Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi tengah dalam pembahasan tahap akhir mengenai prosedur serta persyaratan kesehatan untuk mengikuti umroh, termasuk komponen biaya umroh 2021 yang akan dibebankan kepada calon jemaah.
Asosiasi penyelenggara umrah dan haji memperkirakan kebijakan Arab Saudi akan mengerek biaya umroh 2021 dua kali lipat, dan biaya umroh 2021 ini sangat tergantung dari hasil lobi Pemerintah Indonesia.
Sekretaris Jenderal Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (SATHU), Artha Hanif memperkirakan, biaya umroh 2021 bakal naik. Hal itu karena ada kewajiban karantina, tes PCR dan lainnya. Perhitungan SATHU, biaya umroh 2021 bakal naik setidaknya Rp 10 juta. Pasalnya, karantina peserta umroh butuh waktu lama.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M Nur mengatakan, biaya umroh 2021 sampai saat ini masih merujuk pada harga referensi kedua ketika uji coba pada November 2020, yaitu Rp 26 juta.
Menurutnya, penyesuaian biaya umroh tahun 2021 itu akan dilakukan apabila masih ada kewajiban karantina 5 hari sebelum berangkat umrah, begitu juga saat pulang dari Arab Saudi.
Dalam beberapa hari ke ini, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk finalisasi hal-hal tersebut. "Diharapkan ketika dibuka beberapa hari ke depan, kita sudah siap, sehingga keberangkatan bisa dilakukan," jelas dia.
Selain biaya keberangkatan. Persiapan kesehatan pun harus dilakukan dengan melakukan vaksin misalnya. Terkait vaksin Covid-19, ada empat merek yang diizinkan oleh Arab Saudi, yaitu Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson.
Bagi jemaah yang menggunakan vaksin Sinovac dan Sinopharm, harus disuntik booster yang berasal dari empat vaksin di atas.[]
(Ratu Mitha Amelia)
- Baca Juga:
- Kota Cirebon Akan Jadi Kota Transit Jemaah Umroh
- 2 Pemilik Travel Umroh di Aceh Tipu Puluhan Jemaah Rp 1,4 M
- Pemerintah: Jamaah Luar Negeri Boleh Daftar Umroh 9 Agustus
- Kemenag Berharap Umroh untuk Indonesia Segera Dibuka