Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan dalam pemberian vaksin perlu diseleksi secara seksama.
Muhadjir menyampaikan pemberian vaksin akan mengutamakan beberapa kelompok yang pertama, untuk mereka yang bekerja di garda depan seperti petugas medis dan petugas lapangan. Kedua, untuk kelompok risiko tinggi seperti pemilik riwayat penyakit penyerta dan usia lanjut. Ketiga, kepada kelompok risiko dari contact tracing dan keluarga dari kontak kasus.
Tidak hanya mempertimbangkan kelompok prioritas, Muhadjir menuturkan berdasarkan pesan Presiden RI Joko Widodo dalam rapat kabinet vaksinasi juga harus memerhatikan latar geospasial dan lokasi di mana kemungkinan terjadi penumpukan partikel virus. Dirinya mengatakan Presiden mengimbau untuk sangat memperhatikan hal tersebut dalam proses vaksinasi.
"Sehingga penggunaan vaksin nanti betul-betul efisien, tidak asal hantam merata. Tetapi betul-betul terseleksi berdasarkan siapa yang paling berada di garda depan, yang sangat rentan sebagai orang yang akan terinfeksi, maupun sebagai penyebar," tegas Muhadjir dalam konferensi pers secara daring terkait tindak lanjut kedatangan vaksin Covid-19 pada Senin 7 Desember 2020.
Ini dilakukan menurut Muhadjir, dengan mempertimbangkan tingkat terpapar Covid-19 di wilayah-wilayah Indonesia yang tidak merata dengan intensitas yang sama. Maka dari itu, pemetaan pemilihan lokasi untuk vaksin pun perlu diperhatikan secara seksama.
"Juga dipertimbangkan tentang tingkat mobilitas penduduk orang dari satu tempat ke tempat lain," ujarnya.
Menko PMK pun katakan tujuan dari adanya vaksinasi ini yakni untuk mengurangi risiko kesehatan hingga risiko sosial ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Tujuan vaksinasi adalah untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat Covid-19, mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara keseluruhan, serta untuk mendorong produktifitas ekonomi dan meminimalisir dari akibat menurunnya hibernasi ekonomi di Indonesia," ucapnya.
Sementara untuk, kehalalan dari vaksin Covid-19 Sinovac, Muhadjir mengatakan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) selaku Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) terus berkoordinasi dengan Sinovac dan Bio Farma untuk melanjutkan kajian aspek kehalalan penggunaan vaksin.
Perlu diketahui, vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi asal China yakni Sinovac Biotech telah tiba di Indonesia pada Minggu, 6 Desember 2020 malam. Pada gelombang pertama ini kedatangan sebanyak 1,2 juta dosis vaksin virus Corona siap suntik. Sedangkan, nantinya akan ada 1,8 juta dosis vaksin siap suntik lainnya yang datang pada Januari 2021. []
Baca juga:
- Jokowi Tunjuk Menko PMK Muhadjir Effendy Jadi Mensos Ad Interim
- Menko PMK: Patuhi Prokes, Vaksin Bukan Senjata Pamungkas