Melantun Alquran dari Malaysia, Akhmanul Getarkan Aceh

Akhmanul Hakim, pria yang baca Alquran 30 juz dari Malaysia menggetarkan Aceh. Bupati Abdya berkomitmen merenovasi rumah dan meminangnya pulang.
Ilustrasi Azan. (foto: tribunasia.com).

Aceh Barat Daya - Nama Akmalul Hakim, tiba-tiba saja viral di media sosial Facebook, saat video dia sedang membaca Alquran dan memimpin doa dibagikan Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim. 

Sosok Akhmalul sontak menjadi harum, khususnya di Provinsi Aceh. Padahal, saat ini dia sedang berada di negeri seberang, Malaysia.

Menurut dia, video yang disaksikannya, direkam saat Akmalul dipilih menjadi imam masjid di Malaysia. Sementara pada video kedua, saat pria berusia 21 tahun itu memimpin doa di sebuah tempat salat di Pulau Jawa.

Doakanlah suatu saat, anak kita ini mau pulang kampung dan jadi imam Masjid Agung Abdya.

"Dia hafal Alquran 30 juz, punya suara merdu, dan imam lintas negara. Saya terharu dan menetes air mata saat melihat video dia," ujar Akmal kepada Tagar, Selasa, 10 September 2019.

Usai menyaksikan dua video Akhmalul di sana, Bupati Abdya sempat menitikkan air mata. Akmal berharap pria rantau itu suatu saat bersedia pulang ke Bumi Serambi Mekkah, untuk menjadi imam di Masjid Agung terbesar di Kabupaten Abdya. 

"Doakanlah suatu saat, anak kita ini mau pulang kampung dan jadi imam Masjid Agung Abdya," ucapnya.

Dia mengaku kenal betul sosok ini. Akmalul, adalah anak petani, potret buruh tani miskin di pedalaman Abdya. Rumah yang dihuni keluarganya, kata Akmal, menyerupai gubuk dan di situ-lah Akhmalul dibesarkan.

"Saya kenal ayahnya. Namanya Mukhlis, dan matanya cacat sebelah. Dia bekerja apa saja, tak pernah mengeluh, tak pernah juga mengaku miskin, apalagi mengambil surat miskin. Ibunya membantu kerja suami di sawah atau kebun, bahkan juga berjualan sapu lidi," ucapnya. 

Akmal mengaku memiliki hunbungan yang dekat Mukhlis. Hubungan keduanya baik, bahkan sudah seperti sahabat.

"Ayahnya sahabat akrab saya. Kami sering ngobrol, malah Mukhlis sempat jadi buruh bongkar muat sawit di kebun saya. Dia juga pekerja tangguh yang rajin, dan tak punya masalah," tutur dia.

Menurut dia, Mukhlis hampir tidak pernah berpeluh kesah, meskipun diterpa ekonomi pelik.

"Ayahnya tegar, dia tak pernah bercerita anaknya sudah mendunia. Dia hanya bilang bahwa anaknya yang tertua dimasukkan ke pesantren. Setiap hasil kerjanya yang sedikit, selalu disisihkan untuk pendidikan anaknya," kata Akmal.

Bupati Abdya ini memetik hikmah dari hidup keluarga Akhmalul. Dia menilai, Mukhlis telah berhasil mengajarkan makna ketegaran dan kesabaran.

"Meski dalam kemiskinan tidak ada kata berkeluh kesah dalam segala cuaca," tuturnya.

Sepintas, dia terpikir untuk merenovasi rumah keluarga Akmalul hingga terlihat layak. Sebab, bagaimanapun juga Akhmalul berhasil mengharumkan nama Aceh hingga ke luar negeri.

Biayanya rehabilitasi rumah, menurut dia, bisa dikumpulkan dari sumbangan Baitul Mall. Apabila masih kurang, dia usulkan untuk melakukan kolektivitas.

"Bagaimana kalau Baitul Mall menyumbang dana rehab rumah jadi bangun baru, ya tentu menurut standar rehab rumah Baitul Mall, yang kurangnya, kita sumbang ramai-ramai. Pak Mukhlis dan anaknya memang tidak meminta, ini hanya penghormatan kita kepada beliau," tutur Akmal. []

Berita terkait
Di Aceh, Aktivitas Harus Berhenti 10 Menit Sebelum Azan
Pemerintah Kota Banda Aceh membuat aturan menghentikan aktivas dan penutupan toko selama 10 menit sebelum azan berkumandang.
2.339 Jemaah Haji Tiba di Banda Aceh
392 Jemaah Haji Aceh yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 6 tiba di Aceh.
Melihat Usia Harapan Hidup Lansia di Aceh
usia harapan hidup para lanjut usia (lansia) di Aceh saat ini sudah mencapai 70 tahun meningkat lima tahun dari sebelumnya yang berkisar 69 tahun