Mengatasi Depresi yang Dialami Sulli dan Joker

Joker dan mantan personel girlband f(x) Sulli sama-sama memiliki masalah dengan depresi.
Sosok Joker digambarkan begitu muram lagi kejam dengan ekspresi aktor Joaquin Phoenix yang total. (Foto: Warner Bross)

Jakarta - Joker dan mantan personel girlband f(x) Sulli sama-sama memiliki masalah dengan depresi. Penyanyi Korea itu ditemukan sang manager meninggal dunia di kediamannya di Seongnam, Senin 14 Oktober 2019.

Joker mengatakan orang jahat adalah orang baik yang tersakiti. Tapi orang baik yang tersakiti, tidak akan menjadi jahat apabila bisa mengelola kondisi dengan baik, termasuk dengan mencegah depresi.

It's ok to feel. Kalau sedih ya menangis saja, tidak apa-apa, tapi jangan lama-lama.

Arthur Fleck salah satu contoh di mana depresi yang begitu mendalam dan tak ditangani dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah kejiwaan, yang paling parahnya berujung pada percobaan bunuh diri. 

Dalam film garapan Todd Phillips, Joker musuh Batman membatalkan rencana bunuh, malah mengalihkan dengan membunuh orang lain.

Joker tokoh fiksi, tak seluruhnya relevan jika dibandingkan dengan kisah nyata, namun apa yang dialami adalah gambaran yang dekat dengan realita kehidupan manusia.

Bully atau perundungan yang dialami oleh Arthur Fleck tidak jarang ditemukan juga pada beberapa kasus di Indonesia yang tersebar melalui pemberitaan di media. 

Realitasnya, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) seperti Joker pada dunia nyata lebih cenderung menjadi korban diskriminasi ketimbang melakukan kejahatan.

Kisah Arthur Fleck dalam film Joker digambarkan sebagai orang miskin yang mengalami gangguan kejiwaan dan harus berjuang keras demi kelangsungan hidupnya.

Ia juga mengidap penyakit kejiwaan, yakni Skizofrenia dan Pseudobulbar Affect. 

Skizofrenia yang dialami Arthur Fleck membuatnya sering berhalusinasi dan tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan fantasi. 

Penyakit ini membuat Arthur merasa bahwa dirinya tidak nyata, seperti dalam adegan saat ia bercerita kepada seorang psikiater.

Pseudobulbar Affect yang menyebabkan Joker sering tertawa tanpa sebab, bahkan ketika dirinya sedang sedih, gugup, ataupun ketakutan. Hal inilah yang membuatnya dianggap aneh oleh orang-orang di sekitar dan membuatnya jadi bahan perundungan.

Di luar dari penyakit kejiwaan yang diidapnya, Joker adalah seorang yang mengalami depresi berat karena mendapat banyak tekanan dalam hidup tanpa bisa mengelolanya dengan baik.

Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Heriani Sp.KJ(K) menyarankan agar seseorang yang mengalami tekanan melakukan sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk menenangkan diri saat mendapatkan tekanan.

Luapkan Emosi

Joker selalu berusaha tersenyum dan tertawa bahagia walau sesedih apapun keadaan yang dialami, sebagaimana yang selalu diajarkan oleh ibunya. Padahal, menurut psikiater sah-sah saja seseorang meluapkan emosi, seperti menangis ataupun marah.

"It's ok to feel. Kalau sedih ya menangis saja, tidak apa-apa, tapi jangan lama-lama," kata Heriani.

Ia memberi tips untuk mengkomunikasikan perasaan baik melalui kata-kata pada orang lain, melalui kegiatan melukis, dan mendengarkan atau bermain musik yang mewakili perasaan.

Ketika merasakan amarah, kata dia, secara psikologis seseorang diperbolehkan meluapkan perasaan marah kepada hal-hal yang tidak membahayakan, misalnya dengan olahraga, bela diri, atau bernyanyi dan bermain musik rock.

Selepas emosi telah diluapkan, lanjutnya, tenangkan diri beberapa saat lalu mulai berpikir secara rasional. Memiliki pikiran negatif terhadap sesuatu yang cenderung irasional akan membuat tidak nyaman dan merasa menderita.

Pandanglah sesuatu tanpa beropini dan bersikap menghakimi. Karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap sesuatu yang dilihatnya. Bisa jadi apa yang dinilai buruk oleh diri sendiri malah baik di mata orang lain.

Terimalah diri sendiri, bukan menerima masalah. Sementara untuk masalah harus diatasi atau diubah agar hal tersebut tidak menjadi penghalang lagi.

Berekreasilah untuk mencari kesenangan dan agar bisa melupakan masalah. Selain itu juga bisa merangsang hormon endorfin, dopamin, dan adrenalin dengan berolahraga yang akan menimbulkan perasaan senang dan bersemangat.

Bagi orang yang memiliki banyak masalah di hidupnya dan merasa paling buruk, Heriani menyarankan untuk mengikuti kegiatan sosial. Dengan menjadi relawan sosial, seperti tim penanggulangan bencana, akan membuat diri menjadi merasa lebih bersyukur atas kondisi yang sedang dialami, di mana terdapat orang lain yang memiliki masalah lebih besar.

Namun jika masalah masih terasa amat berat dan benar-benar membutuhkan bantuan, kunjungilah tenaga medis kejiwaan atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.

Di dalam film Joker, Arthur Fleck yang sebelumnya mengidap penyakit kejiwaan, kondisinya semakin menjadi-jadi ketika akses konsultasinya pada psikiater dan obat-obatan penenang dihentikan. []

Berita terkait
Joker dan Gejala Pseudobulbar Affect
Joker digambarkan tidak bisa mengontrol tawa meski perasaannya sedang emosi dan sedih. Pseudobulbar Affect memiliki gejala seperti itu?
Depresi Kambuh Usai Menyimak Cuplikan Joker
Psikiater RS Cipto Mangunkusumo Dr Sylvia D Elvira Sp.KJ(K) mengatakan dua pasiennya kembali mengalami depresi karena melihat cuplikan film Joker.
Film Joker Miliki Tujuh Fakta Tersembunyi
Joker merupakan musuh dari Batman yang kerap kali bertempur. Ini adalah fakta-fakta film Joker yang belum diketahui banyak orang.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.