Mengurangi Emisi Karbon dengan Cara Mendaur Ulang Tekstil

Sebuah perusahaan rintisan di Barcelona mengubah botol-botol plastik menjadi baju kerja yang berkelanjutan
Textile Santaderina (Foto: voaindonesia.com - Facebook/tsantaderina)

TAGAR.id, Jakarta - Industri mode masih menjadi salah satu penyebab polusi terbesar di dunia, menciptakan emisi karbon lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh gabungan industri penerbangan dan pelayaran. Hal ini berdasarkan data PBB. Sebuah perusahaan rintisan di Barcelona mengubah botol-botol plastik menjadi baju kerja yang berkelanjutan, dan mengubah budaya membuang dalam industri tekstil.

Keinginan kita mengikuti tren dan membeli baju baru setiap pergantian musim kerap bertentangan dengan keinginan yang kian besar untuk hidup yang lebih ramah lingkungan.

Industri fesyen adalah konsumen air terbesar kedua dan bertanggung jawab atas 8-10 persen emisi karbon global, lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh gabungan semua penerbangan internasional dan pelayaran laut. Ini dikemukakan oleh Program Lingkungan Hidup PBB.

Bahan-bahan kimia berbahaya, transportasi global barang-barang dan kemasan yang tidak dapat didaur ulang menambah biaya lingkungan dalam industri pakaian. Sekarang ini, bahan-bahan daur ulang semakin populer.

Circoolar yang berbasis di Barcelona, berkolaborasi dengan Santanderina, salah satu pabrik tekstil terbesar di Spanyol, dalam menciptakan baju kerja yang berkelanjutan. Siklus sirkular berkelanjutan Santanderina S360º dirancang untuk memperpanjang siklus pakai serat, mengurangi permintaan bahan baku dan memulihkan bagian baju yang berakhir di tempat pembuangan sampah akhir (TPA) atau incinerator setiap tahun.

Luis Ribo, salah seorang pendiri Circoolar, mengatakan sekarang sudah waktunya untuk berpikir berbeda mengenai tekstil.

"Tantangan besarnya adalah mengubah dinamika dalam industri ini yang sangat mencemari lingkungan dan berkontribusi pada ketimpangan sosial di dunia. Sangat mungkin kita mencapai itu. Mitra-mitra kami yang memproduksi tekstil berkelanjutan adalah contoh jelas bahwa perubahan itu mungkin terjadi. Tetapi tantangan yang kita hadapi sangat besar. Industri tekstil telah membuat kita terbiasa memperoleh semuanya dengan cepat dan dengan harga sangat murah. Kami tidak memikirkan apa yang ada di balik model ini,” jelasnya.

Santanderina adalah salah satu perusahaan tekstil Spanyol pertama yang merangkul ide ramah lingkungan. Empat tahun silam mereka memulai skema di mana mereka menerima baju lama yang dicabik-cabik dan kemudian didaur ulang. Mereka telah memproduksi katun dan polyester daur ulang selama satu dekade lebih. Sekarang ini sepertiga produksi mereka adalah bahan daur ulang atau dibuat dari bahan organik.

tekstilIlustrasi (Foto: voaindonesia.com)

Carlos Pares menjelaskan berbagai tantangannya, dan target mereka untuk meningkatkan jumlah penggunaan tekstil daur ulang hingga 70 persen.

Circoolar juga bermitra dengan Roure Foundation, LSM lokal yang mempekerjakan perempuan korban KDRT dan perdagangan manusia. Setelah beberapa pekan mengikuti pelatihan dan kerja berbayar, partisipan siap bergabung di pasar kerja.

Sekarang ini ada sebelas perempuan di bengkel kerja di Barcelona Tengah. Ia menjelaskan bahwa timnya membuat aneka produk dari bahan daur ulang. “Kami perlu 15 botol plastik untuk membuat satu celemek. Kami juga membuat seragam untuk staf dapur. Dan begitu baju itu didaur ulang lagi, kami menggunakan hasilnya untuk membuat produk lain seperti tas belanja,” jelas Pares.

Campanile adalah bagian dari jaringan hotel di berbagai penjuru Eropa. Mereka adalah satu dari 27 klien Circoolar. Hotel ini memiliki 27 pegawai dan baru-baru ini mulai menggunakan seragam yang sepenuhnya dibuat dari bahan daur ulang.

Aurora Montero, deputi manajer hotel itu antusias dengan proyek tersebut. Ia mengatakan bahwa bahan seragam itu terasa sama malah sedikit lebih nyaman.

Sementara itu Celia Ojeda, penanggung jawab bidang keanekaragaman hayati dan konsumsi Greenpeace di Spanyol menegaskan, organisasinya menilai positif setiap model produksi tekstil yang didasarkan pada ekonomi sirkular. Positif, katanya, karena bahan ini didaur ulang dan menggunakan kembali bahan baku untuk produk-produk tekstil lainnya.

Data PBB menunjukkan industri tekstil memerlukan sekitar 7.500 liter air untuk membuat satu celana jeans, dan sekitar setengah juta ton serat mikro yang setara dengan 3 juta barel minyak dibuang ke laut setiap tahun (uh/ab)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Perintah Pengadilan Belanda Shell Pangkas Emisi Karbon 45%

PLN Sukses Uji Coba Perdagangan Emisi Karbon

7 BUMN Berkolaborasi Sukseskan Penurunan Emisi Karbon

Emisi CO2 Global Kembali Meningkat ke Level Prapandemi

Berita terkait
Terus Meningkat Suhu Global dan Emisi Karbon
Pengukuran satelit menunjukkan bahwa 2021 merupakan salah satu tahun terpanas dalam catatan
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.