Menlu Retno Dorong G20 Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi Global

Menlu Retno Marsudi membuka pidatonya dalam Pertemuan Sherpa G20 dengan mengatakan bahwa G20 harus menjadi katalis bagi pemulihan ekonomi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Konferensi Briefing Sherpa Meeting Presidensi G20 di kanal Youtube Sekretariat Presiden. (Foto: Tagar/Rana)

Jakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi membuka pidatonya dalam Pertemuan Sherpa G20 dengan mengatakan bahwa G20 harus menjadi katalis bagi pemulihan ekonomi global yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.

“Mengingat pentingnya petemuan ini, maka presidensi Indonesia telah memperkenalkan apa yang dinamakan Solvator, yang akan memungkinkan para Sherpa lebih terbuka. Hal ini akan memudahkan kerja selama setahun ke depan,” ujar Retno dalam Konferensi Briefing Sherpa Meeting Presidensi G20 di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa, 7 Desember 2021.


Dengan demikian, G-20 tidak memiliki alternatif kecuali mengambil tanggung jawab agar dapat menghasilkan deliverables yang konkret untuk menjawab tantangan global dari pandemi.


Tak hanya menyoroti pemulihan global, Retno juga menekankan bahwa dunia tengah berekspetasi lebih kepada G20 dalam menghasilkan solusi yang konkret dalam menjawab tantangan global seperti pandemi hingga berbagai isu dalam pembangunan berkelanjutan.

“Dengan demikian, G-20 tidak memiliki alternatif kecuali mengambil tanggung jawab agar dapat menghasilkan deliverables yang konkret untuk menjawab tantangan global dari pandemi, lingkungan, sampai ke isu pencapaian SDG’s,” ucapnya.

Retno mengingatkan bahwa sejak awal keketuaan Indonesia, Presiden Joko Widodo tak pernah berhenti menekankan betapa pentingnya kerja G20 saat ini. Karena pada dasarnya, G20 harus bisa membawa manfaat bagi semua pihak, baik dari Barat hingga ke Timur, Utara ke Selatan, atau negara kecil maupun besar.

“Isu inclusiveness ini sangat terefleksi dari tema besar kekuatan Indonesia, yaitu Recover Together, Recover Stronger. Indonesia menekankan bahwa kemitraan dan menciptakan enabling environment sangat penting artinya,” katanya.

Pertemuan Sherpa sendiri merupakan salah satu jalur dalam G20 untuk membahas isu-isu perekonomian non-keuangan yang lebih luas seperti energi pembangunan, pariwisata, ekonomi digital, kesehatan, korupsi, perubahan iklim, dan masih banyak lainnya.

Pertemuan ini sendiri diadakan secara hybrid (offline dan online) dengan dihadiri 38 delegasi yang terdiri atas 19 anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 organisasi Internasional. 23 delegasi diketahui hadir secara langsung sementara sisanya hadir secara virtual.

Untuk pertama kalinya, pertemuan ini mengundang negara kepulauan kecil dari Pasifik dan Karibia. Sejumlah organisasi Internasional yang turut diundang dalam pertemuan ini adalah IMF, ILO, ADB, WHO, Bank Dunia, dan WTO.

(Rana Maheswari Ummairah)

Berita terkait
Jokowi: Investasi Jangkar Pemulihan Ekonomi Indonesia
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya realisasi investasi, karena investasi merupakan jangkar pemulihan ekonomi.
Jokowi Sebut Investasi Jangkar Pemulihan Ekonomi Indonesia
Presiden Jokowi menekankan pentingnya realisasi investasi, karena investasi merupakan jangkar pemulihan ekonomi
Pemulihan Ekonomi Kuartal IV Diperkirakan Meningkat Cukup Kuat
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemulihan ekonomi di kuartal IV diperkirakan akan mengalami peningkatan yang cukup kuat
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi