Mayat Ditemukan Dibawa Kolong Pondok di Sulbar

Sesosok mayat lelaki paruh baya ditemukan tergeletak dibawah kolong pondok warga Limbolopi Kelurahan Tawalian, Kecamatan Tawalian, Mamasa Sulbar.
Mayat Buntu Pasau saat ditemukan warga dibawa kolong pondok di Tawalian, Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat. (Foto: Tagar/Eka Musriang)

Mamasa - Sesosok mayat laki-laki bernama Buntu Pasau, 51 tahun, warga Limbolopi Kelurahan Tawalian, Kecamatan Tawalian, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), ditemukan tergeletak di pondok sawah, milik Leppong, Jumat 7 Februari 2020 pagi.

Jazad laki-laki paruh baya ini pertama kali ditemukan oleh salah seorang warga, Leppong. Dia menemukan Buntu Pasau sudah meninggal dunia dalam keadaan terbaring dibawah kolong pondok miliknya.

Kemarin sore sekitar pukul 17:00 Wita, Buntu Pasau masih melakukan aktifitas seperti biasanya di sekitar pondok.

Berdasarkan keterangan Leppong, sekitar pukul 08.00 WITA pagi, Ia pergi ke pondok (bangau) di sawah miliknya. Setelah tiba di pondok itu, Ia menemukan mayat Buntu dengan posisi terbaring di bawah kolong pondok.

"Kemarin sore sekitar pukul 17:00 Wita, Buntu Pasau masih melakukan aktifitas seperti biasanya di sekitar pondok,"kata Leppong.

Kepala Lingkungan, Dedi menceritakan, bahwa semasa hidupnya, Buntu jarang menerima makanan pemberian warga. Kata Dedi, Buntu hanya mau minum air mentah dari sawah.

"Biasanya, kalau lewat di depan rumah dikasi makanan tapi dia tidak mau ambil sama sekali. Kalaupun dia ambil, itu tidak dimakan tapi dia buang,"ungkap Dedi.

Dedi menjelaskan, Buntu kerap kali ditemukan berjalan kaki ke Kecamatan Sumarorong yang jaraknya cukup jauh dari tempat dia tinggal.

"Tak jarang, Buntu ini berjalan dari Kecamatan Tawalian ke Kecamatan Sumarorong yang jarak tempuhnya 52 kilometer,"jelasnya.

Sementara itu, pihak keluarga mengakui, jika meninggalnya Buntu Pasau murni karena penyakit yang dideritanya selama ini, bukan karena adanya unsur-unsur lain.

"Kami tidak keberatan karena memang saudara kami mangalami penyakit sejak lama, dan memang malas makan. Biasa sampai tiga hari tidak makan,"ujar saudara Buntu Pasau, Albert.

Meski demikian, pihak kepolisian tetap melakukan penyelidikan terkait penyebab meninggalnya Buntu Pasau. Kaur Bin Ops (KBO) Intelkam Polres Mamasa, IPDA Ilyas mengungkapkan, saat ditemukan, Buntu Pasau tidak mengalami adanya tindak kekerasan pada tubuh atau hal lainnya yang mencurigakan.

"Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh Buntu Pasau,"tutur Ilyas.

Berdasarkan penelusuran Tagar, Buntu Pasau mengalami gangguan jiwa sejak umur 22 tahun. Sehari-hari Buntu Pasau tak ingin diberikan makan oleh siapa pun.

Diketahui, mayat Buntu Pasau saat ini tengah disemayamkan di rumah duka milik saudara korban. []

Berita terkait
KPU Mamuju Sulbar Dianggap Tidak Transparan
KPU Mamuju Sulawesi Barat dianggap tidak transparan dalam pengumuman hasil perekrutan petugas PPK.
Gandang Dewata Sulbar, Taman Nasional ke 53
Gandang Dewata di Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, Mamuju Tengah dan Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, ditetapkan sebagai taman nasional ke-53.
Petani Sawit Sulbar Resah Akan Harga Sawit
Petani kelapa sawit di Sulawesi Barat resah dengan harga yang sangat murah, dimana satu kilonya hanya Rp 1.500, sedangkan di kalimantan Rp 2.000.