TAGAR.id, Jakarta - Seringkali kita mendengar kata investasi yang berhubungan dengan keuangan. Sebenarnya, investasi dengan mudah diibaratkan sebuah kendaraan yang akan membantu seseorang untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
Tujuan keuangan tentunya tergantung masing-masing pribadi. Setiap tujuan keuangan akan memiliki jangka waktu yang berbeda-beda sejak dicanangkan hingga diwujudkan. Semakin pendek jangka waktu menuju tujuan akan lebih baik menggunakan kendaraan berkecepatan cukup dan berisiko rendah dan juga sebaliknya.
Berbicara mengenai investasi, maka risiko yang menyertainya juga harus diperhatikan. Risiko adalah kemungkinan mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Berikut beberapa risiko umum investasi.
1. Risiko likuiditas
Seberapa cepat sebuah aset investasi dapat menjadi uang tunai menandakan tingkat likuiditasnya. Semakin cepat, maka risiko likuiditas semakin rendah. Secara umum, berinvestasi di produk keuangan seperti deposito atau reksa dana memiliki risiko likuiditas yang rendah. Artinya, investor dapat dengan mudah menjual kembali aset investasi dengan nilai yang sesuai harapan.
2. Risiko volatilitas
Bisa juga disebut perubahan harga yang drastis dalam kurun waktu singkat. Hal ini kerap ditemukan apabila investor berinvestasi di saham atau produk yang berbasis saham. Harga saham dapat bergerak naik dan turun dalam waktu singkat bahkan hitungan menit saja, sehingga dalam jangka pendek dapat menghasilkan keuntungan mau pun kerugian yang cukup besar, diatas 10%.
3. Risiko suku bunga
Dengan rendahnya suku bunga acuan, maka investasi di deposito dalam jangka panjang kemungkinan menjadi kurang menarik karena suku bunga yang rendah. Maka, ada baiknya untuk mengalihkan sebagian dana investasi ke aset investasi lain bilamana tujuan keuangan untuk jangka panjang.
4. Risiko inflasi
Apa jadinya apabila kenaikan aset tidak seimbang dengan kenaikan tingkat inflasi? Kemungkinan besar standar hidup investor dapat menurun. Oleh sebab itu, untuk kebutuhan tujuan keuangan diatas 5 tahun sebaiknya menggunakan aset investasi yang imbal hasilnya lebih tinggi meski pun risikonya juga akan lebih tinggi.
5. Risiko gagal bayar
Jenis risiko ini kerap disepelekan oleh calon investor. Padahal, investor sebaiknya melakukan evaluasi singkat untuk mengetahui kemungkinan pengembalian modal awal investasi di akhir periode. Berinvestasi di sebuah bisnis Pada umumnya memiliki risiko gagal bayar yang lebih tinggi daripada berinvestasi di aset seperti emas atau properti. []
(Vidiana Lihayati)
Baca Juga
- Dear Pemula, Begini Lho Cara Investasi Emas
- 4 Cara Investasi Uang untuk Pemula
- 5 Cara Investasi Bitcoin bagi Investor atau Trader Pemula
- Cara Berinvestasi di Aplikasi Bibit Meski Bergaji UMR