Korban Covid-19 , Maskapai Kolombia Bangkrut

Maskapai penerbangan nasional Kolombia, Avianca mengalami kebangkrutan akibat dampak pandemi Covid-19.
Ratusan pesawat milik maskapai nasional Kolombia, Avianca dikandangkan (grounded) akibat terimbas pandemi Covid-19. (Foto: Getty Images|BBC News).

Jakarta -  Maskapai penerbangan nasional Kolombia, Avianca, tengah mengajukan perlindungan kebangkrutan di pengadilan Amerika Serikat. Avianca merupakan maskapai terbesar kedua di Amerika Latin, tetapi pesawatnya tengah di-grounded (dikandangkan) sejak Maret karena sepi penumpang, imbas dari pandemi Covid-19.

Bila gagal keluar dari kebangkrutan, maka Avianca menjadi maskapai besar pertama yang menjadi korban Covid-19

Seperti diberitakan dari BBC News, Senin, 11 Mei 2020, pandemi Covid-19 telah memangkas pendapatan maskapai ini lebih dari 80 perusahaan. Avianca sedang berjuang di tengah biaya operasional yang tetap tinggi. Bila gagal keluar dari kebangkrutan, maka Avianca menjadi maskapai besar pertama yang menjadi korban Covid-19.

Baca Juga: COVID-19 Buat Maskapai Merana, Penerbangan Ditunda 

Dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan telah mengajukan perlindungan kebangkrutan yang diatur dalam Bab 11 UU Kebangkrutan AS di pengadilan New York. Proses ini menunda kewajiban perusahaan AS kepada kreditornya, memberikan waktu untuk mengatur kembali utangnya atau menjual bagian bisnis.

Ilustrasi Covid-19Ilustrasi Covid-19. (Foto: Pixabay/fernandozhiminaicela)

"Langkah itu diperlukan untuk memastikan Avianca yang terdaftar di New York akan menjadi maskapai yang lebih baik, lebih efisien yang beroperasi selama lebih dari bertahun-tahun," ucap CEO Avianca, Anko Van der Werff.

Avianca telah mengandangkan 140 unit pesawatnya sejak Presiden Kolombia Ivan Duque menutup wilayah udara negara itu pada Maret. Sebagian besar dari 20.000 karyawannya diberhentikan dengan cuti yang tidak dibayar. Avianca merupakan maskapi dengan rute penerbangan terpanjang kedua di dunia setelah KLM.

Maskapai ini pernah mengajukan kebangkrutan pada awal 2000-an, dan diselamatkan oleh kesepakatan dengan taipan minyak Bolivia Jerman, Efromovich. Avianca berhasil mencatat pertumbuhan dengan cepat di bawah pengawasan Efromovich. Namun persoalan utang yang terus menumpuk, menyebabkan terjadi krisis kepercayaan terhadap dewan direksi yang ditunjuk Efromovich. Saat ini, maskapai berada di bawah manajemen Kingsland Holdings.

Pandemi Covid-19 memberikan pukulan besar terhadap industri penerbangan internasional. Akibat pembatasan perjalanan dan kebijakan lockdown yang ditempuh sejumlah negara, membuat maskapai sepi penumpang sehingga menurunkan pendapatan.

Simak PulaMaskapai Jeblok Rp 441,2 Triiliun Imbas Virus Corona

Menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), akibat dampak pandemi Covid-19, perjalanan udara global turun 90 persen. Badan ini memprediksi maskapai Amerika Latin akan kehilangan pendapatan US$ 15 miliar tahun ini - penurunan terbesar dalam sejarah industri penerbangan.[]

Berita terkait
Maskapai Global Wajibkan Penumpang Pakai Masker
Sejumlah maskapai global mulai mewajibkan pemakaian masker selama penerbangan untuk menekan penyebarn virus corona Covid-19.
COVID-19 Buat Maskapai Merana, Penerbangan Ditunda
Maskapai di dunia membatalkan ribuan penerbangan karena harus berjuang untuk mengantisipasi lonjakan penumpang akibat dampak virus corona.
Maskapai Jeblok Rp 441,2 Triiliun Imbas Virus Corona
IATA menyatakan maskapai global berpotensi kehilangan pendapatan 30 miliar dolar AS tahun ini karena imbas wabah virus corona.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi