Masih Pelatih Resmi, PSM Makassar Tak Pecat Bojan Hodak

Pelatih PSM Makassar Bojan Hodak tidak pernah hadir saat tim melakukan persiapan Liga 1. Rumor beredar, dia dipecat. Namun kabar itu dibantah PSM.
Pelatih PSM Makassar Bojan Hodak tidak pernah hadir saat tim melakukan persiapan Liga 1 sehigga dikabarkan diberhentikan atau mundur. Namun kabar itu dibantah PSM. Hodak masih resmi pelatih PSM. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Makassar - Pelatih PSM Makassar Bojan Hodak tidak pernah hadir saat tim melakukan persiapan pasca libur panjang. Meski tak lagi mendampingi tim saat menghadapi Liga 1, Hodak tetap pelatih PSM. Manajemen tak memecat dia. Begitu pula pelatih tak memutuskan mundur.

Ketidakhadiran Hodak selama persiapan PSM menghadapi Liga 1 yang akhirnya kembali ditunda memang menjadi tanda tanya. Mungkinkah klub telah memberhentikan dia atau Hodak sendiri memilih meletakkan jabatan.

Hodak memang masih berstatus pelatih resmi PSM. Hanya selama tim kebanggaan masyarakat Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini melakukan persiapan, dia tak pernah menampakkan batang hidung. Termasuk saat tim berada di Yogyakarta karena PSM harus memindahkan markas untuk mengikuti Liga 1.

Tidak adanya pria kelahiran Zagreb, Kroasia, 4 Mei 1971 itu menjadi tanda tanya bagi suporter. Tak heran beredar rumor di media sosial bila sang pelatih sudah hengkang dari tim Juku Eja.

Yang jadi masalah adalah tidak mudah mendatangkan orang asing di tengah situasi pandemi ini. Apalagi kondisi sepak bola kita yang serba tidak ada kepastian

Namun kabar itu dibantah PSM. Media Officer PSM Sulaiman Abdul Karim menuturkan bahwa Bojan Hodak masih berstatus pelatih kepala tim.

"Sampai sekarang dalam daftar pelatih kepala PSM di Liga masih Bojan Hodak," kata Sulaiman saat dikonfirmasi Tagar, Senin 9 November 2020.

Menurut dia manajemen tetap menjalin komunikasi dengan agen maupun sang pelatih. Mengenai ketidakhadiran Hodak saat latihan tim selama beberapa bulan sebelumnya tak menjadi masalah. Manajemen memahami hal tersebut karena kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia.

"Ya manajemen selalu menjalin komunikasi, baik dengan pelatih Hodak langsung maupun agen," kata pria yang akrab disapa Sule ini.

"Selalu ada yang bertanya, kenapa pelatih atau pemain asing belum datang. Yang jadi masalah adalah tidak mudah mendatangkan orang asing di tengah situasi pandemi ini. Apalagi kondisi sepak bola kita yang serba tidak ada kepastian," kata dia menerangkan.

Herrie Setiawan Gantikan Posisi Hodak

Sule menuturkan PSM menetapkan asisten pelatih Herrie Setiawan menggantikan posisi Hodak untuk sementara waktu. Mantan pelatih Persib Bandung itu yang diberi kewenangan memimpin latihan Zulkifli Syukur dkk, termasuk selama tim di Yogyakarta.

"Sebelum dia datang ke Yogyakarta, kami menunjuk Herrie Setiawan dengan status caretaker. Dia yang menangani tim sembari menunggu Hodak kembali," ujar Sule.

Baca juga: 

Uji Coba Batal, PSM Makassar Hanya Latihan di Yogyakarta

Tak Piknik di Yogyakarta, Pemain PSM Fokus Tingkatkan Fisik

Saat ini PSM memberikan libur bagi pemain setelah PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) membatalkan perhelatan kompetisi tertinggi Tanah Air itu.

Liga 1 kemungkinan akan dimulai pada Februari 2021. Berhentinya Liga 1 2020 lantaran tidak mendapatkan izin dari kepolisian. Polri tidak mengeluarkan izin keramaian untuk Liga 1 karena pandemi dan adanya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). []

Berita terkait
Suporter PSM Makassar Ini Kecewa Liga 1 Mundur Hingga 2021
Kompetisi Liga 1 musim 2020 diundur hingga Februari 2021. Suporter PSM Makassar merasa kecewa dengan kembali dundurnya liga sampai tahun depan.
Liga 1 Terhenti, Nasib PSM Makassar Tak Pasti di Piala AFC
Nasib PSM Makassar di Piala AFC 2020 menjadi tidak pasti setelah Liga 1 2020 dihentikan. Apakah PSM tetap jadi wakil di Piala AFC atau tidak.
Liga 1 Tak Jelas, PSM Pulang Kampung ke Makassar
PSM Makassar pulang kampung setelah tidak ada kepastian kapan Liga 1 2020 digulirkan. Tim meninggalkan Yogyakarta, Minggu, 18 Oktober 2020.
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan