Maskapai Penerbangan Kecil Banyak yang Bangkrut Kena Pandemi

Pandemi covid-19 yang sudah berjalan tujuh bulan membuat banyak maskapai penerbangan kecil yang gulung tikar alias bangkrut.
Ilustrasi pesawat terbang Boeing 737-8 MAX. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Pengamat penerbangan dari Universitas Indonesia, Arista Amardjati menilai, pandemi Covid-19 yang sudah berjalan sekitar tujuh bulan membuat banyak maskapai kecil yang gulung tikar alias bangkrut. "Industri penerbangan kita banyak yang babak belur terutama maskapai-maskapai kecil seperti yang bermain di commuter," katanya dalam wawancara dengan Tagar TV.

Yang paling terimbas dari low season ini maskapai-maskapai kecil, mereka banyak yang bangkrut.

Menurutnya, penerbangan nasional banyak tergantung pada pendapatan saat peak season (ramai penumpang). Saat panen maskapai itu saat liburan sekolah, lebaran dan tahun baru. Namun selama pandemi, semua peak season itu hilang.

Saat pandemi ini, ucap Arista, dari penerbangan liburan sekolah, dan hari raya lebaran, hingga Oktober, industri penerbangan memasuki masa low season. "Kita seharusnya di penerbangan domestik kuat karena mempunyai tabungan di lebaran, liburan sekolah plus umrah hilang, makanya maskapai nasional babak belur, tuturnya.

Trans NusaLogo maskapai penerbangan Trans Nusa. (Foto: transnusa.co.id).

Arista menambahkan, yang paling terimbas dari low season ini maskapai-maskapai kecil, mereka banyak yang bangkrut. Ia menyebutkan sejumlah contoh, ada Trans Nusa, maskapai commuter yang melayani destinasi kawasan Indonesia Timur, antara lain Nusa Tenggara Timur.

Ada juga Kalstar Avition dan Trigana Air yang melayani penerbangan ke Kalimantan. Setelah itu ada maskapai Susi Air, karena 80 persen penerbangan ke Papua lumpuh akibat pemberlakuan lockdown, selama dua bulan tidak menerima penumpang dari luar provinsi.

"Menurut saya, maskapai kecil sudah kolaps. Yang terus terang itu Trans Nusa, sudah mengumumkan tidak beroperasi sejak September lalu," tutur Arista.

Maskapai penerbangan besar seperti Garuda Indonesia dan Lion Air juga terkena imbas pandemi dengan melakukan perampingan. Menurutnya, Sriwijaya Air yang terbilang maskapai cukup kuat terpaksa harus mem-PHK, merumahkan dan tidak memperpanjangan kontrak pilot dan karyawannya.

"Informasinya sudah bocor keluar bahwa Sriwijaya Air merumahkan semua karyawannya," ucap Arista. []

Berita terkait
Heboh Isu Maskapai Baru,Lion Air Enggan Berkomentar
Lion Air yang tengah menghadapi persoalan hukum di Pengadilan Niaga, London,dikabarkan membentuk maskapai baru.
Bos Garuda Sebut Maskapai Berpotensi Bangkrut
Dirut Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyebutkan sinyal kebangkrutan maskapai nasional akibat pandemi Covid-19.
Korban Covid-19 , Maskapai Kolombia Bangkrut
Maskapai penerbangan nasional Kolombia, Avianca mengalami kebangkrutan akibat dampak pandemi Covid-19.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.