Mentan: Pertanian Bisnis Menguntungkan Rakyat

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan di tengah ancaman resesi, sektor pertanian menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo saat meninjau kubi milik petani dan eksportir Malang, Andrea Subkhan, sebelum diberangkatkan ke Taiwan pada Kamis, 3 September 2020. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang – Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bisnis pada sektor pertanian menjanjikan keuntungan bagi rakyat di tengah pandemi Covid-19. Penilaian Syahrul tersebut berdasarkan sektor pertanian penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2020. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis, 6 Agustus 2020, disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 mengalami penurunan sebesar 4,19 persen (Q to Q) dan secara year on year (yoy) turun sebesar 5,32 persen.

Di tengah negara kita serta dunia bersoal karena adanya virus corona dan membuat takut semua orang.

Diketahui, sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan tercatat PDB pertanian tumbuh sebesar 16,24 persen pada triwulan-II 2020 (q to q) ini. Sedangkan secara year on year tumbuh sebesar 2,19 persen.

”Di tengah negara kita serta dunia bersoal karena adanya virus corona dan membuat takut semua orang. Hanya sektor pertanian yang meningkat dengan menyumbang 16,24 persen pada pertumbuhan ekononomi Indonesia,” ujar Syahrul usai melakukan pelepasan ekspor Kubis di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis, 3 September 2020.

Dia menjelaskan bahwa adanya pertumbuhan positif di sektor pertanian tersebut membuatnya bersyukur serta bangga kepada para petani. Sehingga dia pun berharap para petani atau masyrakat bisa mengambil celah ditengah sedang melemahnya kondisi perekonomian dunia tersebut.

Dia menyampaikan memang kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga sedang melemah dengan tercatat sebesar 5,32 persen. Meski demikian, kata Syahrul, ada beberapa negara maju maupun berkembang di dunia kondisi perekonomiannya lebih parah dibandingkan Indonesia itu sendiri.

Disebutkannya seperti Amerika minus 18 persen, Jepang minus 21 persen dan Malaysia 17 persen. Bahkan, dia menyebutkan negara seperti Singapura pernah minus 42 persen. Walaupun akhirnya, kondisi ekonomi negara Singa ini dikatakannya turun dan berada di angka 22 persen.

”Kondisi ekonomi dunia sedang melemah. Hari ini dan mungkin sampai satu dua bulan kedepan atau bahkan bisa satu dua tahun kedepan. Namun, yang tidak pernah lemah adalah sektor pertanian ini,” ujarnya.

Dia mencontohkan tidak lemahnya sektor pertanian itu seperti saat ini dengan berangkatnya empat kontainer ke Negara Taiwan. Diketahui, masing-masing kontainer tersebut berisikan 25 ton kubis dengan harga mencapai Rp 40 ribu per kilogram.

”Mungkin, kalau mau beli mobil, kulkas atau yang lainnya masih bisa ditunda. Tapi, yang tidak bisa ditunda adalah lapar. Makanya, sektor pertanian ini tetap terbuka. Contohnya hari ini, Pak Andre ini tetap eksis dan bisa mengekspor kubis ke Taiwan itu,” kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini.

Berkaca dari itulah, Syahrul menyampaikan terbukti adanya akselerasi atau percepatan di sektor pertanian. Selain memenuhi kebutuhan konsumsi nasional dan mampu meningkatkan ketahanan pangan. Akan tetapi juga tetap memiliki nilai ekspor dan diminati masyarakat di seluruh dunia.

”Permintaan (sayur dan buah) dalam beberapa bulan ini bisa mencapai 230 kontainer. Berapa milyar itu. Tahun lalu saja, ekspor sayuran dan buah-buahan kita nilainya kurang lebih mencapai Rp 6 triliun,” ungkap mantan Gubernur Sulawesi Selatan periode 2008–2018 ini.

Lebih dari itu, Syahrul mengatakan positifnya pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian ini merupakan perintah dan arahan Presiden RI Joko Widodo. Dia mengatakan presiden ingin pemulihan ekonomi menjadi prioritas di tengah pandemi virus corona yang masih terjadi di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.

”Bapak Presiden Jokowi ini ingin melihat agar akselerasi ekonomi yang real (nyata). Tentunya tetap harus mengedepankan dengan memberikan efek pendapatan kepada rakyat. Itu yang perlu didorong,” kata dia.

Oleh karena itu, Syahrul berharap semua elemen bangsa mendorong sektor pertanian untuk terus bekerja dan berproduksi. Selain itu kualitas pertanian Indonesia juga harus terus ditingkatkan lebih tinggi lagi supaya mampu bersaing dengan produk luar negeri.

Tentunya, kata dia, untuk mendorong dan mensukseskan perintah presiden tersebut. Dia menyampaikan perlu adanya peran dan kerjasama dari semua pihak mulai Gubernur, Bupati atau Wali Kota, Camat, Kepala Desa, Koramil, Kapolsek dan masyarakat itu sendiri.

”Harapan saya, semua harus bekerja sama untuk mendorong pertanian terus bekerja dengan kuat. Sehingga bisa meningkatkan kualitasnya lebih tinggi serta bersaing dengan buah dan sayuran yang ada di dunia. Termasuk untuk ekspor,” kata dia.

Menteri PertanianMenteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo saat meninjau pembibitan Alpukat di Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Kamis, 3 September 2020. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Syahrul: Alpukat Malang Kualitas Terbaik

Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi lahirnya bibit-bibit unggul dan berkualitas buah alpukat di Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Untuk itu, dia pun mendorong budidaya terus dikembangkan agar menjadi buah terbaik Indonesia.

"Kabupaten Malang ini memiliki potensi besar dalam mengembangkan budidaya buah dan aneka tanaman hortikultura. Khususnya bibit unggul alpukat-alpukat berkualitas tinggi," ujarnya usia meninjau pembibitan Alpukat di Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Kamis, 3 September 2020.

Potensi besar tersebut, kata dia, terbukti dengan adanya kemampuan expert atau professional dari masyarakat dalam bidang pembibitan. Dia meyampaikan hal itu dikarenakan kolaborasi kinerja antara Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang berjalan dengan baik.

Mantan Bupati Gowa, Sulawesi Selatan ini mencontohkan seperti tersedianya sarana prasarana produksi pertanian di masyarakat. Sehingga kelompok tani dikatakannya mampu termotivasi untuk melakukan-melakukan inovasi dan menjadi andalan nasional.

"Makanya, kami hadir disini untuk memastikan bahwa program-program yang ada di Malang akan terus kami dorong. Tentunya agar menghadirkan bibit-bibit yang unggul dan berkualitas," tuturnya.

Oleh sebab itu, ketika kelompok tani bisa berkembang dengan beragam inovasinya. Syahrul yakin kualitas buah dan aneka tanaman holtikultura bisa berkembang lebih baik dan berkontribusi untuk sumbangsih Indonesia, khususnya buah alpukat.

"Saya yakin ini akan menjadi kontribusi sumbangsih hadirnya alpukat-alpukat kualitas tinggi di negara Indonesia," ucapnya.

Sementara itu, Seorang penakar bibit alpukat dari Kelompok Tani Karya Makmur Gapoktan Nakula Nyoto mengaku senang adanya perhatian dari pemerintah. Selama ini, mengatakan selalu ada bantuan berupa training pasca panen, dudidaya, serta batuan alat dan mesin pertanian (ALSINTAN) cukup masif.

"Berkat bantuan tersebut kami di desa sudah mengenal pertanian modern. Mulai dari sistem treatment tanah, pupuk, dan pemilihan bibit," katanya.

Lebih dari itu, Nyoto menilai dari tahun ke tahun usaha alpukat mengalami peningkatan yang cukup tajam, terutama dalam dua tahun terakhir. Ia pun mengatakan bahwa hasil dari panen alpukatnya disuplai ke berbagai macam daerah.

"Pemintaan buah luar biasa. Untuk buah yang berumur 15 tahun bisa mengahsilkan pendapatan 22 juta. Umur 5 tahun ada yang menghasilkan 7 juta," tuturnya.

Sekadar diketahui, Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang ini memiliki luas lahan dua hektare untuk penakar benih. Dari luasan tersebut, saat ini tercatat sudah ada 30 ribu pohon alpukat siap dipanen.[](PEN)

Berita terkait
Mentan Jamin Stok Pupuk Bersubsidi di Musim Tanam II
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan stok pupuk bersubsidi di musim tanam kedua tahun ini aman.
Mentan Yasin Limpo Tarik Lagi Aturan Ganja Tanaman Obat
Mentan Yasin Limpo mencabut Kepmentan soal aturan yang menetapkan ganja sebagai tanaman obat.
Respon Mentan Polemik Pupuk Langka di Bantaeng
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong petani Bantaeng untuk memanfaatkan pupuk organik dibandingkan pupuk subsidi dari pemerintah.