Bekas Juru Foto Presiden SBY Berbagi Tips Cara Memotret

Abror Riski, mantan fotografer Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono berbagi tips untuk menjadi juru foto yang baik dalam humas-jurnalistik.
Abror Riski, fotografer pribadi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, saat memberikan materi Teknik Pengambilan Gambar, Editing dan Publikasi Kegiatan Pimpinan, pada acara Pelatihan Kehumasan di Banda Aceh.(Foto: Tagar/Fahzian Aldevan).

Banda Aceh - Bekerja sebagai fotografer nampaknya terlihat mudah, hanya menunggu momen untuk mengabadikan gambar. Selain itu pekerjaannya terlihat santai dan terlihat keren di mata orang lain. 

Sejatinya, tanggung jawab seorang fotografer cukup berat, karena ia diharuskan memiliki foto yang bermakna mengenai suatu peristiwa penting yang terjadi. Perencanaan matang menjadi bagian terpenting dalam dunia fotografi utamanya dalam karya foto kehumasan.

Hal tersebut dijelaskan Abror Riski, pria yang dipercayai menjadi fotografer pribadi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.

Tagar menjumpai Abror saat memberikan materi Teknik Pengambilan Gambar, Editing, dan Publikasi Kegiatan Pimpinan pada acara Pelatihan Kehumasan yang diselenggarakan oleh Biro Humas dan Protokol Sekretaris Daerah Aceh.

Ia menjelaskan, juru foto tidak dianjurkan bergerak tanpa rencana matang. Maka itu dibutuhkan konsep untuk menangkap momen sebaik mungkin dari acara belum mulai hingga acara selesai. 

"Seorang fotografer harus sudah memiliki rencana dan mengonsep momen yang harus direkam dalam jepretan kamera. Jadi, foto harus sudah tercetak meski acara belum berlangsung. Di sinilah penting konsep dan perencanaan," ujar Abror di Banda Aceh, Rabu, 21 Agustus 2019.

Selain itu, lanjutnya, tim humas sebagai fotografer internal memiliki keleluasaan lebih, karena dianggap sebagai “orang dalam”. Menurutnya, hal tersebut menjadi sebuah kemudahan, sekaligus menjadi tantangan untuk menciptakan karya foto sebaik mungkin.

"Bila dibandingkan dengan awak media, tim humas memiliki kemudahan akses penuh pada kegiatan-kegiatan pimpinan. Ini tentu menjadi keuntungan dan tantangan tersendiri,” tuturnya. 

Dengan kemudahan tersebut, kata dia, juru foto internal dituntut memiliki hasil foto yang lebih baik dari fotografer lainnya. 

“Sehingga awak media mendapatkan angle atau sudut pandang lain dari sebuah peristiwa," kata Abror.

Untuk memudahkan kerja di lapangan, Abror mengimbau, para fotografer humas untuk selalu membangun koordinasi sebaik mungkin dengan pihak terkait.

Menurut dia, komunikasi yang baik juga harus dibangun dengan pimpinan daerah. Hal ini menjadi bagian untuk membangun kepercayaan pimpinan terhadap hasil kerja seorang juru foto. 

"Buat pimpinan daerah merasa nyaman dengan kehadiran kita dan belajarlah memahami bahasa tubuh pimpinan. Jika sudah merasa tak nyaman, maka kita harus berimprovisasi dan mencari angle lain," ujar Abror Rizki. []

Baca juga: Kisah di Balik Sang Fotografer yang Memotret Pertunangan Harry dan Meghan

Berita terkait
Kisah Heroik Mendur Bersaudara, Fotografer Proklamasi
Berkat Alex Mendur dan Frans Mendur masyarakat Indonesia bisa melihat saksi bisu foto Presiden Soekarno yang membacakan teks Proklamasi
Lima Foto Jepretan Ani Yudhoyono, Gak Kalah Sama Fotografer Profesional
Meskipun sempat memiliki cita-cita menjadi dokter, ternyata Ani memiliki hobi memotret sejak masih berumur 10 tahun.
Fotografer Ini Tewas Tertabrak Pembalap Peugeot 206
Pembalap Peugeot 206 kehilangan kendali di tikungan dan menabrak dinding tempat korban berdiri.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.