Misteri Kematian Gadis di Sungai Batu Doli Bantaeng

Kematian dua gadis di aliran Sungai Batu Doli, Kabupaten Bantaeng, Sul-Sel menjadi misteri warga sekitar.
Aliran sungai Batu Doli, tempat peristiwa tenggelamnya dua gadis di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Beberapa waktu lalu, masyarakat Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, digegerkan kematian dua perempuan muda. Mereka tenggelam di aliran Sungai Batu Doli yang berad di perbatasan Desa Barua dan Lonrong.

Nasib nahas yang merenggut dua nyawa warga Dusun Bangkeng Buki, Desa Pabentengang, Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng itu terjadi Minggu 24 November 2019.

Sudah berenang orang-orang tapi tidak ketemu, lalu datang anak-anak pesantren bacakan doa baru mereka dilihat (jasadnya).

Di bawah gerimis, Tagar mencoba menyelusuri lokasi tewasnya dua dara itu, Kamis 28 November 2019 siang. Lokasinya sekitar 8 kilometer dan bisa ditempuh selama 30 menit dari pusat Kecamatan Bantaeng.

Jalan menuju Desa Barua cukup sepi, namun hamparan sawah diselingi rumah penduduk yang mayoritas berbentuk rumah panggung cukup membuat mata nyaman memandang.

Aliran Batu Doli berada di bawah jembatan yang tak jauh dari hamparan sawah rumah penduduk. Pepohonan besar tumbuh liar di sisi kiri jembatan, sedang di sisi kanannya ada aktivitas pembangunan pemandian kolam renang.

Warna air sungai pun berbeda-beda. Ada yang kelihatan membiru, jernih dan sebagian berwarna coklat kusam. Beberapa warga yang dijumpai lalu lalang, enggan berkomentar soal peristiwa kematian dua gadis yang viral beberapa waktu lalu di aliran sungai tersebut.

Tak lama, datang seorang kakek tua berumur sekitar 70 tahun dengan rambut ikal beruban. Lewat gerak tubuh tanpa bicara, dia mengajak Tagar mencari tempat untuk berdiskusi. Satu tangannya memegang pundak satu lagi seperti mempersilakan jalan ke suatu tempat yang dituju.

Untung si kakek melempar senyum, sehingga tidak ada rasa ragu pun takut untuk mengikutinya. Dia pun mengajak berjalan menanjak sedikit ke arah lain membelakangi sungai.

Duduk di sebuah batu tak jauh dari rumah penduduk. Senyumnya yang penuh misteri terus mengembang. Perlahan rasa takut pun mulai merasuki.

"Kuissengji nak, mingka tena nangai punna ricu dudui," kata kakek berbahasa daerah setempat.

Ucapan tersebut berarti dia mengetahui niat kedatangan Tagar ke sana. Namun sosok yang dimaksud menurutnya, tidak suka jika suasana terlalu ribut menyangkut paut tempat dirinya berdiam. Kakek juga memberitahu beberapa hal lain yang tidak boleh dilakukan.

Saya sempat cium kasian, biru itu ubun-ubunnya kayaknya terbentur batu di bawah sana.

Kakek itu juga memberi rambu-rambu agar tidak menulsi tentang cerita mistiki di sana secara gamblang. "Manusia sekarang sebaiknya belajar mengendalikan rasa penasaran yang berlebih terhadap sesuatu. Tidak semua objek (gaib) menyukai sosoknya dibicarakan," tutur kakek yang menyebut dirinya Yato'.

Yato' mulai mengisahan soal dua sosok gaib menyerupai gadis yang konon berdiam di sekitar aliran sungai. Seorang di antaranya berdiam di sebuah batu besar seperti kursi sebelah hulu, satunya berada di batu sebelah hilir.

Menurutnya, tak satu pun yang tau sejak kapan dan bagaimana dua sosok gaib itu berdiam di sana. Sang kakek juga melarang untuk memotret batu tersebut.

Yato' mengatakan, sehari sebelum peristiwa tenggalamnnya dua gadis di pekan ketiga November 2019 itu, dua ekor Pararang seukuran lengan pria dewasa naik dari dasar sungai.

Keduanya berjemur di bebatuan sekitar pukul 12 siang. Konon dua pararang itu jelmaam dua sosok penunggu yang memberi pertanda sesuatu akan terjadi di kawasan tersebut.

Hanya saja, Yato' tak sampai meneruskan percakapannya karena dia buru-buru mau ke kebun. Seribu penasaran masih bergelayut hingga akhirnya berjumpa seorang ibu bernama Lala tak jauh dari tempat Yato' berpamitan.

Lela adalah satu dari sekian masyarakat yang turut menyaksikan tewasnya dua gadis di aliran sungai tersebut. Dia mengenang Minggu tenang yang berubah menjadi siang histeris saat itu.

"Saya dekat jembatan sama anak-anak pergi mencuci, mereka jalan kaki berlima ke arah sana," katanya sambil menunjuk ka area sekitar tempat kejadian peristiwa tenggelamnya gadis itu.

Manusia sekarang sebaiknya belajar mengendalikan rasa penasaran yang berlebih terhadap sesuatu. Tidak semua objek (gaib) menyukai sosoknya dibicarakan.

Kejadian nahas itu betul-betul aneh. Aliran deras air sungai bahkan tidak menghanyutkan jasad kedua gadis malang itu. Mayat mereka justru ditemukan di lokasi tak jauh dari tempat mandi-mandi.

"Saya sempat cium kasian, biru itu ubun-ubunnya kayaknya terbentur batu di bawah sana," kata ibu tiga anak itu.

Sebetulnya, kata Lela, masyarakat dilarang mandi dan mencuci di kawasan tersebut. Sebab di sana ada bekas galian tambang pasir yang berbahaya. Jasad dua gadis tersebut juga ditemukan dalam waktu yang tidak sebentar.

"Sudah berenang orang-orang tapi tidak ketemu, lalu datang anak-anak pesantren bacakan doa baru mereka dilihat (jasadnya). Ternyata cuma dipinggir, bukan di bagian dalam sana. Itu anehnya dan seolah itu jasad tertinggal di tengah air tidak terbawa arus padahal ini air sungai mengalir," tuturnya.

Hanya saja, tak satu pun yang bisa menjawab tentang kematian dua gadis itu akibat hal mistis atau tidak. Kedua gadis itu pun kini telah tenang di alam barzah. []

Baca juga:

Berita terkait
Titik Balik Denny Siregar
Denny Siregar, influencer paling berpengaruh di media sosial Indonesia ini mengungkap sisi-sisi paling pribadi dalam hidupnya. Simak wawancaranya.
Cerita Keanehan Pak De Penjual Es Terduga Teroris
Warga sekitar Perumahan Grand Doyo Sentani tidak banyak tahu tentang Pak De yang selama ini begitu tertutup dengan tetangga sekitar.
Kereta MRT, Wisata Murah dan Nyaman Keliling Jakarta
Gedung-gedung tinggi nan megah Jakarta bisa dirasakan dengan mata tenang dan takjub saat menikmati perjalanan menggunakan MRT.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.