Untuk Indonesia

Membongkar Konspirasi Penjahat di Balik 90 Rekening FPI

Pembongkaran aliran dana 90 rekening FPI bisa membuka mata kita tentang siapa penjahat-penjahat sesungguhnya yang ingin menghancurkan Indonesia.
Ilustrasi - seorang demonstran dari FPI mengendarai motor di antara penjagaan aparat kepolisian saat demo memprotes film Innocence of Muslims di Kedutaan Amerika Serikat, Jakarta, 17 September 2012. (Foto: Tagar/Antara/Dhoni Setiawan)

Oleh: Ade Armando*

Penelusuran aliran dana ke FPI bisa menjadi sebuah jalan masuk ke arah pembongkaran jaringan kekuatan yang ingin menghancurkan Indonesia. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) kurang dari dua pekan lalu memulai pemeriksaan aliran dana ke rekening FPI dan pihak-pihak yang terkait.

Pada awalnya kita mendengar hanya sekitar 50-an rekening yang dibekukan untuk diperiksa. Tapi sekarang jumlah rekening yang diperiksa sudah mencapai sekitar 90-an.

FPI sendiri sudah kelihatan panik. Munarman dengan sembarangan menyatakan bahwa tindakan ini akan mendorong rush money. Dia menakut-nakuti bahwa pembekuan rekening-rekening FPI akan menimbulkan kepanikan masyarakat sehingga masyarakat berbondong-bondong menarik uang dari bank.

Ini tentu menggelikan. Mengapa juga para nasabah bank harus ketakutan? Apakah dalam bayangan Munarman, kita ini para nasabah bank akan juga takut rekening kita akan diblokir? Yang perlu panik kan mereka yang selama ini menampung uang untuk penggunaan kegiatan FPI.

Atau yang selama ini menjadi penyandang dana, cukong kegiatan FPI. Mereka layak panik dan kalau perlu mereka memang melarikan diri dari Indonesia. Tapi kalau masyarakat umum sih, kemungkinan besar justru bahagia.

Munarman juga mengiba-iba meminta agar salah satu rekeningnya jangan sampai diblokir karena uang di rekening itu digunakan untuk mengobati ibunya.

Mudah-mudahan dia jujur. Saya tidak bisa membayangkan azab yang akan ditimpakan seandainya dia bohong. Tapi yang harus diingat, PPATK itu tidak akan memblokir semua rekening yang saat ini diperiksa. Bila pemeriksaan selesai dan tidak ada indikasi rekening tersebut digunakan dalam kaitan dengan tindak pidana, tentu pemblokiran akan segera dibuka.

PPATK melakukan penelusuran karena dua hal. Pertama, karena adanya dugaan aliran dana itu datang dari sumber dana ilegal, misalnya dari pencucian uang. Kedua, karena adanya dugaan di rekening itu dana digunakan untuk membiayai kegiatan ilegal, misalnya terorisme.

Pembongkaran aliran dana ini bisa membuka mata kita tentang siapa penjahat-penjahat sesungguhnya yang ingin menghancurkan Indonesia.

PPATK tidak sembarangan memblokir atau melakukan penutupan rekening. Mereka objektif dan profesional. Jadi kalau memang FPI itu organisasi yang bersih, sumber dananya halal, dan penggunaannya pun untuk aktivitas yang halal, FPI tidak perlu kebakaran jenggot.

Tapi justru di situ letak masalahnya. FPi menyatakan selama ini dana FPI itu dimanfaatkan untuk banyak kegiatan kemanusiaan. Membantu korban bencana, membantu kaum duafa, membangun prasarana sosial, dan lain-lain, dan lain-lain. Ya, kalau memang hanya itu kegiatan FPI, tidak ada yang perlu ditakutkan.

FPi juga menyatakan sumber dana mereka adalah donatur-donatur yang tergerak untuk membantu misi kemanusiaan FPI. Ya, kalau memang itu, ya juga tidak ada yang perlu ditakutkan. Masalahnya, kita semua bisa menduga dengan akal sehat kita, cerita tidak sesederhana itu.

Bahwa ada sampai 90 rekening FPI yang harus diperiksa menunjukkan pendanaan FPI memang tidak main-main. Artinya uang disimpan di banyak tempat, yang mengindikasikan bahwa ada upaya terencana untuk mengaburkan urusan pengaliran dan penggunaan dana itu.

Pada masa ini urusan penyaluran dana memang tidak lagi mudah, karena negara punya otoritas untuk memeriksa aliran dana, lazim para penyandang dana tidak mengirimkan begitu saja uang dari satu rekening bank ke rekening bank yang lain. Bisa saja, dan lazim sekali uang disampaikan secara tunai.

Kalau jumlahnya besar, uang tunai itu bisa diserahkan dalam satu tas besar, atau ransel, atau kantong plastik. Ini yang menyebabkan dalam operasi tangkap tangan KPK misalnya, koruptor diciduk saat menerima uang tunai yang disimpan dalam sebuah, taruhlah koper misalnya.

Hal serupa bisa kita bayangkan terjadi dalam kasus FPI ini. Si pemodal menyerahkan duitnya secara cash kepada oknum tertentu yang terkait dengan FPI, dan si oknum tertentu inilah yang kemudian menyimpan atau mengirim uangnya ke berbagai rekening milik FPI.

Karena kerumitan itulah, bisa dipahami mengapa ada begitu banyak rekening yang harus diperiksa. Dan masing-masing rekening sangat mungkin disamarkan. Rekening yang dinyatakan peruntukannya untuk membantu bencana alam misalnya, bisa saja digunakan untuk keperluan, ya taruhlah, mendanai pernikahan putri Rizieq. Dan ini sangat mungkin dilakukan karena ketiadaan audit dan pertanggungjawaban yang transparan.

Bila itu semua bisa dilacak oleh PPATK, satu per satu, baru kita nanti akan memperoleh gambaran yang sesungguhnya.

Kalau memang FPI itu organisasi yang bersih, sumber dananya halal, dan penggunaannya pun untuk aktivitas yang halal, FPI tidak perlu kebakaran jenggot.

Yang menjadi pusat perhatian pertama adalah siapa yang selama ini berada di belakang gerakan Rizieq Shihab dan FPI? Rizieq dan FPI adalah kekuatan raksasa yang tidak mungkin bisa mengoperasikan kerja-kerja politik mereka tanpa dana.

Rizieq dan FPI adalah motor utama gerakan-gerakan unjuk rasa yang bisa melibatkan ratusan ribu atau bahkan jutaan orang selama berhari-hari, dan tidak hanya di satu tempat. Mereka itu semua adalah gerakan 414, 212, 313, dan seterusnya, dan seterusnya.

Menurut saya omong kosong bahwa itu semua melibatkan sekadar kaum muslim yang dengan semangat pengabdian kepada Allah terlibat secara sukarela. Walau bukan semua, hampir pasti sebagian dari ratusan ribu orang atau konon jutaan itu dibayar. Atau kalaupun mereka tidak mendapat uang amplop, ya paling tidak ada lah dana logistik dan konsumsi.

FPI itu organisasi besar, punya laskar terlatih, bahkan sekarnag kita tahu FPI punya markas sentral kekuatan menempati lahan seluas 30 hektare di Megamendung. Di situ ada kompleks tempat tinggal, ada asrama, masjid, pondokan, perkebunan, ruang pertemuan, sarana olahraga.

Kehidupan Rizieq dan keluarga sendiri itu boros biaya. Begitu juga tiga tahun petualanan Rizieq dan keluarganya di Saudi pasti membutuhkan dana besar. Sementara di Indonesia sendiri, kampanye FPI dan Rizieq sebagaimana diperlihatkan oleh ratusan ribu atau ribuan poster dan spanduk yang tersebar tidak mungkin dibiayai oleh sumbangan anggota atau dari hasil memalak restoran dan tempat hiburan malam.

Itu semua butuh biaya, dana yang luar biasa besar. Dan dana raksasa hanya bisa dialirkan dari lumbung-lumbung uang raksasa. Pertanyaannya, siapa lumbung-lumbung itu? Selama ini sejumlah nama sudah lazim disebut. Pertama, dan ini yang paling sering terdengar, keluarga Soeharto, Cendana. Kedua, keluarga SBY, Cikeas. Ketiga, dinasti JK. Di luar itu orang juga menyebut nama-nama seperti Gatot Nurmantyo, Tommy Winata, Reza Chalid, atau bahkan kekuatan-kekuatan internasional.

Tapi itu semua selama ini hanya bersifat spekulatif. Saya misalnya termasuk orang yang tidak percaya SBY penyandang dana Rizieq, karena memang itu sih bukan gaya politiknya. Nah, dalam konteks menghindari fitnah itulah, penelusuran dana oleh PPATK menjadi penting.

Sebetulnya untuk membongkar siapa di belakang gerakan ini semua bisa juga digali dari Rizieq sendiri. Pertanyaannya, seberapa jauh dia mau dan berani bicara? Kita tentu berharap aparat hukum bisa menekannya agar bisa jujur mengungkapkan konspirasi di belakang dirinya.

Tapi kan kata-kata hanya berhenti pada kata-kata. Hasil penelusuran dana ini bisa digunakan untuk menjadi bukti berikutnya. Karena itu, pemeriksaan aliran dana FPI ini, bila berhasil, bisa membawa kita pada fakta yang teramat penting. Pembongkaran aliran dana ini bisa membuka mata kita tentang siapa penjahat-penjahat sesungguhnya yang ingin menghancurkan Indonesia.

Yuk kita dukung PPATK menjalankan kerjanya.

*Akademisi Universitas Indonesia

Berita terkait
Tanggapan Pengacara FPI Soal Pernyataan Komnas HAM
FPI menanggapi pernyataan ketua Komnas HAM yang menyatakan laskar FPI menikmati bentrok dengan polisi karena mereka ketawa-ketawa.
Jokowi Perintahkan Kawal Kasus Laskar FPI, Mahfud: Kita Ungkap
Presiden Jokowi memerintahkan agar kasus tewasnya anggota Laskar FPI dikawal. Mahfud menyebut akan ungkap persoalan ini di pengadilan.
Jokowi Minta Tindak Lanjuti Investigasi Komnas HAM soal FPI
Jokowi meminta untuk menindaklanjuti laporan hasil investigasi dari Komnas HAM terkait tewasnya 6 anggota FPI
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.