Jakarta - Ketika ingin berinvestasi pasti kita sering mempertimbangkan berbagai hal, karena kita tentu tidak menginginkan suatu hal yang buruk akan terjadi, disebabkan karena salah memilih instrumen investasi yang tidak pas dengan kondisi kita. Untuk itu jangan sampai kita asal-asalan dalam berinvestasi. Entah itu investasi jangka panjang maupun jangka pendek. Setiap orang pasti memiliki alasan tersendiri dalam memilih menginvestasikan dananya.
Karena investasi jangka panjang cenderung memiliki risiko yang lebih besar, maka orang yang was-was akan lebih memilih investasi dengan jangka pendek, walaupun keuntungan yang didapat juga tidak sebesar keuntungan investasi jangka panjang seperti saham maupun crypto.
Memiliki dana yang sedang nganggur biasanya orang akan mengalami kebingungan apalagi jumlahnya lumayan besar. Mau ditabung dirumah takut uang hilang atau diambil orang. Ingin didepositokan di bank namun jangka waktunya harus nunggu setahun, sedangkan uangnya akan digunakan dalam waktu dekat.
Karena faktot itulah, orang akan lebih memilih menginsvestasikan dengan jangka waktu dekat seperti reksadana pasar uang maupun obligasi.
Salah satu alasan kenapa orang lebih memilih investasi yang berjangka pendek yaitu karena orang tersebut sudah mulai bosan dengan investasi jangka panjang seperti saham dan crypto yang setiap saat harus mantengin look market, karena orang tersebut sudah tak tertarik lagi berinvestasi di saham maupun crypto. Maka dia lebih memilih berinvestasi yang berjangka pendek seperti reksadana pasar uang atau bisa juga obligasi.
Untuk milenial yang ingin pendapatan tambahan yang strabil, kalian bisa memilih investasi yang berjangka pendek. Dengan ini, kalian bisa mendapatkan penghasilan tambahan di luar pendapatan bulanan. []
(Hosea Leonard Hutabarat)
Baca Juga
- Ini Penyebab Harga Emas Sepanjang Oktober Masih Lesu
- Mengapa Emas 24 Karat Cocok untuk Investasi?
- 5 Keuntungan Investasi Emas Secara Digital
- 5 Penyebab Harga Emas Naik Turun