Makassar - Berdasarkan data update dari laman resmi Sulsel Tanggap Covid-19 yang diakses pada Senin, 6 April 2020 jumlah warga yang positif virus corona berjumlah 82 orang dengan rincian 19 sembuh, 7 meninggal, dan 56 masih sementara dirawat di rumah sakit.
“Sejauh ini ada tambahan 10 pasein positif Corona dinyatakan sembuh, sehingga totalnya menjadi 19 orang di Sulsel yang sudah sembuh dari corona. Dari 19 orang yang sembuh dua diantaranya dari Parepare dan 17 orang lainnya dari Kota Makassar,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustari.
Ichsan menambahkan, sejauh ini di Sulsel angka yang masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) 2166 orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 263 orang. Dari jumlah tersebut, yang masuk kategori PDP terdapat 13 orang meninggal.
Sejauh ini ada tambahan 10 pasein positif Corona dinyatakan sembuh, sehingga totalnya menjadi 19 orang di Sulsel yang sudah sembuh dari corona.
"Angka sembuh ini pelan-pelan akan bertambah sesuai dengan waktu isolasi. Karena setelah isolasi 14 hari, dia akan mengikuti lab control dua kali sampai dinyatakan sembuh," tambah Ichsan.
Ia menyebut, sejauh ini terdapat prinsip baru mengenai virus Corona baru yakni dalam proses pencegahan penyebaran perlu masyarakat tahu bahwa virus tidak dapat bergerak tetapi manusia yang bergerak dan sangat berpeluang menyebarkan virus tersebut.
“Makanya kami terus mengimbau kepada masyarakat agar tidak banyak gerakan dan kontak agar tidak ada penyebaran lebih luas. Menjaga jarak fisik dan tidak berkerumun," tegas Ichsan.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulsel ini juga mengingatkan masyatakat agar membiasakan penggunaan masker saat keluar rumah. Untuk masyatakat umum seperti imbauan Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa bisa menggunakan masker dari bahan kain, minimal menghindari percikan air liur dari setiap orang yang bisa saja teridentifikasi Covid-19 tanpa diketahui.
"Sebaiknya masker seperti N95 biarlah dipakai oleh tim gugus dan tim medis yang kontak langsung dengan pasien. Saya kira masyarakat tidak usah pakai. Sampai saat ini, di Indonesia bahkan dunia masih sangat terbatas Alat Pelindung Diri (APD). Supaya kita bisa menjamin mereka yang berada di garis depan," jelasnya. []