Menlu Blinken Akan Beri Kesaksian di Kongres AS

Menlu AS, Antony Blinken, akan memberikan kesaksian di Kongres AS terkait dengan penarikan pasukan AS dari Afghanistan
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, telah setuju untuk hadir minggu depan di hadapan panel Kongres yang menyelidiki penarikan militer AS dari Afghanistan, mengakhiri perang dua dekade yang terpanjang dalam sejarah AS.

Anggota kongres dari Partai Republik yang beroposisi dan beberapa rekan Presiden Biden dari Demokrat mengkritisi penanganan penarikan pasukan, pemberangkatan warga Amerika dan ribuan warga Afghanistan yang bekerja untuk pasukan AS sebagai penerjemah dan penasihat selama perang.

Kritik itu terutama gencar setelah 13 anggota militer AS tewas dalam serangan bom bunuh diri di bandara Kabul pada hari-hari akhir penarikan. ISIS-Khorasan, sebuah pecahan dari kelompok teroris yang beroperasi di Timur Tengah dan beroperasi di Afghanistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Tentara AS kibarkan benderaTentara AS bersiap mengibarkan bendera Amerika dalam upacara peringatan serangan 9/11, di Kabul, Afghanistan (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Mohammad Ismail)

Menlu Blinken setuju untuk bersaksi di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS Selasa, 14 September 2021, depan, meskipun komite kongres lainnya kemungkinan juga akan menyelidiki penarikan pasukan tersebut.

Penarikan resmi berakhir lebih dari seminggu yang lalu, namun sekitar 100 warga Amerika masih berada di Afghanistan, dengan pejabat AS berjanji untuk membantu mereka keluar jika mereka menginginkannya. Ribuan warga Afghanistan juga ingin pindah ke Amerika Serikat atau negara lain, melarikan diri dari kehidupan di bawah kelompok gerilyawan Taliban yang menguasai negara itu.

Jajak pendapat nasional pemilih AS menunjukkan dukungan luas atas keputusan Presiden Joe Biden untuk mengakhiri "perang tanpa akhir" di Afghanistan, namun tidak untuk cara penarikan itu dilakukan.

Blinken, diplomat tertinggi AS, kemungkinan akan menghadapi pertanyaan sulit tentang mengapa AS tidak mulai mengevakuasi warga Amerika lebih cepat, terutama sejak Biden mengumumkan rencananya pada April 2021 lalu untuk menghormati perjanjian mantan presiden Donald Trump dengan Taliban dalam mengakhiri perang sekaligus menarik pasukan Amerika.

Anggota parlemen juga mengecam intelijen AS karena gagal memperkirakan pengambilalihan cepat Afghanistan oleh Taliban dan runtuhnya pemerintah Afghanistan ketika Presiden Ashraf Ghani tiba-tiba melarikan diri serta mencari suaka politik di Uni Emirat Arab.

Marinir AS bantu keamanan di bandara kabulMarinir AS dengan Satuan Tugas Udara-Ground Marinir Tujuan Khusus membantu keamanan di Evacuation Control Checkpoint (ECC) selama evakuasi di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan. (Foto: voaindonesia.com - US Marines Corps)

Partai Republik menyatakan ingin memfokuskan pertanyaan pada kinerja Biden di minggu-minggu dan hari-hari terakhir perang, sementara Demokrat berharap dapat memeriksa keseluruhan upaya perang Amerika yang dilakukan di bawah empat presiden — Partai Republik George W. Bush dan Trump, dan Demokrat Barack Obama juga Joe Biden (mg/jm)/voaindonesia.com. []

54%Warga AS Sebut Penarikan Pasukan dari Afghanistan Tepat

Penarikan Pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan dan Irak

Donald Trump Tarik Pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan

Biden Bicara Soal Penarikan Pasukan Amerika dari Afghanistan

Berita terkait
54%Warga AS Sebut Penarikan Pasukan dari Afghanistan Tepat
54% warga AS yakin keputusan pemerintahan Presiden Joe Biden menarik pasukan AS dari Afghanistan merupakan keputusan yang tepat
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu