Masih Lebih Banyak yang Layak Disyukuri Saat Wabah Corona Ini

Kisah tukang foto keliling di depan Kebun Binatang Surabaya. Situasinya tak jauh beda dengan orang kebanyakan di tengah pandemi corona Covid-19.
Dua tukang foto di KBS Sunarti dan Waras menunjukkan hasil jepretannya. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya - Duduk terdiam di depan Kebun Binatang Surabaya (KBS) hanya bisa dilakukan dua orang tukang foto, Waras dan Sunarti. Ya, kondisi KBS dan patung Suro (hiu) dan Boyo (buaya) sepi pengunjung sejak pandemi Covid-19 atau virus corona melanda Surabaya, Jawa Timur. 

Jika biasanya KBS dan patung Suro dan Boyo menjadi tujuan dan dipenuhi pengunjung, khususnya untuk foto salah satu ikon Kota Surabaya. Kondisi tersebut menjadi peluang bagi tukang foto untuk meraup rezeki. 

Setiap harinya, kalau masyarakat yang pernah ke KBS tentu merasakan bagaimana pemandangan para tukang foto langsung jadi ini menawarkan jasanya, mulai dari turun kendaraan hingga sampai pintu loket KBS. Mungkin seperti dikejar calo tiket, tapi sebenarnya dikejar tukang foto untuk menawarkan jasa foto langsung jadi.

Intinya saya tetap bersyukur, sepi tapi masih bisa dapat penghasilan meskipun turun.

Meski hanya berbekal kamera DSLR biasa dan album foto dengan background patung Suro dan Boyo. Para tukang foto ini pun memamerkan keahliannya kepada pengunjung itu. Jika pengunjung tertarik, itu lah saatnya mereka mendapatkan penghasilan.

Namun, hampir tiga minggu ini jasa tukang foto langsung jadi di area depan KBS itupun tak terlihat ramai. Alasannya yang pertama, yakni tempat wisata satwa ditutup sementara, kedua adalah adanya wabah virus corona, sehingga masyarakat memilih tak keluar rumah.

Tentu, dengan dua alasan ini membuat nasib para penyedia jasa tukang foto langsung jadi di area KBS ini menjadi merana. Hal ini karena sedikit sekali masyarakat terutama luar Kota Surabaya datang ke tempat tersebut, setelah KBS tutup hingga waktu belum ditentukan.

Akibatnya, pendapatan mereka mengalami penurunan pendapatan sejak pandemi virus corona melanda Kota Surabaya.

Satu tukang foto KBS Waras, 53 tahun, mengeluhkan sepinya pengunjung. Ia mengaku selama lima tahun dirinya menjadi tukang foto di tempat wisata satwa ini, baru kali ini melihat dengan mata kepalanya sendiri sepinya KBS dan Patung Suro dan Boyo sepi pengunjung.

"Gara-gara ada corona dan KBS ditutup, orang-orang enggak boleh ke mana-mana. Ya kami (tukang foto) jadi kena imbasnya," kata Waras, warga Kebraon Surabaya saat ditemui di lokasi, Jumat 3 April 2020.

KBSManajemen KBS memustuskan menutup sementara hingga dua minggu depan sebagai antisipasi pandemi virus corona. (Foto:  Dokumen Tagar/Haris D Susanto)

Waras bercerita setiap harinya sebelum ada wabah Covid-19, dirinya bisa mengantongi uang Rp 100 ribu per hari. Namun, setelah hadirnya Covid-19, dirnya hanya bisa mendapatkan penghasilan belasan ribu saja untuk dibawa pulang.

"Iya, sekarang sulit per hari mendapatkan uang Rp 100 ribu. Paling banter (tinggi) hanya bisa belasan ribu saja," imbuh dia.

Waras mengatakan untuk biaya foto pengunjung, ia tak mematok harga mahal, cukup dengan Rp 10 ribu pengunjung bisa mengabadikan momen di depan patung Suro dan Boyo di area KBS. Dengan uang tarif itu, Waras pun membaginya Rp 4 ribu untuk tukang cetak foto, lalu Rp 6 ribu hasil bersih bisa ia kantongi.

"Sekali foto kan Rp 10 ribu terus dibagi biaya cetak Rp 4 ribu, berarti kan bersih Rp 6 ribu, itu penghasilan saya untuk satu fotonya," ujar dia.

Tak hanya itu saja, ia mengatakan untuk hari ini belum mendapatkan satu pelanggan. Bahkan, Waras mengaku, kemarin ia hanya mampu memfoto dua pengunjung saja. Hal ini disebabkan pengunjung enggan keluar rumah.

"Kemarin dapat dua pengunjung, nah berarti saya hanya bisa bawa pulang uang Rp 12 ribu saja," ucap Waras.

Nasib sama juga dialami tukang foto lainnya yakni, Sunarti. Tukang foto perempuan berusia 48 tahun itu juga merasakan dampak akibat adanya virus corona

Patung Suro dan BoyoPatung Suro dan Boyo menjadi salah satu spot favorit foto di Kota Surabaya. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Ia mengaku akibat adanya pandemi Covid-19 membuat pendapatannya berkurang drastis. Sunarti mengaku, selama hampir 10 tahun menjadi tukang foto di kawasan wisata satwa KBS, baru kali ini dampak besar dirasakan. 

Ia juga mengaku tak bisa berbuat banyak menyikapi peritiwa semacam ini.

"Ya, kita hanya bisa diam saja, tak bisa berbuat banyak menyikapi kondisi ini," kata Sunarti, warga Darmo Rejo, Surabaya ini.

Meski mengalami sepi pengunjung, Sunarti mengaku masih bersyukur. Karena apa di dapat ini akan menjadi berkah. Belum lagi adanya virus corona ini diakuinya tak hanya berdampak pada dirinya saja, tapi juga orang lain.

"Intinya saya tetap bersyukur, meski sepi tapi masih bisa dapat penghasilan meskipun turun," imbuh dia.

Selain itu, Sunarti juga cukup bersyukur karena kamera ia gunakan tak sewa. Sebab, kebanyakan tukang foto di KBS banyak menggunakan kamera sewaan.

"Di sini kan ada 30 orang (tukang foto) ada beberapa kameranya masih sewa. Lah, mereka sewa lebih milih libur daripada sepi terus tekor," ujar Sunarti.

KBSSuasana pintu masuk Kebun Binatang Surabaya kosong tanpa pengunjung pasca ditutup karena pandemi Covid-19. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Bangga Ikut Promosikan Surabaya

Di sisi lain, meski menjadi tukang foto, Waras dan Sunarti memiliki kebanggan tersendiri dalam menggeluti pekerjaannya. Secara tidak langsung, mereka berdua merasa turut mempromosikan Kota Surabaya.

Waras mengaku, pengunjung KBS tidak hanya dari Surabaya atau Jawa Timur saja, tapi kerap banyak yang datang rombongan dari luar pulau, seperti Bali, Makassar dan lainnya.

Saat mendapatkan pengunjung satu bus dari luar pulau, Waras pun mengaku cukup kegirangan. Bagaimana tidak, karena ia bisa mengabadikan momen mereka di depan patung Surabaya begitu ikonik.

"Selain senang mendapat uang, menurut saya ada kebanggaan tersendiri bisa ikut mempromosikan Kota Surabaya," ujar Waras.

Tak hanya itu, ketika ada rombongan wisatawan dari luar pulau menggunakan satu bus besar, Waras mengaku tak diambil sendiri. Ia membagi rezeki dengan tukang foto lainnya.

"Kalau dapat rombongan itu kami bagi dengan 2 (tukang foto). Bangganya itu kan mereka bawa pulang ke rumah pasti dipamerkan ke saudara atau tetangganya," imbuh Waras.

Di kesempatan itu juga, Sunarti berharap pemerintah bisa segera mengatasi wabah corona. Mereka mengkhawatirkan apabila kondisi tersebut berjalan terlalu lama, maka akan berdampak pada perekonomian masyarakat luas.

"Tentu kami berharap bisa segera teratasi, kalau tidak maka ekonomi yang akan menjadi dampaknya," ujar dia.

Tak hanya itu, Sunarti juga tak mau mengeluh dengan kondisi ini. Selain berharap kepada pemerintah, ia juga berdoa supaya tuhan segera mengangkat virus corona dari Indonesia terutama Surabaya.

"Ya dari pada cuma ngeluh, mending berdoa saja, pasrah kepada Allah supaya virus corona ini segera hilang dari Indonesia khususnya Surabaya," kata Sunarti.

Wabah virus corona semakin meluas, di Jawa Timur jumlah masyarakat positif terinfeksi virus dari Wuhan, China, itu sebanyak 267 orang. Sementara Pasien dalam Pengawasan (PDP) di Jatim dari 1.333 bertambah menjadi 1.394 orang. Orang Dalam Pemantaun (ODP) dari 13.341 orang bertambah menjadi 13.658 orang. 

Melihat kondisi ini, banyak tempat wisata dan hiburan di Surabaya memilih untuk tutup. Pemerintah Kota Surabaya pun menerapkan physical distancing guna memutus rantai pandemi Covid-19. 

Masyarakat Surabaya dan sekitarnya, patuhi imbauan pemerintah untuk tetap di rumah saja. Supaya mencegah penyebaran virus corona atau covid-19. []

Berita terkait
Cerita Ustaz Aceh Sembuh Berjuang Melawan Corona
Cerita IB, salah seorang pasien positif corona di Aceh diharapkan menjadi motivasi bagi kita semua bagaimana dirinya mampu melawan virus corona.
Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir
Hari-hari kini terasa aneh, tak bisa bebas melangkah ke mana saja. Tak ada yang tahu kapan pandemi virus corona penyebab Covid-19 berakhir.
Masker Gratis untuk Warga Bantaeng Melawan Corona
Dekranasda Kabupaten Bantaeng berjuang mencetak masker sebanyak-banyaknya untuk dibagikan gratis kepada masyarakat.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.