Mahasiswa Aceh Barat Belajar Daring di Atas Gunung

Pelajar dan mahasiswa di Desa Cangai, Kecamatan Pante Ceuremen, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, terpaksa harus mengikuti belajar online di atas gunung.
Sejumlah pelajar dan mahasiswa di Desa Cangai, Kecamatan Pantai Ceuremen, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, mencari jaringan untuk mengikuti Proses Belajar mengajar (PBM) Dalam Jaringan (Daring) di atas gunung. (Foto: Tagar/Istimewa).

Aceh Barat – Tidak ada sinyal, sejumlah pelajar dan mahasiswa di Desa Cangai, Kecamatan Pante Ceuremen, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, terpaksa harus mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM) Dalam Jaringan (Daring) di atas gunung.

Novia Marsita, salah seorang mahasiswa Akademi Keperawatan (Akper) mengaku hampir setiap harinya harus mencari jaringan untuk mengikuti PBM daring, kondisi seperti ini sudah dialami Novia sejak awal diterapkannya PBM daring. 

“Kami sangat kesulitan dalam mencari jaringan, terkadang kami harus ke warung untuk mencari jaringan dan bahkan ke gunung atau pinggir sungai untuk mengikuti kuliah daring,” Kata Novia, Kamis, 27 Agustus 2020.

Dalam sehari ia dan teman-temannya bisa menghabiskan paket kuota internet sebanyak 5 hingga 10 GB yang dibeli dengan uang pribadinya untuk menggunakan Aplikasi Zoom dan Aplikasi belajar online lainnya.

“Kami berharap semoga cepat ada jaringan internet dan kalau bisa kita di dalam rumah juga sudah ada jaringan,” katanya.

Kami sangat kesulitan dalam mencari jaringan, terkadang kami harus ke warung untuk mencari jaringan dan bahkan ke gunung atau pinggir sungai.

Sementara itu, Ayuni yang merupakan salah seorang mahasiswa di salah satu Universitas di Banda Aceh juga mengalami hal yang sama, selama diberlakukannya PBM daring ia harus pulang ke rumahnya yang berada di Desa Cangai, Aceh Barat karena kampus saat ini tutup dan semua aktivitas perkuliahan dilakukan secara Daring.

“Kami lebih memilih belajar di gunung ini karena kalau di rumah tidak ada jaringan, kalau dulu itu sempat ada tetapi sekarang udah hilang,” kata Ayuni.

Ia lebih memilih belajar di atas gunung karena jarak desa tempat ia tinggal dengan kota cukup jauh sehingga kalau pergi ke kota akan menghabiskan biaya yang lebih seperti untuk membeli bensin untuk sepeda motor serta biaya dirinya selama di sana. “Selama saya belajar online ini dalam sebulan lebih kurang saya bisa habiskan uang sekitar 100 ribu,” katanya.

Selain dirinya juga terdapat pelajar lainnya yang bersal dari desa berbeda yang juga mencari jaringan utuk mengikuti PBM daring di gunung tersbut.

“Ada yang dari Desa Cangai, Jambak, Lawet dan Desa Tambang ada juga karna jaringan disini lumayan bagus tapi kadang-kadang juga hilang jaringannya,” katanya. []

Berita terkait
Lapas di Aceh Rawan Penyeludupan Narkoba
Penyeludupan narkoba ke Lapas di Aceh tentunya bukan merupakan hal yang baru dan sudah sering terjadi.
Rokok Impor Ilegal di Aceh Dipasok Melalui Laut
Rokok ilegal dipasok ke Aceh dari tiga negara di Asia Tenggara, yakni Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Teror Kekerasan Perempuan dan Anak di Aceh Tamiang
Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh masih tinggi.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.