Jakarta – Operator transportasi massal PT LRT Jakarta resmi membangun kerjasama dengan perusahaan layanan keuangan digital milik pemerintah LinkAja dalam hal pembayaran tiket perjalanan dengan sistem nontunai. Melalui penerapan transaksi digital, diharapkan tercipta akuntabilitas yang baik serta memudahkan dalam hal operasional di lapangan.
"Tidak hanya melayani pembelian tiket menggunakan uang elektronik berbasis kartu, kami juga mengembangkan inovasi pembelian tiket berbasis server melalui kerja sama dengan LinkAja,” demikian yang dikatakan oleh Direktur Utama PT LRT Jakarta Wijanarko seperti yang dikutip dari laman resmi Pemprov DKI Jakarta, Senin, 4 Agustus 2020.
Menurut dia, opsi pembayaran dengan LinkAja merupakan bentuk peningkatan layanan PT LRT Jakarta dalam memenuhi kebutuhan para pengguna LRT Jakarta yang semakin banyak bertransaksi secara nontunai.
“Semoga dengan adanya kerja sama ini misi kami untuk mengembangkan jaringan transportasi publik yang modern dan terintegrasi dapat segera terwujud," ujarnya.
Adapun, tarif yang berlaku untuk LRT Jakarta adalah sebesar Rp 5.000. Meski demikian, jumlah yang akan ditransaksikan pada saat masuk pintu sebesar Rp 8.500. Nantinya, saldo sebesar Rp 3.500 akan dikembalikan setelah penumpang melakukan tap out di pintu keluar.
Perlu diketahui, pengembalian sisa saldo ini tidak dikenakan apabila penumpang LRT Jakarta memilih untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan BRT Transjakarta pada gate integrasi di stasiun Pemuda - Velodrome.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja menyebut kolaborasi LinkAja sebagai mitra pembayaran merupakan bentuk komitmen perusahaan agar menjadi bagian solusi kebutuhan harian masyarakat.
"Kami harap semakin banyak masyarakat yang dapat teredukasi mengenai pentingnya penggunaan transaksi digital dalam kegiatan sehari-hari, termasuk saat melakukan perjalanan," katanya.