Maklumat KPI ke Pembawa Acara TV Doyan Bercanda

KPI meminta lembaga penyiaran memberi arahan kepada seluruh pembawa acara tidak melontarkan candaan berbau SARA.
Ilustrasi nonton program televisi nasional. (Foto: StockPhoto)

Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta lembaga penyiaran memberi arahan kepada seluruh pembawa acara atau host program untuk tidak melontarkan candaan dalam bentuk pelesetan yang bersinggungan dengan unsur suku, agama, ras dan antar golongan atau SARA dalam stasiun televisi.

Bahan pelesetan berkaitan SARA dinilai sangat sensitif dan berbahaya karena dapat menimbulkan ketersinggungan dari pemeluk agama, kelompok atau suku tertentu. Hal itu dikatakan Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo saat pembinaan isi siaran dua program acara televisi yang dilakukan secara daring.

"Masih ada program lain yang menggunakan host komedian dan muatan candaan maka kami perlu ingatkan agar berhati-hati, dan selalu dalam kontrol agar tidak menimbulkan persoalan yang jauh lebih bahaya dan berujung viral oleh netizen," ujar Mulyo melalui keterangannya.

Di Indonesia yang sering ada itu solidaritas primodial. Sekam yang kering dibakar menjadi menyala.

Menurut Mulyo, program acara televisi memang lebih menarik dan menghibur jika diselingi dengan candaan. Namun bahan candaan ataupun pelesetan yang dilontarkan haruslah diukur dampaknya terhadap kerawanan sosial di masyarakat karena hal-hal berkaitan SARA sebisa mungkin untuk dihindari.

Menonton TelevisiIlustrasi menonton televisi. (Foto: pixabay.com)

Pembahasan SARA dalam siaran sudah diatur Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI tahun 2012. Di dalamnya terdapat larangan menyiarkan siaran berbau SARA dalam bentuk apapun. Larangan soal ini mestinya menjadi perhatian semua pihak yang ada dalam kelompok produksi acara di lembaga penyiaran dan juga pembawa acara.

Ketua KPI Pusat, Agung Suprio menambahkan, candaan dalam bentuk pelesetan terhadap marga tertentu dampaknya sangat krusial. Persoalan primodial itu sangat sensitif dan bisa menciptakan solidaritas yang dikhawatirkan berujung negatif.

"Di Indonesia yang sering ada itu solidaritas primodial. Sekam yang kering dibakar menjadi menyala. Oleh karena itu, host harus berhati-hati perihal pelesetan dan jangan sampai menyinggung agama, suku, ras dan antargolongan,” tutur Agung.

Pernyataan senada juga disampaikan Komisioner KPI Pusat, Mohamad Reza. Menurutnya, kehati-hatian menyangkut persoalan ini harus dikedepankan oleh lembaga penyiaran agar tidak menyinggung suku atau marga tertentu. Menurutnya, masalah suku dan ras yang sensitif ini tidak hanya di satu atau dua daerah saja.

"Host kadang lupa ketika sedang dalam euforia canda. Karena itu, penting para host ikut Sekolah P3SPS KPI. Karena kami sendiri belum bisa menjangkau host,” kata Reza.

Berita terkait
Sehun EXO Pikir-pikir 'Nyemplung' di Dunia Film
Personel boyband EXO, Sehun sedang mempertimbangkan mendapat tawaran nyemplung di dunia film.
Film Si Doel Comeback, Rano Karno Siapkan Miniserinya
Kabar baik bagi penggemar sinetron dan film seri Si Doel. Sang sutradara, Rano Karno mempersiapkan kelanjutan kisahnya lewat miniseri terbaru.
Bioskop Film Nyaris Mati, Sutradara James Bond 'Teriak'
Sutradara James Bond seri Skyfall, Sam Mendes tak tahan lagi. Ia teriak agar industri bioskop lepas dari ancaman nyaris mati.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.