Mahasiswi Terlibat ISIS di Suriah Saat Ini Diperiksa Tim Densus 88

Mahasiswi terlibat ISIS di Suriah saat ini diperiksa Tim Densus 88. Namanya Irma Novianingsih, status terakhir sebelum menghilang, ia adalah mahasiswi IAIN Tulungagung, Jawa Timur.
Mahasiswi Terlibat ISIS di Suriah Saat Ini Diperiksa Tim Densus 88. Ini dokumentasi Irianah Hasibuan (49) memperlihatkan foto anaknya Nurhidayah (23) alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumutwarga Jalan Pelita IV Medan yang hilang sejak 2 Desember 2008, mendatangi Mapolda Sumut di Medan, Kamis (28/4/2011). Sejumlah warga dari berbagai daerah di Sumut mengaku kehilangan anaknya dalam beberapa tahun terakhir karena diduga terlibat dalam aliran sesat dan meminta pihak kepolisian setempat agar secepatnya untuk menindak kasus tersebut. (Foto: Antara/Septianda Perdana)

Tulungagung, (Tagar 27/5/2018) - Seorang mahasiswi IAIN Tulungagung, Jawa Timur, dilaporkan telah dideportasi dari negara Suriah menggunakan pesawat Turkish Airlines TK-056, kembali ke Indonesia bersama tujuh WNI lain dari berbagai daerah karena diduga terlibat jaringan internasional ISIS/FTF.

Kapolres Tulungagung AKBP Rofik Sukendar, Minggu (27/5), mengkonfirmasi akurasi informasi yang beredar di media sosial tersebut.

"Iya memang betul. Tadi kami sudah cek ke satuan atas. Dan saat ini yang bersangkutan posisi masih di Jakarta dan masih dimintai keterangan oleh tim Densus 88 Anti Teror," kata Kapolres Rofik Sukendar di Tulungagung, Minggu (27/5).

Data yang beredar, mahasiswi dimaksud bernama Irma Novianingsih (24).

Irma ini merupakan bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Riyadi (47) dan Mujiatin (50), warga Desa Dukuh, Kecamatan Gondang.

Irma dideportasi bersama tujuh WNI lain yang juga disinyalir terlibat jaringan ISIS di Suriah.

Mereka masing-masing adalah Fitri Luthfiana (43), Nayla Kanimah Abdullah (3), Humairoh Humairoh (12), Hamzah Abdullah (9), Ainun Jariyah (21), Wasiatun Nisa Damad (33), dan Qurrota Ayun Muhdi (23).

Irma dan tujuh WNI yang sebagian diyakini sekeluarga ini kini menjalani pemeriksaan intensif tim Densus 88 Anti-teror di Rutan Bambu Apus, Jakarta Timur.

"Sudah barang tentu kami dari satuan wilayah akan memonitor terus dan bekerja sama dengan satuan atas agar bisa terus mengawasi, memantau dan menginformasikan kepada masyarakat bahwa situasi terkait adanya warga Tulungagung yang dideportasi, masih dalam kondisi terkendali," kata Rofik Sukendar memastikan.

Ia mengimbau masyarakat tidak panik atau resah. Namun Kapolres juga mengingatkan agar warga tetap waspada dan melaporkan ke aparat kepolisian jika mengetahui ada orang atau sesuatu yang dianggap mencurigakan.

"Jangan bertindak sendiri. Tetap berkoordinasi, percayakan keamanan kepada kami," ujarnya.

Kabar keterlibatan mahasiswi Tulungagung dalam gerakan ISIS dan sempat berhijrah ke Suriah tersebut sempat dikonfirmasikan ke pihak Rektorat IAIN Tulungagung.

"Saudari Irma Novianingsih ini memang pernah kuliah di sini. Di IAIN Tulungagung. Namun menurut catatan akademik, yang bersangkutan sudah setahun ini tidak aktif tanpa memberi keterangan," kata Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Tulungagung M. Abdul Aziz.

Irma disebut Aziz sudah tidak aktif dalam kegiatan perkuliahan lagi sejak semester 6, dan setelah itu dinyatakan menghilang tanpa keterangan.

Pihak keluarga, yakni kedua orang tuanya enggan dimintai keterangan. Kendati menerima kedatangan para wartawan, Riyadi dan Mujiatin enggan diwawancarai secara terbuka.

"Saya juga sudah mendengar kabar tersebut," kata Riyadi.

Menurut dia, pasca munculnya kabar tersebut beberapa kali ada aparat yang menyambangi kediamannya.

Bahkan sebelum kedatangan beberapa awak media, ada personel dari Polres Tulungagung yang berkunjung.

Sedangkan sehari sebelumnya juga ada dari Koramil dan Polsek Gondang.

"Maaf, selebihnya silakan ditanyakan ke aparat bersangkutan," katanya.

Riyadi dan Mujiatin mengakui masih tertekan dengan perkembangan yang terjadi.

Wajah keduanya datar, tatapan terkadang kosong.

"Masih kaget dan tidak percaya karena tiba-tiba banyak petugas yang datang dan melakukan penggeledahan," tutur Mujiatin dengan mata sembab. 

Diduga banyak mahasiswi di berbagai daerah di Tanah Air terlibat jaringan sesat, jaringan teroris atau ISIS. Dokumen lama menunjukkan di antaranya Irianah Hasibuan (49) warga Medan, memperlihatkan foto anaknya Nurhidayah (23) alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumutwarga Jalan Pelita IV Medan yang hilang sejak 2 Desember 2008. Irianah Hasibuan mendatangi Mapolda Sumut di Medan, Kamis (28/4/2011).

Sejumlah warga dari berbagai daerah di Sumut mengaku kehilangan anaknya dalam beberapa tahun terakhir karena diduga terlibat dalam aliran sesat dan meminta pihak kepolisian setempat agar secepatnya menindak kasus tersebut. (ant/af)

Berita terkait