Marissa Hutabarat Hakim di AS, Anggota DPRD Sumut Ini Bangga

Anggota DPRD Sumut, Jonius Taripar P Hutabarat senang dan bangga Marissa Hutabarat, perempuan berdarah Batak menjadi hakim di Amerika Serikat.
Jonius Taripar P Hutabarat (kanan) bersama isteri dan ibunya saat acara pelantikan DPRD Sumut pada Senin, 16 September 2019. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang)

Medan - Sekretaris Komisi A DPRD Sumatera Utara, Jonius Taripar P Hutabarat mengungkap rasa senang dan bangganya terhadap Marissa Hutabarat, perempuan berdarah Batak menjadi hakim di New Orleans, sebuah kota di negara bagian Louisiana, Amerika Serikat.

"Kami merasa senang dan bangga, karena ada keturunan Batak yang menjadi hakim di Amerika Serikat. Apalagi marganya Hutabarat," ungkapnya saat dihubungi Senin, 21 September 2020.

Jonius mengapresiasi sosok Marissa. Walaupun lahir dan besar di luar negeri, tetapi setia melekatkan marga Hutabarat di belakang namanya.

"Kalau melihat sejarahnya, walaupun dia lahir di luar negeri tetapi tak malu menggunakan marganya Hutabarat," imbuhnya.

Dia berkeyakinan kelak sosok Marissa mampu mengabdikan tugas sebagai hakim yang baik bagi pencari keadilan.

"Kami doakan supaya dia mampu mengemban tugasnya sebagai hakim. Karena itu pekerjaan membutuhkan hati yang ikhlas, jujur, dan adil. Karena hukumlah paling tinggi di dalam suatu negara dalam mencari keadilan," ungkap mantan Kapolres Tapanuli Utara yang saat ini bertugas di komisi bidang hukum DPRD Sumut.

Marissa Menyapa Indonesia

"Halo Indonesia apa kabar," sapa Marissa dalam wawancara dengan stasiun televisi VOA yang diunggah pada Senin, 21 September 2020.

Marissa Hutabarat, seorang wanita berdarah Batak terpilih sebagai hakim di pengadilan perdata New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat pada Agustus 2020.

Kejarlah mimpimu dan bekerja keraslah untuk mewujudkannya

Sejak lama ternyata Marissa sudah mengimpikan jadi pelayan masyarakat. Dia pun melanjutkan studi di bidang hukum.

"Ini mimpi jadi nyata. Saya sudah ingin melakukan ini sejak saya masuk fakultas hukum. Misi saya untuk melayani masyarakat. Saya ambil jurusan psikologi saat strata satu. Kemudian ambil hukum dan saya selalu ingin melayani masyarakat sebaik-baiknya," katanya.

Marissa HutabaratMarissa Hutabarat. (Foto: tangkapan layar YouTube)

Marissa sendiri menang jadi hakim di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat dalam pemilihan umum lokal pada 15 Agustus 2020.

Marissa tetap menyandang marga Batak mengikuti bapaknya yang menikah dengan warga negara Thailand. Marissa mengapresiasi nuansa kekeluargaan Indonesia yang diajarkan di tengah keluarganya.

“Nenek saya dari Indonesia dan ayah saya berasal dari Indonesia walaupun besar di Amerika. Namun yang saya pelajari dari budaya Indonesia adalah betapa pentingnya keluarga itu. Opung (kakek) saya mengajari bahasa Batak sedikit. Saya agak malu karena tidak belajar bahasa Indonesia, tapi saya berencana akan belajar supaya cukup mengerti," imbuhnya.

Pesan Marissa

Dia menyampaikan semangat agar kawula muda bekerja keras meraih mimpi dengan mengedepankan peran keluarga seperti yang dia peroleh saat ini.

"Kejarlah mimpimu dan bekerja keraslah untuk mewujudkannya. Keluarga itu penting dan bisa jadi pendukung dan kalau tidak ada orang-orang yang bisa memberi bimbingan. Jaga semangat, lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Kerja keras dan niscaya akan berhasil. Horas," katanya dalam wawancara yang kemudian viral di Indonesia. []

Berita terkait
Marissa Hutabarat, Calon Hakim AS Akui Ayahnya Batak
Marissa Hutabarat, perempuan warga Amerika Serikat mencalonkan diri sebagai hakim di New Orleans. Berdarah Batak dari Indonesia.
Marissa Hutabarat Calon Hakim AS, Warga Taput Bangga
Marissa Hutabarat, perempuan berdarah Indonesia mencalonkan diri menjadi hakim di AS. Warga Taput terutama marga Hutabarat pun bangga.
Jalan di Paluta Rusak Parah, Warga Unjuk Rasa ke DPRD Sumut
Masyarakat Kecamatan Dolok, Kabupaten Padang Lawas Utara meminta pemerintah setempat memperbaiki jalan rusak di daerah mereka.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina