Mayoritas Mahasiswa di Semarang Tak Punya SIM

mahasiswa Ivet Semarang mendapat fasilitasi SIM gratis dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jateng. Meski gratis, pengurusan SIM sesuai mekanisme.
Petugas Polrestabes Semarang dengan sabar membimbing mahasiswa Universitas IVET Semarang menjalani serangkaian ujian mendapatkan SIM. (Foto: Istimewa)

Semarang - Wakil Rektor III Universitas Ivet Semarang Tri Leksono Prihandoko mengatakan sebagian besar mahasiswa tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Dia berkirim surat kepada Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah. Gayung pun tersambut, dalam sepekan surat tersebut direspons dengan fasilitasi pembuatan SIM kepada mahasiswa. 

Prihandoko menyambut penuh suka cita seiring diterbitkannya secara gratis dua SIM A dan lima SIM C kepada tujuh mahasiswa asal Papua. Sejumlah petugas dari Polrestabes Semarang meluangkan waktu, sejak tahapan awal hingga terbitnya SIM A dan SIM C.

Tujuh mahasiswa yang dibantu pembuatan SIM ini adalah Ayon Widigipa, Ayub Edoway, Yohanes Tagi, Kalorina Dogomo, Boas Iyai, Marten Butu dan Maya Maria Anouw.

Saya terharu polantas begitu tulus, bertindak sigap dan responsif. Mahasiswa diperlakukan dengan baik sejak awal hingga resmi mengantongi SIM.

Pria yang akrab disapa Koko mengaku sejak menjabat sebagai dosen, baru kali ini mendapati polisi lalu lintas (polantas) mendedikasikan empati dan bijaksana. "Saya terharu polantas begitu tulus, bertindak sigap dan responsif. Mahasiswa diperlakukan dengan baik sejak awal hingga resmi mengantongi SIM,” katanya di Semarang, Selasa, 11 Agustus 2020.

Koko menuturkan sebagian besar mahasiswa tidak memiliki SIM. Atas dasar itu Koko menulis surat permohonan kemudahan SIM kepada Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Komisaris Besar Pol Arman Achdiat, kini menjabat Kasubditdikmas Ditkamsel Korlantas Polri.

“Surat terkirim 29 Juli 2020. Diterima staf Pak Arman Achdiat 3 Agustus 2020 lalu. Selang seminggu kemudian, Senin 10 Agustus 2020 mahasiswa memperoleh legitimasi berkendara di jalan umum. Ajaib, bukan," ujar Koko separuh tidak percaya.

Yohanes Tagi, mahasiswa yang mendapat layanan SIM gratis mengungkapkan, sebelumnya pernah mengurus SIM, tapi tertunda karena kekurangan biaya. Sebagai mahasiswa, uang bergantung dari kiriman orang tuanya di Papua.

Ia menyadari tanpa mengantongi SIM sebagai syarat mengendarai mobil maupun motor di jalan umum sangat berisiko. Sudah tentu ini melanggar aturan yang berpotensi merugikan diri sendiri dan orang lain. 

"Saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih diberi kemudahan mendapatkan SIM," ujarnya.

Baca juga: 

Dihubungi terpisah, pendiri Setara Institut Hendardi mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan Arman Achdiat yang sudah memfasilitasi SIM gratis kepada mahasiswa. Baginya ini sebuah fakta masih ada Korps Bhayangkara merangkul mahasiswa menggunakan pendekatan manusiawi.

Menurut dia, kebijakan Arman Achdiat mewakili negara. Sederhana tetapi sarat penghayatan dan meluhurkan nilai-nilai kemanusiaan. 

"Kombes Pol Arman Achdiat membingkai bidang tugasnya menggunakan pendekatan keindonesiaan. Serupa nutrisi, kebijakannya menumbuhsuburkan kesejatian Polri di mata mahasiswa," kata Hendardi []

Berita terkait
Cara Dapat SIM Gratis bagi 50 Warga Kudus
Polres Kudus memberi pelayanan gratis pembuatan SIM bagi 50 warga. Apa saja syaratnya?
Layanan SIM Jemput Bola untuk Petugas Medis Jateng
Ditlantas Polda Jawa Tengah (Jateng) memberi pelayanan jemput bola SIM untuk petugas medis. Pelayanan ini bagian dari Operasi Patuh Candi 2020.
Apresiasi untuk SIM Keliling Tenaga Medis di Jateng
Layanan SIM keliling di rumah sakit di Jawa Tengah untuk tenaga medis mendapat apresiasi sejumlah pihak.