Mahasiswa di Sleman Dua Kali Gagal Bunuh Diri

Sebelum ditemukan meninggal diduga bunuh diri, mahasiswa asal Sumenep, Madura sudah berusaha bunuh diri dengan minus racun tikus
Petugas Polsek Mlati melakukan olah TKP di kamar korban ditemukan tewas bersimbah darah, Kamis 30 Januari 2020 malam (Foto: Dok Polsek Mlati/Tagar/Evi Nur Afiah)

Sleman - Seorang mahasiswa di Sleman, Yogyakarta bernama Faizal Hidayah 24 tahun ditemukan tak bernyawa di kamar kos yang beralamat di Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta, pada Kamis 30 Januari 2020 malam. Korban ditemukan dalam keadaan bersimbah darah di dalam kamar.

Menurut sejumlah orang dekat, sebelum meninggal ternyata korban yang berasal dari Sumenep, Madura, Jawa Timur ini sudah beberapa kali ingin bunuh diri. Pengakuan itu dari sepupu korban maupun Karjono, pemilik kos.

Kapolsek Mlati Komisaris Polisi Haryanto melalui Kanit Reskrim, Inspektur Satu Nur Dwi Cahyanto mengungkapkan, sebelum ditemukan tewas, korban berkali-kali mencoba bunuh diri. Korban pernah meminta racun tikus dengan alasan untuk dimakan sendiri.

"Keterangan pemilik kos, korban pernah meminta tolong untuk memberikan racun tikus dengan alasan untuk dimakan sendiri namun dilarang dan dinasehati sehingga tidak jadi," kata Kompol Haryanto kepada wartawan, Jumat 31 Januari 2020.

Selain meminta kepada pemilik kos, berdasarkan pengakuan dari sepupu korban, pada Rabu 29 Januari 2020 korban juga sempat meminta dibelikan racun tikus untuk diminum sendiri, namun tidak diberikan.

Sementara itu, kabar yang beredar di media sosial bahwa korban nekat mengakhiri hidupnya dengan cara menggorok lehernya menggunakan gerinda atau gergaji yang biasa digunakan untuk memotong keramik. Korban diduga frustasi karena skripsi yang dikerjakan tidak selesai-selesai.

"Katanya akhir-akhir Ini dia sering stress karena udah semester akhir tapi skripsi nggak kelar. Terakhir itu revisi terus pengaruh psikis juga soalnya udah trial error gitu buat Sucide. Berkali-kali kemarin dia minta temennya beliin racun tikus tahunya mau diminum sendiri, eh terus gak jadi meninggal. Akhirnya digorok lehernya pakai keramik kamar masuk akal nggak?," tulis pesan WhatsApp grup yang beredar di twitter.

Namun hal itu dibantah oleh pihak kampus tempat korban mengenyam kuliah. Saat dikonfirmasi oleh wartawan, Kepala Biro Humas, Kerjasama dan Protokol (BHKP) Sinta Maharani di kampus tersebut menyebut, korban sudah menyelesaikan skripsinya. "Sudah sidang kemarin tanggal 13 Januari 2020. Sudah beres, tinggal wisuda nanti Maret," katanya.

Sinta mengaku kaget ketika mendengar kabar bahwa korban yang merupakan calon perawat tersebut tewas dengan cara mengenaskan. Pasalnya korban dikenal sebagai mahasiswa yang baik.

Menurut dia setelah mendengar korban meninggal, pihak kampus langsung menuju ke kos korban. "Semalam kami dikasih tahu. Kami langsung ke TKP. Kami menguruskan jenazahnya. Kasus ini masih dalam proses menghimpun data. Anak ini (korban) bagus kok, soleh, tertib, salat ke masjid kata pak kosnya," ucapnya.

Sudah sidang kemarin tanggal 13 Januari 2020. Sudah beres, tinggal wisuda nanti Maret.

Sinta mengatakan atas meninggalnya mahasiswanya ini, pihak kampus mengucapkan bela sungkawa. "Kami dari kampus merasa berduka cita atas meninggalnya mahasiswa kami. Berbelasungkawa yang sangat dalam. Dan kami juga sudah kontak keluarganya juga," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, korban ditemukan tak bernyawa di kamas kos pada Kamis 30 Januari 2020 sekitar pukul 19:00 WIB malam. Korban yang bersimbah darah itu ditemukan pertama kali pemilik kos Karjono.

Karjono melaporkannya kepada kepala Dukuh Desa setampat selanjutnya menghubungi Polsek Mlati. Petugas yang mendapati laporan langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama tim puskesmas Mlati untuk melakukan pemeriksaan terhadap korban. Hasil pemeriksaan tim Dokter Puskesmas Mlati, korban diperkirakan meninggal kurang lebih 4 jam sebelum ditemukan.

Selain itu, pada tubuh korban ditemukan luka terbuka pada leher akibat dari alat gerinda yang dipakai untuk melukai diri korban. Saat dilakukan olah TKP, petugas juga menemukan surat wasiat di dalam kamar. Surat itu diduga telah ditulis korban. 

Dalam surat berisi permohonan maaf telah membuat kesalahan kepada keluarga dan ungkapan sayang ke keluarga. Isi surat di tulis dalam bahasa Madura.

Setelah usai dilakukan pemeriksaan di lokasi, selanjutnya jenazah korban di bawa ke rumah sakit Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr Sardjito untuk dilakukan perawatan jenazah. []

Baca Juga:

Berita terkait
Surat Wasiat Mahasiswa Diduga Bunuh Diri di Sleman
Mahasiswa asal Sumenep ditemukan meninggal bersimbah darah di kamar kos di Sleman, Yogyakarta. Korban diduga bunuh diri. Ada surat wasiat di sana.
Pelajar Bunuh Diri, KPAI Minta SD Siapkan Psikolog
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) membutuhkan psikolog di sekolah untuk membendung upaya bunuh diri yang dilakukan pelajar.
Depresi, Perempuan di Kediri Coba Bunuh Diri
Seorang perempuan bernama Siti mencoba bunuh diri dengan melompat ke Sungai Brantas, Kediri akibat depresi yang dialami selama 5 tahun.
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).