Yogyakarta - Gunung Merapi menyemburkan awan panas sejauh 2.000 meter, Selasa 27 Agustus 2019 pukul 18.09 WIB. Luncuran awan panas ini tercatat yang terjauh sejak Merapi berstatus Level II atau Waspada sejak 21 Mei 2018 lalu.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melalui akun resmi twitter @BPPTKG menulis:
"Awan panas guguran Gunung #Merapi terjadi pada tanggal 27 Agustus 2019 pukul 18:09 WIB. Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo max. 70 mm dan durasi ±198.90 detik. Jarak luncur 2.000 m ke arah hulu kali Gendol".
Luncuran awan panas tersebut terlihat langsung oleh warga di sejumlah lokasi. Saat itu, gunung bertinggi 2.968 meter dari permukaan air laut (mdpl) tidak tertutup awan atau kabut.
"Puncal Merapi terlihat mengeluarkan awan panas. Jelas sekali dari sini (Seyegan, Kabupaten Sleman)," kata salah seorang relawan Gunung Merapi dari Seyegan, Suryadi, 35 tahun, Selasa 27 Agustus 2019.
Menurut dia, Gunung Merapi sejak level II atau Waspada, sering mengeluarkan awan panas. "Setahu saya, awan panas paling jauh meluncur 1.300 meter. BPPTKG menginformasikan luncuran tadi sejauh 2 Kilometer," kata dia.
BPPTKG Yogyakarta sebelum luncuran 2.000 meter tersebut, juga mencatat terjadi luncuran serupa. Pada pukul 12.00-18.00 WIB terpantau dari CCTV terjadi sekali guguran lava dengan jarak luncur 550 meter ke hulu Kali Gendol
Heru Suparwaka, selaku Penyusun Laporan pada BPPTKG Sumber data KESDM, Badan Geologi, pada Pusat Vulaknologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan, pada Selasa 27 Agustus 2019 pukul 12.00 - 18.00 WIB, Gunung Merapi mengalami kegempaan guguran sebanyak 11 kali, amplitudo 5-25 mm, durasi : 15-95.8 detik.
Low Frekuensi sebanyak 4 kali, amplitudo 3-4 mm, durasi 9.5-13.5 detik. Hybrid atau Fase Banyak tercatat 4 kali, amplitudo 4-9 mm, S-P : 0.6-0.8 detik, durasi 8.6-12.3 detik. Vulkanik Dangkal sebanyak 2 kali, amplitudo : 50-58 mm, durasi 17.3-19.5 detik. Tektonik Jauh sebanyak 3, amplitudo 3-6 mm, S-P : 19-20 detik, durasi 29-58.7 detik.
Heru mengatakan, BPPTKG merekomendasi area dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. "Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi," kata dia. []
Baca juga:
- OTT di Yogyakarta, Sultan: Seperti Dagelan
- Tak Direstui Mahasiswa Yogyakarta Ini Kirim Video Mesum
- Mahasiswa Papua di Yogyakarta Diharapkan Fokus Belajar