazah.
"Kita masih dalami, karena sampai saat ini korbannya ada 25 orang. Dia melakukan fetish secara visual dan berhadapan langsung dengan korbannya sejak lima tahun lalu," ujarnya saat jumpa pers di Mapolrestabes Surabaya, Sabtu, 8 Agustus 2020.
Jhonny mengungkapkan motif GAN melakukan tindak fetish demi rangsangan seksual. GAN mengaku terangsang jika melihat seseorang dibungkus dengan kain jarik atau dibuat seperti jenazah.
Baca juga:
- Polisi Akhirnya Tangkap Pelaku Fetish Kain Jarik
- Alasan Polda Jawa Timur Belum Tangkap Pelaku Fetish
- Polrestabes Surabaya Terima 3 Laporan Korban Fetish
"Maaf, demi rasangan seksual. Rasangan seksualnya muncul seiap melihat orang terbungkus kain seperti seorang jenazah," kata dia.
Jhonny juga mengungkapkan untuk melancarkan aksi fetish-nya, GAN terkadang melakukan ancaman kekerasan atau menakut-nakuti kepada korbannya. Jika korban tidak menuruti keinginan GAN, maka dia mengancam untuk bunuh diri.
"Dia mengancam akan bunuh diri dan juga menyakiti dirinya sendiri," ujarnya.
Meski demikian, dalam kasus fetish kain jarik polisi tidak mengenakan pasal pelecehan seksual. Jhonny mengatakan GAN untuk sementara dikenakan pasal 29 juncto 45b Undang Undang nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) .
"Kasus ini kami masih kenakan UU ITE. Sementara untuk kekerasan seksual masih di dalami dengan ancaman penjara 6 tahun," ucap dia.
Sementara saat jumpa pers, tersangka fetish, GAN hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan para wartawan. []