Bawaslu dan Kementerian Agama Sepakat Cegah Politik Identitas Jelang Tahun Politik

Menag Yaqut atau yang akrab disapa Gus Men mengapresiasi upaya Bawaslu dalam upaya menangani politisasi identitas atau politisasi SARA tersebut.
Pertemuan antara Bawaslu dan Kementerian Agama, Jumat, 16 Desember 2022.

TAGAR.id, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menerima kunjungan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja di kantor pusat Kementerian Agama, Jakarta. Pertemuan itu mendiskusikan upaya pencegahan praktik politik identitas jelang tahun politik.

"Memang kita perlu kesepakatan bersama menangani politisasi identitas, atau politisasi SARA. Ini yang Bawaslu coba dalam beberapa pertemuan untuk mendiskusikan hal ini," ucap Rahmat Bagja dilansir dari laman kemenag.go.id, Minggu, 18 Desember 2022.

Menag Yaqut atau yang akrab disapa Gus Men mengapresiasi upaya Bawaslu dalam upaya menangani politisasi identitas atau politisasi SARA tersebut.

"Saya turut senang jika banyak pihak yang terlibat menangani persoalaan yang substantif ini. Terus terang, pekerjaan ini tidak mudah. Menjaga republik ini tidaklah mudah, harus banyak yang terlibat," ujar Gus Men.

Diskusi berlangsung selama sekitar 30 menit dengan jamuan teh hangat. Turut hadir, Staf Khusus Menag, Adung Abdul Rochman.

Dalam pertemuan itu, dibahas juga tentang larangan kampanye di tempat ibadah dan tempat pendidikan. Aturan itu tertuang dalam Pasal 280 huruf h UU 7/2017 tentang Pemilu.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama Sebut Anies Baswedan Menikmati Politik Identitas
Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama, Nur Ahmad Satria (NAS) berpendapa, Anies Baswedan menikmati politik identitas.
Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia Bisa Jadi Momentum Akhiri Polarisasi dan Politik Identitas Jelang Pemilu 2024
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menegaskan, penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar untuk pertama kali di dunia Islam.
Waspadai Kelompok Radikal Provokasi SARA dan Politik Identitas di Pemilu 2024
Semua pihak diingatkan untuk mewaspadai kelompok radikal yang memanfaatkan momentum menjelang Pemilu 2024 untuk menghancurkan persatuan.