Maskapai Penerbangan AirAsia Terancam Bangkrut

Kantor akuntan publik, Ernst & Young menyebutkan maskapai penerbangan AirAsia berada dalam "keraguan signifikan".
Ilustrasi AirAsia. (Foto: Pixabay/manusama)

Jakarta - Kantor akuntan publik, Ernst & Young menyebutkan maskapai penerbangan AirAsia berada dalam "keraguan signifikan". Hal ini mengisyaratkan bahwa maskapai berbiaya murah (low cost carrier) asal Malaysia ini dalam bayang-bayang kebangkrutan.

Seperti diberitakan dari BBC News, Kami, 9 Juli 2020, saham AirAsia turun lebih dari 10% pada Rabu, setelah sempat dihentikan perdagangannya (suspensi) pada hari sebelumnya.

Baca Juga: AirAsia Sangkal Menerima Suap dari Airbus

Ernst & Young menyoroti utang besar maskapai yang didirikan oleh Tony Fernandes itu dalam sebuah pernyataan di bursa saham Kuala Lumpur, Selasa malam.

Air AsiaMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan bersama CEO AirAsia Tony Fernandes saat menghadiri peluncuran rute Kuala Lumpur-Silangit di Hotel Kempinski. (Foto: Kemenko Kemaritiman)

Kami akan memangkas biaya sekitar 50% agar lebih kuat sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah terkemuka di kawasan ini.

Dikatakan bahwa kewajiban lancar AirAsia telah melebihi aset lancarnya sebesar 1,84 miliar ringgit atau setara US$ 430 juta pada akhir 2019, sebelum sebelum merebaknya pandemi Covid-19. Kinerja keuangan dan arus kas semakin terpukul akibat dampak pembatasan perjalanan dan penguncian (lockdown) yang ketat.

Kemerosotan ini dan kinerja keuangan AirAsia mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan pada kemampuan Grup dan Perusahaan untuk terus berlanjut. Untuk itu dalam auditnya, Ernst & Young memberikan opini tanpa pengecualian.

Pada Senin lalu, AirAsia melaporkan rekor kerugian kuartalan yang mencapai 803,8 juta ringgit. Maskapai ini mulai menangguhkan penerbangan pada akhir Maret. "Ini adalah tantangan terbesar yang kami hadapi sejak mulai pada tahun 2001," kata Fernandes, taipan kelahiran Kuala Lumpur itu dalam sebuah pernyataan.

Menurutnya, setiap krisis merupakan hambatan yang harus segera diatasi. Untuk itu, pihaknya telah merestrukturisasi AirAsia Group menjadi kapal yang lebih ramping dan kencang.

Simak Pula: AirAsia dan Malindo Batal Terbang ke Wuhan, China

"Kami akan memangkas biaya sekitar 50% agar lebih kuat sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah terkemuka di kawasan ini," ucap Fernandes. tambahnya. []

Berita terkait
AirAsia Sangkal Menerima Suap dari Airbus
AirAsia membantah menerima suap dari pabrikan pesawat Amerika Serikat Airbus senilai 50 juta dolar AS terkait pemesanan 180 unit pesawat.
AirAsia Menghilang di Kanal Agen Perjalanan Daring, Ada Apa Ya?
Direktur Niaga AirAsia Rifai Taberi menduga adanya kompetitor yang mencoba bermain kotor.
AirAsia Tambah Penerbangan Langsung Perth-Lombok
Air Asia akan menambah rute penerbangan langsung Perth-Lombok.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.