Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengadakan Rapat Koordinasi Targeted Testing dan Tracing Covid-19 secara virtual di Jabodetabek dan Bali pada Selasa, 13 Oktober 2020. Tujuan rapat tersebut, untuk menangani melonjaknya angka kasus penderita Covid-19 dengan melakukan pengetesan dan pelacakan.
"Saat ini kita tengah menyiapkan vaksin untuk Covid-19, diharapkan November 2020 sudah dapat kita terima", ungkap Menko Luhut Pandjaitan yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Selagi menunggu datangnya vaksin, Luhut menekankan pentingnya melakukan targeted testing dan tracing.
Penasehat Menko Bidang Penanganan Covid Monica Nirmala melanjutkan, 80 persen kasus baru disebabkan oleh 20 persen orang yang terinfeksi.
"Penularan Covid-19 didominasi oleh segelintir orang yang terinfeksi, yang disebut sebagai super spreaders. Mereka mampu menularkan virus kurang lebih 2 hari sebelum timbul gejala, hingga 10 hari setelah bergejala. Oleh karena periode infeksius yang singkat ini, maka waktu dan kecepatan respon kita sangat penting untuk memutus rantai penularan. Time is of the essence (waktu adalah kunci),” ujar Monica.
Sementara Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan, di Jakarta terjadi penurunan proporsi cluster perkantoran selama 14 hari terakhir setelah dilakukan targeted testing dan tracing. " Testing ini diterapkan secara gratis kepada 8.000 spesimen perharinya," ujar Anies.
Garda terdepan dari testing dan tracing ini menurut Anies adalah puskesmas kecamatan. Ada dua komponen di setiap puskesmas. Pertama, digital tracer yang bertugas untuk melakukan investigasi kasus dan menindaklanjuti semua kontak eratnya. Kedua, koordinator lapangan di setiap kecamatan yang melibatkan 1.500 ASN dan relawan.
Saat ini kita tengah menyiapkan vaksin untuk Covid-19, diharapkan November 2020 sudah dapat kita terima.
Jika digital tracer hanya melakukan pelacakan kontak erat secara daring, koordinator lapangan terjun langsung ke lokasi untuk menemui dan mendampingi pasien serta melacak kontak eratnya.
Selain itu, Pemerintah DKI Jakarta telah menyediakan aplikasi Jakarta Terkini (JAKI) yang digunakan oleh lebih dari 800 ribu pengguna aktif di Jakarta. JAKI dapat digunakan untuk melaporkan pelanggaran protokol kesehatan maupun tracing pasien Covid-19.
Gubernur Bali I Wayan Koster dalam rakor tersebut mengatakan, kondisi sudah mulai membaik di wilayahnya. "Pertumbuhan kasus baru cenderung menurun, yakni penambahan angka pasien Covid-19 di bawah 100 kasus per hari. Tingkat kesembuhan meningkat hingga 86,37%. Angka meninggal pun dapat dikendalikan menjadi di bawah lima persen", papar I Wayan Koster.
Adapun Jawa Barat dari yang sebelumnya memiliki lima zona merah, sejak 6 Oktober hingga 11 Oktober 2020 tersisa tiga Kabupaten/Kota saja. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakaan, untuk menekan angka tersebut, pemerintah Jawa Barat memanfaatkan QR Code Check-in bagi orang yang masuk ke gedung negara untuk mempermudah tracing.
- Baca Juga : Luhut: Koordinasi Jadi Kunci Turunkan Angka Positif Covid-19
- Baca Juga : Luhut Luncurkan Restorasi Terumbu Karang Terluas di Dunia
Dalam rapat ini, juga dibahas kemungkinan lonjakan kasus pada akhir bulan Oktober ini, mengingat pada libur panjang Agustus lalu, jumlah kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta sempat meningkat tajam hingga lebih dari 60 persen. "Kita perlu membuat rencana untuk mengantisipasi hal ini", pesan Menko Luhut.[]
