Yogyakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta masih menelusuri sumber penularan Covid-19 yang dialami pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro. Sebelumnya, terdapat penambahan satu kasus PKL yang positif terpapar Covid-19. Sehingga jumlah kasusnya mencapai 11 kasus.
Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyatakan, sampai sekarang pemkot belum bisa menemukan lokasinya. Oleh karena itu, Pemkot Yogyakarta memperluas zona tracing di Malioboro. "Untuk mengetahui di mana lokasi ia berjualan," ungkap Wakil Wali Kota Yogyakarta itu, Rabu, 16 September 2020.
Baca Juga:
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya memperoleh informasi tentang adanya tambahan satu PKL positif Covid-19 dari Pemda DIY. Adapun identitas PKL tersebut seorang laki-laki berusia sekitar 47 tahun. "Dia mengaku sebagai PKL di Malioboro," katanya.
Kami sudah dapat namanya, ternyata setelah dicek jenis kelaminnya perempuan. Jadi masih kami telusuri terus.
Pihaknya mulai hari ini telah meminta tolong kepada komunitas PKL di Malioboro untuk mencari tahu sumbernya. Kendati begitu, informasi yang ia terima masih belum jelas. "Kami sudah dapat namanya, ternyata setelah dicek jenis kelaminnya perempuan. Jadi masih kami telusuri terus," katanya.
Heroe menegaskan belum akan menutup kawasan Malioboro jika tidak ada data yang mendukung terkait kasus ini. Guna meminimalisir penyebaran Covid-19 di Malioboro, Pemkot Yogyakarta melakukan tes swab terhadap para PKL. "Tes swab dilakukan mulai pedagang yang ada di sisi utara sampai selatan," ucapnya.
Baca Juga:
PKL di Malioboro diimbau untuk menegakkan protokol kesehatan. Jika terus terjadi peningkatan kasus Covid-19 pada PKL Malioboro maka perlu evaluasi lebih lanjut. "Harus introspeksi kenapa masih ada penularan Covid-19," tambah Heroe.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie menambahkan, screening terhadap PKL Malioboro merupakan kebijakan Pemkot Yogyakarta. "Saya kira itu upaya yang bagus untuk melakukan pelacakan kontak," kata dia. []