Jeneponto - Mahasiswa asal Indonesia yang bersekolah di Beijing University of Traditional Chinese Medicine, Nurwahyuni mengatakan akibat penyebaran dan penularan virus corona membuat kondisi Beijing dan Wuhan, lumpuh total. Itu terbukti alat transportasi sudah dihentikan akibat virus tersebut sudah menelan banyak korban Jiwa.
"Saya dan orang-orang yang berada di Beijing dan Wuhan mengisolasi diri dalam rumah karena takut terjangkit virus corona," kata Nurwahyuni di Jeneponto, Minggu, 2 Februari 2020.
Meski telah mendengar kabar penyebaran virus corona di China, mahasiswa kedokteran tersebut, ternyata tidak meninggalkan asrama, tempat tinggalnya saat itu.
"Saya tetap bertahan tinggal disana demi menyelesaikan pendidikan kedokteran," ucap dia.
Saya dan adik bernama Ana yang sama-sama melanjutkan pendidikan di Beijing langsung pulang ke kampung halaman di Kabupaten Jeneponto.
Perempuan berusia 22 tahun itu menuturkan dirinya dan teman-teman harus menggunakan masker, jika ingin keluar dari tempat tinggal (asrama). Bahkan mencegah virus menular, semua orang yang keluar dan kembali ke asrama suhu tubuh diperiksa.
"Hal tersebut untuk mengantisipasi virus itu tidak menjangkit atau menular pada diri kita sendiri," tuturnya.
Namun, setelah beberapa hari virus corona semakin mengancam keselamatan, akhirnya salah seorang dosen di tempat kuliahnya itu menyuruh pulang ke kampung halaman. Pasalnya, saat itu belum ada kejelasan dari pihak Universitas kapan proses belajar mengajar kembali dilakukan sejak keberadaan wabah tersebut.
"Atas penyampaian itu, saya dan adik bernama Ana yang sama-sama melanjutkan pendidikan di Beijing langsung pulang ke kampung halaman di Kabupaten Jeneponto," ujarnya. []
Baca juga: