Menyoal Pengelolaan Sampah TPST Piyungan Bantul Yogyakarta

Tiap hari 600 ton sampah masuk ke TPST Piyungan Bantul. Keberadaannya sudah overload, sehingga persoalan kerap mengemuka. Butuh solusi yang tepat.
Kondisi TPST Piyungan Bantul Yogyakarta yang sudah overload. (Foto: Tagar/Faya Lusaka Aulia)

Bantul - Beberapa waktu yang lalu Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sempat ditutup oleh warga sekitar. Hal ini karena adanya beberapa tuntutan warga sekitar yang sudah lama tidak terpenuhi.

Anggota Komisi C DPRD DIY, Amir Syariffudin mengatakan sistem pengelolaan sampah hanya ditumpuk atau ditimbun. Seharusnya sampah dapat diolah sehingga tidak hanya ditimbun menggunung. “Selama ini di TPST hanya dermaganya yang diperbaiki, tapi sampahnya ditimbun tidak diolah,” jelas Amir Syariffudin, Selasa, 12 Januari 2021.

Baca Juga:

Setiap harinya TPST Piyungan menerima sampah sebanyak 600 ton. Meskipun memiliki luas sekitar 12 hektare, akan tetapi dengan volume perhari sebanyak itu, TPST Piyungan tetap mengalami overload. Dengan demikian maka perlu dilakukan perluasan lahan, sekitar 6 hektare. "Anggaran sudah masuk, tinggal menunggu urug di tahun 2021 ini,” jelas Amir.

Tidak hanya itu, Amir juga mengkritik terkait penataan TPST Piyungan. Proses penataan dilakukan tidak dengan baik, hal ini terlihat dengan tidak baiknya koordinasi antara Antara Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Mineral (DPUPESDM) dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY.

Anggaran sudah masuk, tinggal menunggu urug di tahun 2021 ini.

Proyek talut yang dikerjakan, DPUPESDM dengan DLHK tidak ada koordinasi, air lindi masuk ke permukiman. Ada dua dermaga yang menampung seluruh truk yang masuk di sana, dan kemarin semoat ditutup satu dermaga. “Terjadi antrean panjang, akibat kemarin sempat ditutup oleh warga sekitar,” jelas Amir.

Menurut Amir bentuk protes yang dilakukan oleh warga sekitar adalah hal yang wajar. Pasalnya kebutuhan dasar masyarakat, seperti kesehatan, pemeriksaan rutin, tidak ada di sana. Fasilitas umum seperti jalan menuju TPA juga terganggu karena adanya penumpukan sampah hingga menutup bahu jalan. “Jalan juga sempat terganggu karena tumpukan sampah yang hingga menutupi bahu jalan,” jelas Amir.

Anggota Komisi C DPRD DIY, Amir SyariffudinAnggota Komisi C DPRD DIY, Amir Syariffudin (Foto: Tagar/Faya Lusaka Aulia)

Kepala Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan DLHK DIY Fauzan Umar mengatakan bahwa permasalahan di TPST Piyungan tidak akan pernah ada habisnya. Selesai satu permasalahan, akan muncul masalah baru. “Setelah selesai satu permasalahan, akan muncul lagi masalah baru,” jelas Fauzan.

Untuk mengatasi masalah TPST Piyungan yang sudah overload itu maka diperlukan teknologi. Keberadaan teknologi yang tepat dipastikan dapat menanggulangi permasalahan sampah. Namun jika sudah ada teknologi tersebut maka sampah yang ditampung tidak bisa seperti saat ini.

Baca Juga:

Jika nantinya sudah ada teknologi tersebut maka sampah yang masuk adalah yang sudah terpilah. Sementara itu nantinya juga akan ada jalan akses tersendiri untuk menuju ke dermaga. Jalan tersebut akan dipagari untuk membatasi dengan jalan umum untuk warga. “Akses ke dermaga yang terpisah ini sudah ada badan usaha yang mengelola,” jelas Fauzan.

Kemudian untuk penataan landfill akan menonaktifkan sebagian lahan untuk lahan parkir dan juga penghijauan oleh pengelola. Untuk masalah terkait ternak dan pemulung ada dinas sosial dan peternakan. “Akan tetapi karena yang ada disana hanya kami, maka mereka mengadu ke kami,” jelas Fauzan. []

Berita terkait
Kabar Baik TPST Piyungan Bantul Kembali Beroperasi
Kabar baik, darurat sampah di Yogyakarta setidaknya bisa teratasi sementara setelah TPST Piyungan Bantul kembali beroperasi.
Respons Pemda DIY soal TPST Piyungan dan Darurat Sampah
TPST Piyungan diblokir warga membuat darurat sampah di Yogyakarta. Begini respons Pemda DIY.
Warga Blokir TPST Piyungan, Yogyakarta Darurat Sampah
Warga sekitar menutup TPST Piyungan, dampaknya Yogyakarta darurat sampah. Sampah terlihat menumpuk di Bantul, Kota Yogyakarta dan Sleman.