Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Dalam pertemuan pertama di UAE jokowi bertemu dengan putra mahkota Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Rabu, 3 November 2021.
Dalam pertemuan kedua pemimpin ini membahas tentang isu untuk memperkuat masalah kerja sama di bidang reyeble energy, pembangunan ibu kota baru, investasi, dan perdagangan.
“Presiden Republik Indonesia telah mengundang putra mahkota untuk hadir dalam KTT G20, sebagai undangan presidensi G20 indonesia pada oktober 2022,” ujar Retno Marsudi dalam Keterangan Pers Menteri Luar Negeri di Kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis, 4 November 2021.
Dalam keterangan pers itu, Retno menyampaikan bahwa dalam kunjungan tersebut terdapat komitmen bisnis investasi senilai 32,7 miliar US$ atau setara RP 468 triliun. Yang akan di pertukarkan dari 19 perjanjian kerja sama di Dubai.
Sebagaimana teman-teman ketahui mangrove memiliki arti yang penting kalau kita membahas isu perubahan iklim dan indonesia memiliki mangrove terbesar di dunia atau lebih dari 20 %.
Menlu mengatakan, bahwa menteri investasi akan melakukan pertemuan investasi, invesmen forum, dan pertemuan dengan perusahaan besar Amerika.
“Bahwa komitmen investasi yang diperoleh dalam pertemuan dengan para investor di Glasgow di sela-sela pertemuan COP 26 adalah 9,2 miliar US$. Sehingga sampai titik ini total 9,2 ditambah 32,7 sehingga total 41,99 miliar U$,” ucap Menlu.
- Baca Juga: KTT G20, Menlu Retno: Indonesia Berperan Strategis
- Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Indonesia Tuan Rumah KTT G20 Tahun 2022
Namun, di dalam bidang perdagangan kedua pemimpin ini sepakat mengharapkan adanya perundingan cepah negosiasi yang dapat segera di selesaikan. Perundingan tersebut sudah dilakukan beberapa kali, pada bulan maret 2022 presiden mengharapkan perundingan tersebut akan dapat di selesaikan.
Retno mengungkapkan bahwa pada travel corridor arrangement indonesia memiliki TCA dan UAE sejak 29 juli 2020 pada masa pandemi , salah satunya dengan saling mengakui sertifikat vaksin dan mengintegrasi platfrom perlingungan
“Oleh karena itu, kedua belah pihak sepakat untuk memperkuat PCE dengan saling pengakuan sertivikasi sertifikat vaksin dan juga integrasi platform perlindungan perjalanan,” ucap Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dikutip dari siaran pers, Kamis, 4 November 2021.
Seperti yang disampaikan oleh Retno, bahwa Jokowi dan Sheikh Mohammed bin Zayed berkomitmen dalam memperkuat kerja sama dan kemitraan dalam pembangunan ibu kota baru. Kedua pemimpin sepakat untuk menindaklanjuti secara intensif berupa pertemuan-pertemuan pada tingkat teknis.
- Baca Juga: Menlu Retno Bahas Myanmar Dengan Menlu Singapura
- Baca Juga: Luhut dan Menlu China Bahas Proyek Strategis di Danau Toba
“Beliau mengarahkan untuk terus di intensifkan khusus membahas mengenai bangunan ibu kota baru,” ucapnya.
Seperti yang diketahui, kedua pemimpin berbicara mengenai isu tentang merehabilitasi mangrove dan sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam bidang riset.
“Sebagaimana teman-teman ketahui mangrove memiliki arti yang penting kalau kita membahas isu perubahan iklim dan indonesia memiliki mangrove terbesar di dunia atau lebih dari 20 %,” katanya
(Emilya Rahmawati)