Menperin: Kontribusi Pengolahan Kakao Signifikan

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri pengolahan kakao mampu memberi kontribusi signifikan terhadap devisa.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto:Tagar/dok.kemenperin.go.id)

Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut industri pengolahan kakao mampu memberi kontribusi signifikan terhadap devisa. Sebab capaian nilai ekspor produksi kakao atau olahan periode Januari hingga Juni 2020 memgalami peningkatan sebesar 5,13 persen.

“Dari produksi industri pengolahan kakao, sebanyak 80% hasilnya ditujukan untuk pasar ekspor. Pada tahun 2019, produk kakao olahan menyumbang nilai ekspor lebih dari USD1,01 miliar,” katanya pada Peresmian Pasuruan Cocoa Technical Centre Mondelez International yang dilakukan secara virtual, Rabu, 7 Oktober 2020.

Menperin menyebutkan, saat ini industri pengolahan kakao telah mampu memproduksi beragam varian, seperti cocoa liquor, cocoa cake, cocoa butter dan cocoa powder.

Produk kakao olahan yang utama diekspor adalah produk cocoa butter yang tersebar ke negara tujuan utama ekspor seperti Amerika Serikat, Belanda, India, Estonia, Jerman dan China.

"Artinya, industri pengolahan kakao kita telah berorientasi ekspor. Untuk itu, kita perlu terus memacu kinerja dan pengembangannya agar bisa semakin kompetitif di kancah global. Kami juga berupaya memperluas akses pasar bagi produk olahan kakao, serta mendorong inovasi melalui pemanfaatan teknologi dan kegiatan riset," ujar dia.

Agus optimistis, industri pengolahan kakao di tanah air bisa berkembang baik karena didukung potensi Indonesia sebagai pengolah biji kakao nomor tiga di dunia dengan total kapasitas terpasang mencapai 800 ribu ton per tahun dari 13 perusahaan.

“Industri pengolahan kakao Indonesia berada di peringkat ke-3 terbesar di dunia setelah Belanda dan Pantai Gading,” unjarnya.

Potensi lainnya, menurut laporan International Cocoa Organization (ICCO) tahun 2018/2019, produksi biji kakao Indonesia sebesar 220 ribu ton. Capaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-6 sebagai negara produsen biji kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading, Ghana, Equador, Nigeria dan Kamerun.

Dengan karakteristik biji kakao asal Indonesia yang memiliki titik leleh tinggi dan kaya kandungan lemak, industri pengolahan kakao dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi dari segi rasa, aroma, bahkan manfaat kesehatan. “Untuk itu, perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas bahan baku secara intensif, antara lain lewat pendampingan dari para ahli budidaya kakao,” ujar Menperin.

Karena itu, Kemenperin menyambut baik dengan didirikannya Cocoa Technical Centre oleh Mondelez International di Pasuruan, Jawa Timur dengan luas 5 hektare dan nilai investasi mencapai USD13 juta. 

"Kami juga memberikan apresiasi bahwa sejak tahun 2013 PT Mondelez telah berperan aktif melalui program cocoa life yang telah memberdayakan lebih dari 43.000 petani kakao di 4 provinsi (8 kabupaten) di Indonesia untuk meningkatkan produktivitas kakao,” imbuhnya.

Menperin berharap, kehadiran Cocoa Technical Centre Mondelez Internasional yang ke–12 di dunia ini dapat dijadikan momentum untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi pertanian kakao yang inovatif, efektif dan ramah lingkungan sehingga produktivitas dan kualitias kakao Indonesia meningkat.

“Sebagai salah satu perusahaan pengguna kakao terbesar dunia, tentunya kepedulian terhadap keberlangsungan tanaman kakao manjadi hal yang utama untuk menciptakan sektor kakao yang tangguh, berdaya saing dan berkelanjutan,” ujar Menperin.

Executive Vice President dan President Asia, Middle East and Africa Mondelēz International, Maurizio Brusadelli mengungkapkan, keberlanjutan pasokan kakao merupakan kunci pertumbuhan jangka panjang bagi Mondelēz International di kawasan Asia serta di seluruh dunia

"Kakao merupakan bahan utama cokelat yang permintaannya terus meningkat, Mondelez International bertekad untuk dapat memenuhi permintaan konsumen tersebut dengan cara yang tepat, yaitu dengan berkontribusi menciptakan sektor kakao yang berkelanjutan," ungkapnya. [] 

Baca juga: 

Berita terkait
Gorontalo Sambut Investor Kakao Jepang
Investor asal Jepang, Tokyo Food dan Kanimatsu Corporation, berencana akan membangun pabrik pengolahan biji Kakao di Kabupaten Boalemo, Gorontalo.
Kemenperin Dukung Pelaku Industri Tekstil dan Produk Tekstil
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) untuk tetap produktif di masa pandemik.
Ancaman Resesi, Kemenperin Dorong UMKM Ubah Model Bisnis
BPPI Kemenperin mengingatkan pelaku UMKM akan ancaman resesi ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu, perlunya UMKM mengubah model bisnis.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.