Jakarta - Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem Martin Manurung mengaku siap mendorong produk-produk pertanian kawasan Danau Toba, menjadi komoditas ekspor unggulan nasional. Produk yang dimaksud yakni, haminjon atau kemenyan Toba dan andaliman.
Keseriusan itu diungkapkan saat mengadakan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, Sabtu 1 Februari 2020.
"Misalnya saja haminjon serta andaliman yang merupakan tumbuhan khas yang kini kian populer. Ini harus kita dorong," kata dia.
Martin Manurung menjelaskan bahwa kehadirannya langsung turun ke Humbahas untuk menyerap langsung aspirasi para petani haminjon dan andaliman. Sebab, menurutnya, komoditas-komoditas ekspor yang ada di kawasan danau terluas di Asia Tenggara itu selalu mengalami hambatan di pasaran.
Anggota Komisi VI itu juga berjanji akan terus berkomitmen untuk mendorong kedua tumbuhan yang ada di Kawasan Danau Toba ini masuk dalam komoditas ekspor nasional agar tumbuhan tersebut dapat bersaing di pasaran.
"Tapi saya melihat dan mendengar bahwa dua komoditas ini mendapatkan hambatan-hambatan sehingga berdampak ke rendahnya harga di tingkat para petani kita," ujar Martin.
Keseriusan Ketua Panitia Kerja (Panja) Perdagangan Komoditas Ekspor Komisi VI DPR RI ini juga terlihat pada saat membawa Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI Dody Edward, serta Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Aek Nauli Kementerian KLHK RI yang ada di Kabupaten Simalungun, Pratiara.
Selain mengangkat sejumlah komoditas khas yang hanya ada di Tanah Batak tersebut, Martin juga berkomitmen untuk mendorong komoditas kopi yang ada di kawasan Danau Toba, agar dapat menjadi komoditas ekspor unggulan, yang diharapkan dapat mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia.
"Kualitas kopi kita sangat bisa bersaing di kancah internasional. Salah satunya kopi Lintong dari Humbahas ini. Nah, tugas kita saat ini bagaimana meningkatkan brand kopi Lintong ini agar bisa sejajar dengan brand kopi lainnya," ucapnya.
Selanjutnya, sepanjang jalannya diskusi, perwakilan petani dari berbagai komoditas menyampaikan sejumlah aspirasi. Salah satunya adalah tentang ketidakjelasan harga pasar.
Harga komoditas yang "gelap" ini membuat petani tidak mengetahui harga sebenarnya. Petani juga mengharapkan bantuan serta fasilitas pendukung pertanian untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Menanggapi berbagai masukan para petani, Dody Edward, menyatakan bahwa Kementerian Perdagangan menyambut baik upaya Martin Manurung untuk meningkatkan nilai dari komoditas ekspor unggulan di kawasan Danau Toba.
Pihaknya juga siap memberikan berbagai bantuan kepada petani, dengan tetap berkoordinasi dengan Martin Manurung.
"Kita sangat menyambut baik rencana ini. Bagaimana cara peningkatan nilai komoditas di Danau Toba, kita pasti akan bantu sesuai aturan dan kebutuhan yang ada," katanya.
Sementara itu, Pratiara, Kepala BP2LHK Aek Nauli menyatakan bahwa pihaknya juga mendukung para petani Haminjon. Berdasarkan penelitiannya, bisnis haminjon yang selama ini berjalan sangat jelas merugikan negara, khususnya petani.
"Rp 700 miliar lebih sebenarnya kerugian kita dalam jual beli haminjon ini. Bisnis gelap Haminjon ini kita dukung untuk dipangkas. Kita berharap dan berkeyakinan bahwa Bapak Martin Manurung mengerti dan bisa menyelesaikan ini," jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor menyambut baik upaya Martin Manurung untuk peningkatan nilai jual hasil alam Danau Toba. Ia juga menyatakan siap bersinergi dengan Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDen itu.