Manajemen RSUD Jayapura Akan Dirombak Total

Direktur RSUD Jayapura bakal merombak total orang-orang yang menduduki berbagai posisi dalam struktur managemen rumah sakit. Ini alasannya
Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura drg. Aloysius Giyai bakal merombak total orang-orang yang menduduki berbagai posisi dalam struktur manajemen rumah sakit rujukan nasional yang berada di ibu kota Provinsi Papua, Kota Jayapura. Langkah itu diambilnya pasca dilantik menjadi orang nomor satu di rumah sakit tersebut.

Sebanyak 327 tenaga honorer yang selama ini bekerja di RSUD Jayapura direkrut ulang. Proses seleksi yang dimulai sejak Jumat 24 januari 2020 itu berlangsung ketat. Masing-masing tenaga honorer diuji ulang dengan menyesuaikan standar kompetensi yang dimilikinya.

Jangan sampai waktu mereka kebanyakan bekerja di rumah sakit swasta padalah status mereka sebagai ASN di RSUD Jayapura.

“Kami sudah meminta mereka untuk memasukkan lamaran ulang sesuai kompetensi yang dimiliki. Mereka tidak produktif, kinerjanya diragukan,” kata Aloysius saat diwawancarai sejumlah wartawan usai pelantikan di Gedung Negara, Kota Jayapura, Jumat 24 Januari 2020 lalu.

Dia mengaku baru memberhentikan 45 petugas keamanan (security) yang kinerjanya dinilai cukup buruk. Sementara proses rekrutmen security yang baru tengah ditangani oleh Kepolisian Daerah Papua.

Selain itu, empat dokter telah di non-aktifkan sementara lantaran tidak disiplin. Ke depan, Aloysius akan menertibkan tenaga dokter spesialis. Evaluasi ini diterapkannya setelah sebelumnya melihat kinerja para dokter selama Ia menjabat Pelaksana Tugas Direktur di RSUD Jayapura.

“Jangan sampai waktu mereka kebanyakan bekerja di rumah sakit swasta padalah status mereka sebagai ASN di RSUD Jayapura. Minimal mereka delapan jam bekerja di rumah sakit ini sesuai tupoksi dan job deskripsi,” ujarnya.

Dalam waktu dekat, Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua ini akan membenahi sistem pelayanan di rujukan nasional tersebut. Pemberlakuannya dialamatkan kepada para dokter spesialis dan dokter umum serta perawat, baik yang bertugas di klinik atau tempat rawat inap, pengontrol waktu kunjungan, hingga pemberian resep obat.

“Kesan selama ini mereka (oknum dokter) hanya datang berlalu di RSUD Jayapura tapi banyakan waktunya dihabiskan kerja di rumah sakit swasta dan mitra di Jayapura. Itu tidak boleh. Pilih mau di RSUD Jayapura atau kita pecat,” tegasnya.

Dokter Spesialis gigi yang juga putra terbaik Papua ini juga mengaku menemukan banyak masalah di RSUD Jayapura, khususnya dalam pengelolaan keuangan.

“Harusnya program kegiatan dengan menggunakan anggaran itu dapat menjawab masalah. Bukan karena keinginan oknum-oknum tertentu yang berada di rumah sakit. Ego-ego sektoral harus kita buang. Kita perlu bejalar dan membangun mitra dengan orang lain,” pungkasnya.

Menurut Aloysius, selama ini RSUD Jayapura mestinya sudah harus mandiri. Dimana subsidi kebutuhan dana operasional tidak tergantung kepada pemerintah Provinsi Papua lagi.

Dari sisi infrastruktur dan lingkungan, Aloysius memandang RUSD Jayapura tampak seperti terminal dan pasar yang kumuh. Hal itu ia temukan setelah melihat sejumlah ruang vital yang miliki rumah sakit tersebut. Seperti ruang VCT, Fisioterafi, hingga kamar ICU yang dianggap tak layak pakai. Begitu juga dengan minimnya persediaan air bersih.

Aloysius mengharapkan RSUD Jayapura ke depan dapat menjadi rumah sakit rujukan di kawasan negara-negara pasifik. Tentunya setelah dilakukan renovasi bangunan dan kelengkapan alat-alat kesehatan serta penyelesaian masalah internal manajemen, usai penyelenggaraan PON 2020.

“Master plan pembangunan ulang RSUD Jayapura dengan standart internasioal telah kami siapkan. Proses realisasinya pun akan dilaksanakan usai PON 2020, dengan berkoordinasi dengan bapak gubernur serta DPR Papua,” katanya.

Aloysius mengamati jika RSUD Jayapura selama ini dikenal dengan banyak masalah. Misalnya, banyak pasien dan masyarakat yang mengeluh lantaran tak puas dengan mutu pelayanan pihak rumah sakit. Baik dari segi pelayanan medis yang dinilai tidak ramah, minimnya obat-obatan serta perlengkapan penunjang kesehatan.

Ironisnya, masalah di internal rumah sakit ini pun selama ini telah memasuki kategori kronis dan sudah menjadi rahasia umum. Hal ini dilihat dari pengakuan beberapa karyawan yang pembayaran gajinya tidak menentu, sebagaimana dalam kunjungan Yan Permenas Mandenas ketika ia menjabat anggota DPR Papua, 2019 lalu. []  

Berita terkait
Perayaan Imlek di Jayapura Sepi
Perayaan Tahun Baru Imlek 2571 yang ditandai dengan Shio Tikus Logam di Kota Jayapura, Papua, tampak sepi. Ini penyebabnya
Eksekusi 8 Rumah Toko di Jayapura Tak Ada Perlawanan
PN Jayapura melakukan eksekusi lahan yang di atasnya ada 8 unit rumah toko. Ekskusi berjalan lancar.
Polisi Jayapura Ungkap Penimbunan BBM Bersubsidi
Ada tangki besar di dalam truk boks. Kemudian beli solar dari SPBU ke SPBU di Jayapura.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.