Lima Tokoh Dunia Penyandang Tunarungu

Tunarungu tidak seharusnya menjadikan seseorang seseorang terhalang untuk meraih cita-citanya.
Doug Alker. (Foto: bslzone.co.uk)

Jakarta - Gangguan fungsi pendengaran yang terjadi pada penyandang tuna rungu tidak seharusnya menjadikan seseorang terhalang untuk meraih cita-citanya.

Mungkinkah orang-orang yang terlahir cacat memiliki kesempatan sama dengan mereka yang normal untuk menggapai kesuksesan. 

Berikut sejumlah tokoh dunia yang sukses di bidangnya masing-masing merupakan penyandang tuna rungu. 

1. Richard Pimentel

Richard PimentelRichard Pimentel. (Foto: nihrecord.nih.gov)

Bernama asli Richard Keith Pimentel, dia lahir di Portland, Oregon, Amerika Serikat. Usai menyelesaikan studinya di Sekolah Tinggi Jefferson, Richard kemudian mendaftar di Angkatan Darat AS yang membuatnya dikirim untuk berperang di Vietnam. Akibatnya, Richard kehilangan pendengarannya akibat ledakan bom.

Mendapati telinganya yang tidak lagi berfungsi normal membuat Richard stres hingga membuatnya kembali ke kampus. Di sana dia bertemu Art Honneyman seorang penderita cerebral palsy, pria cerdas dan paling lucu yang pernah dikenalnya.

Richard kemudian mulai memiliki banyak aktivitas, seperti konsultan, pembicara, pelatih profesional dan penulis sejumlah kurikulum dan panduan pelatihan.

Pada 2008, Richard dianugerahi gelar doktor kehormatan di bidang humaniora oleh Universitas Portland. Bahkan, inspirasi kisah kehidupan Richard diangkat ke layar lebar dengan judul Music Within (2007).

2. Ben Christopher Cohen

Ben Christopher CohenBen Christopher Cohen. (Foto: mirror.co.uk)

Seorang tuli yang lahir dia Northampton, pada 14 September 1978. Dia merupakan pemain rugby profesional Inggris dengan posisi pemain sayap, pernah menjuarai Rugby World Cup pada tahun 2003.

Suami Abby Cohen ini juga berusaha untuk membuat rugby lebih mudah diakses oleh kaum tuli, terutama untuk pemain muda tuli.

Setelah tidak lagi aktif di dunia atlet, Ben Cohen kemudian berkarier di Ben Cohen StandUp Foundation yang mana fokus untuk memerangi homophobia dan bullying. 

3. Matthew Stanley Hamill (The Hammer)

Matthew Stanley HamillMatthew Stanley Hamill. (Foto: zimbio.com)

Matthew Stanley Hamill merasakan tuli sejak lahir, meski demikian dia merasa tidak ada perbedaan dengan anak normal lainnya. Matt akhirnya menggeluti dunia gulat yang langsung di bawah asuhan ayah tirinya yang merupakan pelatih gulat.

Namanya tercatat sebagai pegulat tuna rungu pertama yang menjuarai National Collegiate Wrestling Championship. Hingga akhirnya, dia mendapat julukan "The Hammer". 

Prestasi Matt adalah pernah meraih juara gulat NCCA tiga kali divisi III kelas (kelas 167 lb pada tahun 1997, kelas 190 lb pada tahun 1998 dan kelas 197 lb pada tahun 1999). 

Matt Hamill juga meraih medali perak di Gulat Greco-Roman dan medali emas di Freestyle Wrestling musim panas Deaflympics tahun 2001. Matt Hamill juga berkompetisi pada UFC (Ultimate Fighting Championship).

Kehidupan pria kelahiran 5 Oktober 1976 juga diangkat ke layar lebar dengan judul The Hammer (2010), menjadi salah satu film yang menginspirasi dimana karakter Matt sendiri diperankan juga oleh seorang aktor deaf.

4. Doug Alker

Doug AlkerDoug Alker. (Foto: bslzone.co.uk)

Pada 1997, Doug Alker mendirikan kelompok Federation of Deaf People (FDP). Saat itu dia berhasil menekan pemerintah Inggris sehingga pada tanggal 18 Maret 2003 pemerintah resmi mengakui British Sign Language.

Selain itu, dia juga mantan ketua British Deaf Association and the Royal National Institute for the Deaf. Sepanjang hidupnya, dia telah menerbitkan sekitar 200 buku. Buku yang terkenal tentang kritiknya tentang tuli yang berjudul “Really Not Interested in the Deaf?”

5. Marie Heurtin

Marie HeurtinMarie Heurtin. (Foto: fillesdelasagesse.cef.fr)

Marie Heurtin dilahirkan dari seorang miskin keluarga petani pada 13 april 1885 di Vertou, Prancis. Hingga akhirnya, Marie harus dititipkan ke sebuah biara di Larnay.

Di biara ini, Marie diajarkan bahsa isyarat oleh suster Sainte-Marguerite hingga 10 tahun lamanya. Marguerite dengan tekun mengajar Marie dengan perlahan-lahan mulai dari isyarat untuk benda-benda, abjad braille, konsep abstrak, menggunakan mesin ketik, bermain domino, menjahit, merajut, belajar sejarah, geografi, mengetahui waktu, dan tatakrama.

Saat usianya menginjak 25 tahun, Marguerte meninggl pada tahun 1910.  Adik Marie yang buta tuli kemudian ikut belajar di Larnay. Marie meninggal pada 22 Juli 1921 akibat penyakit paru yang dideritanya.

Kisah kehidupan dan perjuangan Marie diangkat ke layar lebar dengan judul Marie's Story (2014). []


Berita terkait
Tuna Rungu di Sumbar Butuh Penerjemah Bahasa Isyarat
Penerjemah bahasa isyarat di Sumatera Barat khususnya kota Padang sangat minim. Olehnya itu Sumbar sangat membutuhkan penerjemah.
Dengan Alat Ini, Komunikasi dengan Tunarungu-Tunawicara Tak Lagi Sulit
Dia menyebutkan, dari gerakan tersebut akan mengeluarkan output berupa bahasa verbal tulis atau rangkaian huruf. Output tersebut dikonversikan dalam bentuk suara.
Angkie Yudistia, Tunarungu Jadi Staf Khusus Jokowi?
Angkie Yudistia disebut-sebut masuk dalam daftar 12 nama staf khusus Presiden Jokowi.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.