Masyarakat Hungaria Lakukan Lawatan Jalan kaki Mengenal Muslim Budapes

Lawatan jalan kaki untuk belajar tentang masyarakat Muslim Budapes dan masjidnya menjadi terkenal di kalangan masyarakat Hungaria.
Lawatan jalan kaki untuk belajar tentang masyarakat Muslim Budapes dan masjidnya menjadi terkenal di kalangan masyarakat Hungaria sebagai cara mengatasi ketakutan dan penolakan di tengah gerakan benci pendatang, yang ketat oleh pemerintah.(Foto:Breitbart)

Budapes, (Tagar 7/11/2017) - Lawatan jalan kaki untuk belajar tentang masyarakat Muslim Budapes dan masjidnya menjadi terkenal di kalangan masyarakat Hungaria sebagai cara mengatasi ketakutan dan penolakan di tengah gerakan benci pendatang, yang ketat oleh pemerintah.

Penggerak lawatan berpusat di Budapest Setamuhely (Budapest Walkshop) menjalankan 30 lawatan jalan kaki berbeda, yang membawa pengunjung mengelilingi tempat bangunan dan budaya kota itu serta masyarakat Yahudi dan Muslim.

"Saya dapat mengatakan bahwa lawatan jalan kaki ini, Muslim yang tinggal di sekitar kita, adalah perjalanan paling terkenal," kata Anna Lenard pengelola usaha itu seperti diberitakan pada Senin. Ketika lawatan Muslim didirikan tiga tahun lalu, sangat sedikit yang tertarik.

"Kebanyakan orang belum pernah bertemu dengan Muslim dalam kehidupan mereka, bersama dengan yang mereka dengar setiap hari di media, menyebabkan banyak ketegangan dan tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Saya pikir, inilah alasan utama mengapa orang datang sekarang," katanya menjelaskan.

Sebagian besar yang berjalan dalam waktu empat jam memiliki gelar sarjana dan dua pertiga adalah wanita, katanya.

Masyarakat Muslim Hungaria, yang diperkirakan berjumlah sekitar 40.000 orang, tumbuh dengan krisis migrasi pada 2015, meskipun kebanyakan dari mereka datang lebih awal untuk belajar di beberapa universitas Hungaria.

Meskipun ratusan ribu migran menyeberang ke Hungaria dari Balkan pada puncak krisis, sebagian besar penduduknya menuju bagian-bagian Eropa barat yang lebih kaya.

Data dari wadah pemikir Tarki menunjukkan proporsi orang yang dianggap xenofobia dan kesal dengan imigran asing melonjak hingga 60 persen tahun ini, naik 19 poin dari dua tahun lalu.

Sekitar 80 orang melakukan tur Muslim per bulan, demikian keterangan panitia penyelenggara tur tersebut.

Sebuah kelompok khas sekitar 30 orang pertama kali pergi ke sebuah masjid kecil yang tersembunyi di sebuah apartemen tua, di mana umat Islam datang untuk berdoa pada saat kunjungan tersebut.

"Saya sangat tertarik dengan segala sesuatu yang multi budaya dan budaya dan agama yang hidup di antara kita," kata Nauszika, psikolog yang tidak ingin memberikan nama lengkapnya.

"Ini adalah cara terbaik untuk menghilangkan ketakutan Anda jika Anda mulai bertanya kepada orang yang Anda takuti," tambah pemimpin perjalanan itu, Marianna Karman, pakar Afrika, yang berpindah ke agama Islam.

"Orang-orang ini memilih untuk datang dalam perjalanan ini karena mereka ingin membicarakan masalah tersebut, mereka ingin melawan ketakutan mereka," katanya.

Hal menarik lain dalam perjalanan tersebut mencakup toko makanan Muslim dan masjid terbesar di Budapes, yang terletak di bekas gedung perkantoran.(ant/wwn)

Berita terkait