Masa Depan Demokrat di Tangan Jokowi

Presiden terpilih Indonesia Jokowi memiliki andil menentukan arah politik Partai Demokrat di masa depan. Kok bisa?
Politikus Ferdinand Hutahean (Foto:Twitter/FerdinandHaean2)

Jakarta - Koalisi Indonesia Adil Makmur yang terdiri dari partai pendukung pasangan calon nomor urut 02 resmi dibubarkan Prabowo Subianto jelang KPU menetapkan Jokowi dan Ma'ruf Amin menjadi presiden dan wakil presiden (wapres) terpilih 2019-2024. 

Partai Gerindra, PAN, PKS, dan Partai Berkarya kini bebas menentukan arah politiknya menjadi oposisi atau masuk gerbong partai pendukung pemerintah. Begitu juga dengan Demokrat yang mendukung Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019 tetapi belakangan digadang-gadang menunjukan keinginan masuk ke koalisi pemerintah.

Namun, apakah benar Demokrat berpindah haluan ke koalisi pemerintahan? Atau ada kah rencana lain partai berlambang mercy tersebut setelah lepas dari pembubaran koalisi? 

Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengungkapkan Demokrat masih menahan diri terhadap arah politik partai itu di masa depan. Namun, Demokrat terbuka terhadap segala kemungkinan, terlebih bila ada ajakan. "Kalau Partai Demokrat saat ini pasif menunggu saja," kata Ferdinand kepada Tagar, Senin 1 Juli 2019.

Jokowi dan AHYPresiden Joko Widodo akrab disapa Jokowi (kanan) menerima kunjungan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019). (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Ferdinand menambahkan, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan sejumlah partai terkait arah koalisi. "Tapi tetap menjalin komunikasi dengan semua pihak-pihak yang  dianggap perlu dilakukan komunikasi," kata dia.

Dia menegaskan, presiden terpilih Indonesia memiliki andil menentukan arah politik Demokrat di masa depan. "Tapi semua itu bergantung sikap Jokowi, apakah mengajak Partai Demokrat bergabung di dalam pemerintahannya atau tidak," ujar dia.

Menggantungnya pilihan Demokrat dalam menentukan arah koalisi bukan tanpa sebab. Menurut Ferdinand, Demokrat masih dalam masa duka setelah meninggalnya istri Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono pada 1 Juni 2019 lalu.

"Posisi Partai Demokrat akan kita tentukan ke depan pasca-berakhirnya 40 hari masa berkabung atas wafatnya  ibu Ani Yudhoyono," ujar dia.

Dia menjelaskan Demokrat baru akan mengambil sikap politiknya setelah melewati 40 hari meninggalnya Ani Yudhoyono. "Sikap kita akan diputuskan menunggu selesainya masa berkabung. Pasca-tanggal 10 Juli Partai Demokrat akan melakukan rapat untuk mengambil sikap resmi Partai Demokrat, apakah akan berada di pemerintahan atau tidak," ucap dia.

Baca juga:

Berita terkait