Meningkat, Kasus Positif Covid-19 di NTB

Meningkatnya jumlah positif Covid-19 di Provinsi NTB memberi sinyal yang positif bagi upaya memutus mata rantai penyebaran kasus ini.
Ilustrasi sampel pasien virus Covid-19. (Foto: Tagar/Ilustrasi)

Mataram - Meningkatnya jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi NTB memberi sinyal yang positif bagi upaya memutus mata rantai penyebaran kasus ini. Jumlah pasien positif Covid-19 di wilayah NTB hingga hari Selasa 21April 2020, sebanyak 108 orang.

Covid-19 seperti fenomena gunung es. Kasus yang muncul di permukaan hanya sebagian kecil dari kasus yang belum diketahui atau kasus yang sesungguhnya terjadi.

Kalau kita tahu yang di bawah gunung es ini lebih banyak, maka kita akan bisa melakukan intervensi-intervensi yang lebih terukur.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram) dr. Hamsu Kadriyan mengatakan, meningkatnya kasus positif Covid-19 di NTB sebenarnya bagus karena Pemda sudah memiliki kemampuan untuk melakukan screening dan deteksi serta mengkorfirmasi kasus positif lebih banyak lagi.

"Kalau kita tahu yang di bawah gunung es ini lebih banyak, maka kita akan bisa melakukan intervensi-intervensi yang lebih terukur. Sehingga kita bisa melakukan isolasi pasien yang positif tadi agar tidak menjangkiti orang lain," kata dr. Hamsu, Rabu 22 April 2020.

Jika orang tidak tahu dirinya terinfeksi Covid-19 dan menularkannya ke orang lain yang tidak tahu. Jelas dr Hamsu, hal itu justru akan berdampak buruk bagi upaya memutus mata rantai penularan virus.

"Dengan kita mengetahui yang terkonfirmasi positif ini, maka kita punya peluang untuk melakukan treatmen yang lebih bagus," ujarnya.

Data-data orang yang berisiko atau rentan terkena Covid-19 ini sudah dimiliki oleh pemeritah daerah, mulai dari jumlah ODP, PDP, OTG dan beberapa istilah lainnya.

Pemda atau Tim Gugus Tugas sudah berhasil melacak orang-orang yang rentan ini dan sudah melakukan screening, termasuk kepada warga yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Sulawesi Selatan ini.

"Kita sudah melakukan identifikasi dan sudah mendapatkan hasil sementara melalui screening tadi. Dari screening ini kita tahu jumlah orang yang reaktif. Dari yang reaktif ini akan dilanjutkan dengan swab yang merupakan metode standar," terangnya.

Masyarakat diharapkan tidak terlalu panik dengan angka-angka positif yang cenderung meningkat, karena menurut dr Hamsu, hal itu berarti Pemda telah mampu mengungkap kasus Corona ini lebih dalam.

Fakultas Kedokteran Unram dan tim ahli lainnya sudah melakukan perkiraan atau simulasi dengan metode penyakit menular SIR (Suceptible, infected, recovery).

Kita sudah melakukan identifikasi dan sudah mendapatkan hasil sementara melalui screening tadi.

Memperhatikan jumlah kasus positif, jumlah pasien yang sudah sembuh, jumlah penderita yang meninggal dunia dan data-data lainnya yang terjadi di NTB, tim dari Fakultas Kedokteran Unram memperkirakan puncak kasus Corona ini akan terjadi di bulan Agustus 2020.

"Hal ini kalau kita tidak melakukan intervensi dengan baik dan cermat , maka puncaknya betul-betul ketemu di bulan Agustus. Namun jika kita bisa mencegah secara bersama-sama, maka kita akan bisa mempercepatnya, dua bulan misalnya atau pada saat lebaran nanti kita sudah bebas dari virus ini. Namun Kita harus bekerjasama menuntaskannya," terangnya.

Berdasarkan hasil perhitungan Fakultas Kedokteran Unram dan tim yang terlibat di sana menunjukkan bahwa jika Covid-19 tanpa mendapat intervensi apapun, maka pada bulan Agustus mendatang jumlah kasus Covid-19 diperkirakan sekitar 5.800an kasus.

"Karena itulah, mari kita sama-sama mencegah penyakit ini. Jangan takut diperiksa," ujarnya.

Salah satu hal yang bisa mempercepat penurunan kasus Covid-19, yaitu dengan mempercepat penemuan kasus.

"Jika tim dapat menemukan kasus lebih awal maka derajat sakitnya bisa lebih rendah. Jika derajat sakit rendah maka sakit ringan yang menderita Covid ini, tentunya penyembuhannya juga akan lebih cepat. Jika dia lebih cepat sembuh yang tadinya rata-ratanya dua mingguan dapat kita turunkan di bawah satu minggu, maka akan lebih cepat penurunan angkanya," katanya.

Sementara itu, berdasarkan rilis resmi yang dikeluarkan oleh Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas NTB, Lalu Gita Ariadi pada 21 April kemarin menyatakan secara keseluruhan, terdapat 15 kasus positif baru di NTB. Sehingga kasus pasien positif di NTB mencapai 108 orang. Sebanyak 11 orang di antaranya sembuh, empat orang meninggal dunia, dan 93 orang masih dirawat.

Lalu Gita menyebut, dari 74 sampel yang diperiksa, 55 sampel negatif, empat pasien sampel ulangan masih positif dan 15 sampel kasus baru positif Covid-19.

Dari 15 kasus baru itu, 14 kasus merupakan klaster Gowa, Sulawesi Selatan, baik anggota jemaah tablig yang pernah ke Gowa, maupun keluarga yang ikut tertular.

"Peningkatan jumlah orang terkonfirmasi positif Covid-19 ini menunjukkan bahwa pemerintah sudah dapat mengidentifikasi pola penyebaran virus dengan peta lima klaster penyebarannya," ungkapnya. []

Berita terkait
Satgas Covid-19 NTB Gandeng Dua Hotel Isolasi Pasien
Satgas Covid-19 Universitas Mataram atau Unram, menggandeng dua hotel, dalam penanganan pasien Covid-19. Ini alasannya
NTB Anggarkan Rp 80 Miliar, Warga Terdampak Corona
Pemerintah Provinsi NTB telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 80 miliar untuk bantuan kepada 105.000 yang terdaampak Covid-19 di NTB.
Klaster Ijtima Gowa Diperlakukan Khusus di NTB
Tiba di NTB 750 Jemaah Tabligh yang pulang dari Gowa diperlakukan khusus, karena ada beberapa orang yang terpapar virus Covid-19.