Perayaan Imlek di Jayapura Sepi

Perayaan Tahun Baru Imlek 2571 yang ditandai dengan Shio Tikus Logam di Kota Jayapura, Papua, tampak sepi. Ini penyebabnya
Nampak perayaan Imlek 2571 di Wihara Arya Dharma Bukit Skyline, Kota Jayapura sepi, Sabtu 25 Januari 2020. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura - Perayaan Tahun Baru Imlek 2571 yang ditandai dengan Shio Tikus Logam di Kota Jayapura, Papua, tampak sepi. Pantauan Tagar, Sabtu 25 Januari 2020, Imlek yang digelar di Wihara Arya Dharma Bukit Skyline, Kelurahan Vim, Distrik Abepura, tidak semarak perayaan tahun lalu.

Kondisi ini dikarenakan banyaknya warga Tionghoa lebih memilih merayakan Imlek di luar Papua. Sebagian besar lagi keturunan Tionghoa dari Jayapura memilih mengunjungi keluarganya di berbagai daerah.

Tahun ini sepi karena banyak keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek di luar Papua.

Sepinya perayaan Imlek di Jayapura kali ini diperkuat dengan kesaksian Irsip, selaku koordinator keamanan dan kebersihan Wihara Arya Dharma. Ia mengatakan sepinya Imlek berdampak penampilan barongsai di Wihara Arya Dharma yang tidak sesemarak 2019 lalu.

“Tahun ini sepi karena banyak keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek di luar Papua. Tadi saja barongsai hanya tampil sekali, padahal tahun-tahun sebelumnya bisa dua hingga tiga kali tampil,” kata Irship saat ditemui di Wihara Arya Dharma.

Menurutnya, pada tahun sebelumnya keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek di wihara tersebut mencapai 200 lebih. Namun, tahun ini kehadiran keturunan Tionghoa berkurang drastis hingga mencapai 50 persen.

“Tahun ini seratusan saja. Kita lihatnya sepi. Padahal tahun lalu mencapai 200 lebih,” katanya sambil berlalu usai merapikan kursi yang digunakan untuk perayaan Imlek.

Sebagaimana pengakuan Irship, sepinya Imlek tahun ini juga dibenarkan Ketua Yayasan Buddha Dharma di Jayapura, Teddy Wandianto. Dirinya mengakui jika warga keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek di Jayapura terbilang sedikt.

“Banyak (warga Tionghoa) yang berangkat, ini namanya tahun baru Imlek atau kumpul dengan keluarga, jadi kalau ada keluarga apalagi di Jawa yang sudah berumur, biasanya anak cucunya pergi ke sana,” kata Teddy di Wihara Arya Dharma.

Teddy mencontohkan adanya keberangkatan 30 hingga 40 keturunan Tionghoa dari keluarga besar usaha dagang Cipta Jaya ke Pulau Jawa. “Memang terasa kalau ada keluarga yang merayakan Imlek di luar Papua,” akunya.

Seperti diketahui, dalam pperayaan Imlek tahun ini menampilkan lima barongsai yang telah menjadi tradisi dari Tiongkok secara turun menurun. Selain untuk menghalau bala, barongsai juga digunakan untuk menghibur warga.

“Zaman dahulu barongsai digunakan untuk menghalau bala, sampai turun temurun untuk menolak bala. Kalau sekarang sudah digunakan untuk menghibur. Ada lima barongsai, cuma warna-warna saja, tidak memiliki makna tertentu,” kata Teddy.

Baginya, makna Shio tigus Logam pada Imlek 2571 sangat bagus untuk mendatangkan berkah yang melimpah ruah serta memberikan kesuksesan. Sebab kata dia, tikus adalah binatang yang bergerak degan cepat, lincah dan pintar mencari makan.

“Tikus adalah binatang yang datang pertama kali, tapi yang terakhir. Shio ini untuk seluruh dunia jadi universal,” jelasnya. []

Berita terkait
Cara Warga Tionghoa Sambut Imlek di Rokan Hilir
Warga Tionghoa di Rokan Hilir mempunyai cara yang berbeda menyambut Tahun Baru Imlek. Berikut penjelasannya.
Memeriahkan Imlek, Wartawan Kota Solo Atraksi Lion
Wartawan di Kota Solo berpartipasi memeriahkan Imlek 2020 dengan menampilkan atraksi lion. Sambutan meriah diberikan kepada awak media tersebut.
Keceriaan Anak Tionghoa, Perayaan Imlek di Makassar
Perayaan Imlek tentu menjadi kebahagiaan khususnya bagi anak-anak Tionghoa. Karena di hari raya Imlek mereka akan mendapatkan angpao dari keluarga
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura