Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpendapat, membandingkan kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan eks DKI-1 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, bukanlah suatu hal yang tepat.
Sebab, kondisi banjir yang terjadi saat ini berbeda dengan era Ahok, jika dilihat dari curah hujan yang mengguyur ibu kota. Kendati demikian, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu dia nilai tidak siap menghadapi banjir Jakarta.
Terkait peluang Ahok maju di Pilgub 2022 itu tetap masih berat. Karena kasus Ahok yaitu kasus penistaan agama.
"Curah hujan juga berbeda. Namun, Anies memang sepertinya tidak sedia payung sebelum hujan. Jadi, ketika hujan dengan intensitas tinggi dan kiriman dari Bogor besar, tidak bisa diantisipasi dengan sigap dan cepat," kata dia kepada Tagar, Senin, 6 Januari 2019.
Baca juga: Efek Ramainya Petisi Jokowi Copot Anies Baswedan
Kekecewaan masyarakat terhadap bencana banjir, di mata Ujang bukanlah menjadi sesuatu hal baru. Setiap kali musibah tersebut melanda ibu kota, warga menurutnya pasti akan meluapkan amarah kepada pemimpin, tidak akan memandang siapa pun gubernur-nya.
"Masyarakat memang kecewa dengan Anies dalam kasus banjir kemarin. Namun, ketika zaman Ahok pun masyarakat kecewa. Jika ada yang mengkritik Anies itu wajar. Dan memang jika ada kebijakan yang salah dan tidak tepat terkait banjir memang harus dikritik," ujarnya.
Sehingga jika dilihat lebih jauh, emosi sesaat masyarakat yang mendesak Anies mundur, tidak bisa menjadi parameter bahwa Ahok nantinya bakal melesat dengan mudah menduduki kursi DKI-1, apabila bertarung kembali dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2022 mendatang.
Sebab, kasus yang sempat menjerat suami Puput Nastiti Devi itu memiliki dampak yang luar biasa besar hingga saat ini.
"Terkait peluang Ahok maju di Pilgub 2022 itu tetap masih berat. Karena kasus Ahok yaitu kasus penistaan agama. Jadi berat untuk bisa maju atau terpilih lagi di 2022 nanti," kata Ujang.
Baca juga: Mengunjungi Rumah DP Nol Rupiah Anies Baswedan
Kemudian, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu menyarankan Anies Baswedan semestinya dapat bersinergi dengan pemerintah pusat dalam mengatasi persoalan banjir di Jakarta, bukan justru melontarkan pernyataan yang berseberangan dengan RI-1.
"Yang paling bagus adalah tidak melempar pernyataan yang berbeda. Anies dan pemerintah pusat harus bersama-sama dalam menangani banjir Jakarta," tuturnya.
Seperti diketahui, Anies menepis anggapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan banjir dikarenakan masyarakat kerap membuang sampah sembarangan. Hal tersebut tidak terjadi saat banjir menggenangi sekitar Bandar Udara (Bandara) Halim Perdana Kusuma.
Begitu juga pernyataan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono soal normalisasi kali Ciliwung menjadi formula mengatasi banjir Jakarta. Anies Baswedan mengatakan Kampung Pulo setelah dinormalisasi tetap saja tergenang banjir. []