'Monyet' Sebagai Umpatan Tidak Otomatis Terkait Ras

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar umpatan misalnya monyet karena marah, jengkel, kecewa yang sama sekali tak terkait dengan ras.
Massa membakar ban saat kerusuhan di pintu masuk Jl. Trikora Wosi Manokwari, Senin (19/8/2019). Aksi ini merupakan buntut dari kemarahan mereka atas peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang. (Foto: Antara/Toyiban)

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar umpatan karena marah, jengkel atau kecewa yang sama sekali tidak terkait dengan ras (suatu kalangan dengan ciri-ciri fisik) dengan menyebut nama binatang atau bagian badan. Umpatan dengan menyebutkan nama binatang sama sekali tidak otomatis terkait dengan rasial (prasangka buruk terhadap kalangan berdasarkan ciri-ciri fisik).

“Anjing lo.” “Monyet lo.” “Dasar kadal.” “Dengkulmu.” “Kepalamu.”, dan beberapa umpatan lain yang kadang-kadang justru dilontarkan oleh seorang teman karena kesal atau jengkel. Seorang teman, misalnya, diumpat habis-habisan oleh temannya karena teman tadi meninggalkan temannya di parkiran sepeda motor di sebuah mal di Jakarta. “Anjing lo, ya, ninggalan gue.” Teman tadi mengaku dia pikir temannya sudah duduk di boncengan.

Umpatan tidak sama dengan cacian, cemooh atau ejekan karena tidak menyebut langsung ciri-ciri fisik. Cacian, cemooh atau ejekan biasanya menyasar ciri-ciri fisik sehingga menimbulkan kebencian.

Umpatan tidak pula sama dengan ujaran kebencian (hate speech) karena bukan provokasi atau hasutan tapi hanya sebatas ekspresi kejengkelan yang terjadi spontan. Sedangkan ujaran kebencian dirancang untuk menghasut dengan menyasar ras, etnis, ciri-ciri fisik, orientasi seksual, gender, bahkan agama.

Kalau saja umpatan aparat tadi tidak dikait-kaitkan dengan ras, maka umpatan itu hanya ekspresi kejengkelan yang juga dilontarkan untuk kalangan lain.

Beberapa hari ini umpatan jadi pemicu kerusuhan karena dikait-kaitkan dengan ras (suku). Ada kabar anggota ormas dan aparat melontarkan umpatan “monyet” kepada sekolompok mahasiswa dalam sebuah penyelidikan dugaan perusakan bendera “Merah Putih” di salah satu asrama mahasiswa di Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 16 Agustus 2019.

Kalau saja umpatan aparat tadi tidak dikait-kaitkan dengan ras, maka umpatan itu hanya ekspresi kejengkelan yang juga dilontarkan untuk kalangan lain. Kejengkelan yang memuncak ditunjukkan dengan umpatan sehingga meredakan emosi sehingga tidak terjadi adu fisik.

Ada kalanya umpatan dibalas dengan umpatan pula. Ini juga merupakan bagian dari peredaan emosi yang berlebihan agar tidak berlanjut ke adu fisik.

Maka, amat kita sayangkan umpatan jadi pemicu kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Kita memahami reaksi keras Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH, terhadap kejadian di asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Tapi, kita juga menyayangkan karena Pak Gubernur langsung mengaitkan umpatan “monyet” dari ormas dan aparat tersebut dengan suku bangsa (Papua).

Nama-nama ‘anggota’ kebun binatang yang sering dijadikan sebagai umpatan, antara lain anjing, monyet, babi, buaya, kadal, ular, dan lain-lain. Ada juga umpatan dengan menyebut nama-nama bagian tubuh, seperti dengkul, kepala, mata, dan lain-lain.

Umpatan dengan kata-kata kasar, kotor, dan lain-lain juga dikenal di banyak bangsa di dunia. Itu artinya umpatan sama sekali tidak otomatis jadi bagian dari rasial.

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id

Berita terkait
Video: Kerusuhan di Papua 19 Agustus 2019
Kerusuhan di sejumlah ruas jalan protokol Manokwari Papua Barat, Senin 19 Agustus 2019.
Jokowi Center Imbau untuk Bijak Share Berita Papua
Sekjen Jokowi Center Imanta Ginting mengatakan kepada seluruh masyarakat pegiat medsos lebih bijak menyikapi demonstrasi di Papua.
Dikepung Ormas, Polisi Amankan 43 Mahasiswa Papua
Polisi di Surabaya mengevakuasi 43 mahasiswa asal Papua karena di kepung ormas. Mahasiswa diduga lecehkan Bendera Merah Putih.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.