Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menekankan pemberian tanda kehormatan oleh Presiden kepada Jenderal TNI (Purnawirawan) Gatot Nurmantyo bukan dalam upaya membungkam.
Ia menegaskan posisi Gatot sama persis dengan dirinya sebagai mantan panglima TNI. Moeldoko mengaku dirinya juga mendapatkan bintang Mahaputera dari presiden.
"Diributkan katanya pemberian ke Pak Gatot (Nurmantyo) upaya membungkam. Enggak. Pak Gatot itu posisinya sama dengan saya. Saya diberikan bintang juga setelah pensiun," ujar Moeldoko saat memberikan keterangan kepada media di Jakarta, Kamis, 12 November 2020.
Enggak. Pak Gatot itu posisinya sama dengan saya. Saya diberikan bintang juga setelah pensiun.
Baca juga: Rizieq Shihab Singgung Rekonsiliasi, Moeldoko: Tidak Perlu!
Diberitakan sebelumnya, pemberian bintang kehormatan kepada Gatot Nurmantyo diduga untuk membungkamnya agar tak lagi mengkritik pemerintah.
Gatot belakangan cukup sering memberikan kritik terhadap pemerintah dengan mendirikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Hanya saja, kata Moeldoko mengatakan dalam proses pemberian tanda kehormatan, Gatot memilih tidak hadir di Istana Negara. Kendati demikian, Gatot dalam suratnya menyatakan menerima tanda kehormatan tersebut.
"Pak Gatot menerima pemberian bintang dari Kepala Negara. Diterima, karena ada pernyataannya. Bahwa beliau tidak bisa datang, itu urusan kedua. Intinya pak Gatot telah menerima tanda kehormatan yang diberikan Presiden, poinnya disitu. Jadi Presiden menjalankan konstitusi," tuturnya.
Baca juga: Daniel Mananta Tegaskan Pemberian Sepeda Bukan untuk Moeldoko
Moeldoko mengatakan pemberian tanda jasa dan tanda kehormatan kepada pejabat negara yang masih aktif, juga tidak bisa dijadikan ukuran pejabat tersebut tidak akan diganti apabila ada perombakan kabinet.
"Tidak ada hubungannya dengan reshuffle kabinet atau tidak," kata Moeldoko. []