Melantai di Wall Street, Strategi Bisnis Grab di Pasar

Tak hanya itu, kini Grab juga dengan menawarkan pelayanan pengiriman makanan, pembayaran, asuransi, hingga produk investasi.
Ilustrasi Grab.(Foto: Tagar/Twitter/Grab)

Jakarta - Perusahaan platform transportasi online Grab dikabarkan segera melaksanakan Initial Publik Officer (IPO) di bursa saham Amerika Serikat (AS).

Langkah Grab untuk melantai di Wall Stret menjadi titik terang bagi perusahaan asal Singapura berusia sembilan tahun itu yang memulai operasi awalnya sebagai aplikasi ride-hailing, dan kini sudah merambah di 400 kota di delapan negara.

Tak hanya itu, kini Grab juga dengan menawarkan pelayanan pengiriman makanan, pembayaran, asuransi, hingga produk investasi.

Langkap IPO ini setelah Grab merger dengan Altimeter yang notabene merupakan perusahaan cangkang/special purpose acquisition company (SPAC) senilai USD40 miliar, saham Grab akan diperdagangkan dengan menggunakan kode saham 'GRAB'.

Analis Smartkarma, Angus Mackintosh sebagaimana dilansir Reuters, Kamis, 2 Desember 2021, mengatakan, "Listing ini akan jadi fokus utama bagi pasar, khususnya bakal memberi potensi persaingan yang semakin agresif ke depan."

Saingan Grab tingkat regional seperti Sea, kemudian dari Indonesia ada Grup GoTo juga dikabarkan terus meningkat. Ini memberi sinyal volume perdagangan ekonomi digital di kawasan tersebut akan berlipat ganda menjadi USD360 miliar pada tahun 2025.

Grab didirikan oleh Anthony Tan, sekaligus ebagai chief executive-nya, dan Tan Hooi Ling, yang mengembangkan perusahaan yang berawal dari ide dalam kompetisi ventura Harvard Business School pada tahun 2011.

Sebagai CEO, Tan (39) telah memperluas layanan Grab setelah diluncurkan pada awalnya sebagai aplikasi taksi di Malaysia pada 2012, yang kemudian kantor pusatnya dipindahkan ke Singapura.

Menilik laporan keuangan Grab hingga kuartal III-2021 tampak masih tertekan 9% sebesar USD157 juta, dengan EBITDA yang melebar 66% menjadi USD212 juta.


Listing ini akan jadi fokus utama bagi pasar, khususnya bakal memberi potensi persaingan yang semakin agresif ke depan.


Pada bulan September, Grab memangkas perkiraan pendapatan setahun penuh, dengan alasan masih ada ketidakpastian atas kebijakan pembatasan pandemi.

Melalui mergernya via SPAC, Grab berhasil meraup USD4,5 miliar, termasuk suntikan modal senilai USD750 juta dari investor Silicon Valley Altimeter Capital Management dalam kesepakatan yang dibuat pada bulan April lalu.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Sejarah JP. Morgan yang Dianggap Raja Wall Street
Kehebatan Morgan dalam mengelola keuangan membuat bisnisnya semakin besar pada tahun 1864.
Sejarah Wall Street, Bursa Efek Terbesar di Dunia
Istilah Wall Street kerap digunakan untuk menggambarkan industri keuangan dan perusahaan-perusahaan yang terdapat di dalamnya.
Grab Gandeng Kemenparekraf & Kemenkes Hadirkan Vaksinasi Drive Thru
Grab bersama Kemenparekraf dan Kemenkes hadirkan pertama kalinya di Asia Tenggara, vaksinasi Covid-19 drive thru.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja