Jakarta – Maskapai penerbangan Lion Air dikabarkan akan mencatakan sahamnya melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lion Air menargetkan bisa meraih 1 miliar dolar AS atau setara Rp 14,1 triliun dari pelepasan saham. Ini menjadi IPO dengan nilai terbesar dalam sejarah pasar modal Indonesia.
Rencana IPO maskapai penerbangan terbesar di Asia Tenggara itu dibenarkan oleh juru bicara Lion Air, Danang Prihantoro. "Ya benar, Lion dalam proses untuk IPO," katanya kepada AFP seperti diberitakan dari Channel News Asia. Dana dari hasil IPO untuk memperkuat modal kerja.
Danang belum mau bercerita kapan rencana Lion akan melantai di pasar modal. Soal siapa yang akan menjadi penjamin emisi IPO juga belum mau diungkapkan. Lion sebenarnya pernah berencana untuk IPO tapi kemudian ditunda. Kini, wacana itu muncul lagi.
Bila jadi IPO, maka Lion Air akan menjadi maskapai komersial ketiga yang mencatatkan sahamnya di BEI. Sebelum PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, induk usaha dari Garuda dan Citilink, PT AirAsia Indonesia Tbk dan Indonesia Air milik MNC Group melalui PT Indonesia Transport and Infrastructre Tbk telah menjadi perusahaan publik.
Rencana IPO ini dilakukan ditengah perusahaan itu dirundung maalah. Bulan lalu, Lion mengalami kebocoran jutaan data penumpang. Dua anak perusahaan Lion Air yakni Malindo Air yang berbasis di Malaysia dan Thai Lion Air, mengakui data penumpang mungkin telah dicuri dari server jarak jauh yang dioperasikan oleh Amazon. Oktober tahun lalu, pesawat Lion Air Boeing 737 MAX jatuh ke perairan Jawa setelah tiga belas menit lepas landas dan kehilangan kontak, menewaskan 189 penumpang dan kru pesawat.
- Baca Juga: Dua Kali Jatuh, 10 Pesawat Boeing 737 MAX 8 Masih Dipakai Lion Air
- Viral, Lion Air Berulah Keluarga Asal Siantar Rugi Rp 13 Juta
(Dimas Wijanarko)